Grand Inna Medan, Hotel Megah Zaman Kolonial Belanda Tempat Ngamen Sutan Syahrir

Grand Inna Medan, Hotel Megah Zaman Kolonial Belanda Tempat Ngamen Sutan Syahrir
info gambar utama

Medan, Sumatra Utara adalah kota yang memiliki sejarah panjang. Kota ini menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda di daerah Sumatra Timur. Tak heran banyak bangunan kuno Belanda yang masih tersisa, salah satunya Hotel Inna.

Dimuat dari Detik, Hotel Inna yang berlokasi di Jalan Balai Kota masih terasa jejak tempo dulu. Hal ini bisa dilihat dari desain interior maupun lampu hias gantung dapat membuat wisatawan merasakan nuansa era kolonial Belanda.

Band 1080, Ekspresikan Kecintaan pada Medan dengan Karya Musik

Hotel Grand Inna dibangun pada tahun 1898. Hotel ini merupakan penggabungan dua unit hotel yaitu Hotel Wisma Del dan Hotel Dharma Bakti. Hotel ini dibangun oleh seorang pengusaha Belanda.

“Grand Inna Medan dulunya dibangun oleh pengusaha Belanda bernama Aeint Herman de Boer,” dikutip dari website Dinas Pariwisata Medan.

Dikunjungi tamu terkenal

Hotel ini dulu bernama NV.Hotel Mijn de Boer tetapi lebih dikenal dengan nama Hotel De Boer. Pembangunan hotel ini awalnya hanya terdiri dari restoran, bar, dan tujuh kamar. Lalu pada tahun 1909 penambahan kamar menjadi 40 kamar.

Pada zaman kolonial, hotel ini pernah dikunjungi oleh tamu-tamu kehormatan pemerintah Belanda dan artis-artis Barat yang terkenal, seperti Raja Leopold II dari Belgia dan mata-mata terkenal yaitu Mata Hari.

Kota Medan, Antara Modernitas dan Keindahan Tradisional

Tokoh dalam negeri yang dekat dengan hotel ini adalah Sutan Syahrir. Dirinya mengunjungi hotel mewah ini ketika masih kecil. Tetapi kedatangan Sutan Syahrir bukan untuk menginap atau menikmati hidangan lezat.

Bung Kecil, julukan Syahrir datang ke hotel untuk mencari nafkah dengan mengamen. Dia mengamen dengan memainkan alat musik biola dan menghibur para tamu-tamu dari Eropa yang menginap di hotel itu.

Dinasionalisasi

Pada 14 Desember 1957 dalam rangka nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda, Hotel De Boer diambil alih Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1965, di area itu didirikan Hotel Wisma Deli yang berfungsi sebagai mess.

Tiga tahun kemudian, WIsma Deli diperluas dengan menambahkan tiga kamar sehingga total menjadi 15 kamar. Kemudian pada tahun 1970, didirikan sebuah bangunan bertingkat empat dengan 24 kamar.

Sejarah Masjid Lama Gang Bengkok Kota Medan

Selanjutnya, lima tahun kemudian kembali dilakukan perluasan dengan pembangunan gedung bertingkat dua dengan jumlah kamar sebanyak 10 unit sehingga tersedia 49 kamar. Saat ini Hotel Grand Inna Medan memiliki 134 kamar hotel.

Hotel Grand Inna Medan ini masih mempertahankan ciri bangunan kolonialnya. Dapat diketahui bahwa hotel ini secara keseluruhan terdiri dari tiga bagian, yaitu sebuah gedung bertingkat delapan, eks Hotel De Boer (dua tingkat) dan Garden Wing (eks Wisma Deli).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini