Nasi Gandul Khas Pati, Sajian Nasi Daging Berkuah Menggugah Selera

Nasi Gandul Khas Pati, Sajian Nasi Daging Berkuah Menggugah Selera
info gambar utama

Bicara soal kuliner, Indonesia memiliki berbagai macam kuliner khas dengan keunikan dan kelezatannya masing-masing. Tak terkecuali dari daerah Pati, kabupaten di utara Jawa Tengah yang selain terkenal dengan Bandeng Prestonya, juga memiliki salah satu sajian kuliner bernama nasi gandul.

Sekilas, bila kita melihat tampilannya, makanan yang satu ini mirip dengan gulai atau semur daging. Tetapi, tentunya nasi gandul juga punya pembeda tersendiri dari kedua jenis makanan tersebut, baik itu dari segi rasa, bumbu, maupun isian yang digunakan.

Oleh karena itu, kalau Kawan GNFI baru pertama kali mendengar nasi gandul, mari kita berkenalan lebih jauh dengan makanan ini.

Menggali Makna Penamaan Makanan Khas Indonesia

Sekilas soal nasi gandul

Nasi gandul ini adalah makanan yang tidak hanya populer di daerah Kabupaten Pati, tetapi juga di daerah sekitarnya seperti Kudus, Demak, Rembang, Jepara, Grobogan, hingga Semarang.

Awal mula terciptanya kuliner ini bermula dari salah satu desa di daerah Pati, yaitu Desa Gajahmati. Lokasinya sendiri berada di selatan pusat kota Pati, kurang lebih sekitar tiga kilometer dari Alun-alun Pati.

Sebagaimana bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kelahiran nasi gandul sendiri dipelopori oleh Pak Meled yang tinggal di Desa Gajahmati pada tahun 1955.

Setelah itu, kepopuleran nasi gandul pun kian tersiar ke berbagai daerah. Sehingga, tidak sedikit penjual yang menambahkan embel-embel “Gajahmati” pada nama warung nasi gandulnya.

Sementara itu, terkait dengan bagaimana awal mula penamaan nasi gandul terdiri atas beberapa versi.

Ada yang mengatakan bila awal mula penamaan nasi gandul ini karena pada zaman dulu, penjual nasi gandul biasa menjajakan dagangannya dengan pikulan dan ketika pikulan tersebut dibawa terlihat naik turun. Yang mana, “gandul” dapat diartikan sebagai naik turun.

Versi lain ada yang menyebutkan dari bagaimana penyajiannya. Ketika wadah nasi gandul diisi nasi, kemudian diberi kuah dan nasinya terlihat mengambang sehingga disebut nasinya seperti menggantung/menggandul.

Kolak Ayam, Tradisi Gresik yang Tak Lekang Oleh Waktu

Penyajian nasi gandul

Nasi gandul sendiri termasuk sebagai makanan berkuah. Cara penyajiannya, biasanya wadah atau piring dilapisi dengan daun pisang terlebih dahulu, baru kemudian diisi dengan nasi, kuah, dan isiannya.

Bila di zaman dulu, banyak penjual yang tidak menyediakan sendok sebagai alat makan. Sehingga, yang digunakan adalah suru atau daun pisang yang dipotong dan dilipat sebagai sendok.

Kuah daging ini terbuat dari daging sapi yang dimasak dengan kluwek, bumbu halus, dan santan. Kluwek adalah buah dari pohon kluwek yang memiliki warna hitam pekat dan menghasilkan warna hitam pada kuah nasi gandul.

Rasa nasi gandul adalah perpaduan antara gurih, manis, dan sedikit asam. Rasa gurih berasal dari santan dan daging sapi, rasa manis berasal dari gula jawa dan kluwek, dan rasa asam berasal dari belimbing wuluh yang biasanya ditambahkan ke dalam kuah.

Isian utama nasi gandul adalah daging sapi yang dimasak dengan kuah. Daging sapi yang digunakan biasanya adalah daging has dalam atau daging paha. Daging sapi ini dimasak hingga empuk dan bumbunya meresap.

Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: tempe goreng, perkedel, bacem telur, daging sapi, dan jerohan sapi.

Selain itu, biasanya juga terdapat lauk pendamping lain yang juga kerap disajikan penjual nasi gandul, seperti jeroan sapi, bacem telur, tempe goreng, hingga perkedel.

Sebagai rekomendasi, Kawan GNFI bisa mencicipi nasi gandul yang sudah populer di Pati, seperti Nasi Gandul H A Warsimin, Nasi Gandul Romantis HS Sardi, serta Nasi Gandul Pak Meled.

Jadi, tertarikkah kamu untuk mencicipi nasi gandul?

Mengenal Ragam Sate di Pulau Sumatra

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini