Petis Runting, Makanan Khas Pati nan Menggugah Selera

Petis Runting, Makanan Khas Pati nan Menggugah Selera
info gambar utama

Dikenal sebagai kota penghasil bandeng, tetapi nyatanya Pati juga memiliki makanan khas dari daging kambing yang menggugah selera, lho, yaitu petis runting.

Dikutip dari laman Kabupaten Pati, ada banyak makanan khas kabupaten Pati, yaitu nasi gandul, mangut ndas manyung, soto kemiri, petis kambing runting, kotokan gereh tongkol, sego tewel, kempleng urang, botok masin, dan sayur tempe bosok. Petis kambing runting atau lebih dikenal petis runting adalah satu dari sembilan makanan khas Kabupaten Pati.

Meskipun belum setenar nasi gandul atau mangut kepala manyung, petis runting memliki rasa yang tidak kalah lezat. Kuahnya yang kental kaya akan cita rasa bumbu dan daging kambingnya mampu memanjakan selera. Bagi Kawan yang menyukai pedas, bisa menambahkan sambal pada kuahnya.

Petis runting bisa disantap sendiri seperti kita memakan bakso atau sebagai teman menyantap nasi. Pokoknya, kuliner ini cocok dinikmati setiap saat, baik saat sarapan pagi, makan siang, maupun makan malam usai beraktifitas. Petis runting juga tidak mengenal cuaca, segar dinikmati kala panas dan hangat dinikmati kala hujan.

Meskipun namanya petis, jangan dibayangkan bentuknya seperti petis ikan yang berwarna hitam itu, ya, Kawan. Petis runting ini makanan berkuah yang lebih mirip seperti gulai kambing, hanya saja warna kuahnya lebih gelap.

Nah, mengapa makanan berbahan dasar kambing bisa menjadi makanan khas daerah penghasil bandeng, ya? Yuk, simak sejarahnya.

Dikutip dari Solo Pos, konon, munculnya ide membuat sajian petis kambing ini karena melimpahnya daging kurban saat perayaan Hari Raya Iduladha di Runting pada era 1970-an. Runting sendiri merupakan nama sebuah dukuh yang terletak di Desa Tambaharjo Kecamatan Pati. Jadi, letaknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Pati. Sekitar 5 km saja dari Alun-alun Kota Pati.

Petis kambing runting adalah kuliner khas Pati semacam gulai, berbentuk cair, tetapi agak kental. Terbuat dari tepung beras agak kasar yang disangrai dengan bahan daging kambing atau tulang kambing (balungan), sumsum yang biasanya dinikmati dalam keadaan panas.

Cara pembuatannya, perlu merebus iga kambing sampai lunak. Lalu, masukkan bumbu halus dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, kunyit, cabai merah, ketumbar, terasi, dan garam. Kemudian, tambahkan daun jeruk, tepung petis, kecap manis, dan gula merah. Masak sampai bumbu meresap.

Bisa kawan bayangkan kuah yang terbuat dari kaldu iga kambing bersama dengan bumbu lainnya tentu akan menghasilkan cita rasa yang lezat. Daging iga kambing tidak lagi berbau karena tertutup aroma wangi dari daun jeruk dan bumbu lainnya. Tepung petis memberi rasa kekentalan yang khas. Nikmat untuk diseruput disela-sela memakan kekenyalan daging iga kambing.

Ada cabai merah yang memberi rasa sedikit pedas. Tak perlu khawatir, bagi yang tidak suka pedas masih tetap bisa menikmatinya. Bahkan, bagi yang punya gangguan lambung, seperti penulis, tidak masalah untuk menyantapnya!

Warung Sederhana Penjual Petis Runting
info gambar

Jika kawan ingin menikmati kelezatan petis runting, Kawan tidak harus mengunjungi langsung Dukuh Runting karena kuliner ini sudah tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Pati. Salah satunya adalah di sebuah warung kecil bernama Warung Mas Izam di Dukuh Gambiran Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo. Di warung sederhana ini, Kawan bisa menikmati kelezatan petis runting sambil menikmati kesejukkan ladang tebu. Harga seporsinya cukup murah, 10 ribu saja. Jika ingin menambahkan nasi atau segelas teh hangat warung ini pun menyediakan, tentunya dengan harga ramah di kantong.

Bagaimana apakah tertaik untuk mencoba atau membuat sendiri? Selamat memanjakan selera.

Referensi:

https://www.patikab.go.id/v2/id/kuliner/

https://m.solopos.com/kuliner-petis-kambing-runting-khas-pati-berawal-dari-daging-kambing-kurban-yang-melimpah-1138778

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini