Mengenal Hydro-Diplomacy dalam Perhelatan World Water Forum

Mengenal Hydro-Diplomacy dalam Perhelatan World Water Forum
info gambar utama

World Water Forum (WWF) akan segera dimulai dengan perwakilan dari setiap negara dan organisasi internasional yang akan berkumpul di Bali untuk menghadiri puncak acara tersebut. Mereka akan berpartisipasi dalam diskusi dan dialog untuk mencari solusi terhadap tantangan terkait air.

Isu-isu seperti konservasi air, penyediaan air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta upaya mitigasi bencana alam akan menjadi fokus utama dalam WWF ke-10 ini. Kini, Indonesia mengajukan pendekatan hydro-diplomacy dalam berdialog untuk memahami dan menangani terkait masalah air yang semakin mendesak.

Empat Isu Utama yang Dibahas dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Lalu, apa itu hydro-diplomacy? Mari kita simak!

Hydro Diplomacy, Menyatukan Kebersamaan

Hydro-diplomacy merupakan gabungan dari dua konsep, yakni diplomasi air dan diplomasi sains, yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana negara-negara dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan sumber daya air di wilayah perbatasan mereka. Proses politik dalam pendekatan hydro-diplomacy ini membutuhkan partisipasi aktor dari tingkat negara maupun non-negara untuk menyatukan berbagai kepentingan yang ada.

Dalam sejarahnya, selama satu abad terakhir, terdapat berbagai usaha untuk mengatur pengelolaan lingkungan terkait air lintas batas yang sangat rumit, termasuk melalui inisiatif internasional di berbagai tingkat dan wilayah.

Konvensi Air UNECE 1992 menjadi instrumen internasional signifikan dalam membutuhkan kerja sama antara negara yang berbatasan dengan sungai untuk mencegah, mengontrol, dan mengurangi konflik dari melintasi batas negara.

Lima tahun kemudian, pada 1997 World Water Forum didirikan untuk pertama kalinya di Maroko dengan adopsi Deklarasi Marrakesh. Misinya adalah untuk mengatasi krisis air dengan memberikan mandat kepada Dewan Air Dunia atau World Water Council. Dengan demikian, World Water Forum menjadi perhatian bersama dari semua negara yang terlibat dalam upaya keberlanjutan air.

Kilas Balik World Water Forum Dari yang Pertama Hingga Ke-9

Semua ini adalah bagian dari proses politik untuk memerhatikan masalah air, sejalan dengan pernyataan Presiden Dewan Air Dunia, Loïc Fauchon, yang menyatakan bahwa "Air adalah politik", menegaskan bahwa air dan sanitasi merupakan prioritas politik yang penting.

Oleh karena itu, menjadi relevan bagi Indonesia dengan mengedepankan hydro-diplomacy. Dikutip dari sumber Antara, menurut Staf Ahli di Kementerian PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, menjelaskan bahwa pendekatan ini menitikberatkan pada isu-isu terkait air dengan menggunakan pendekatan dialog persuasif yang solutif. Ini termasuk tanggapan terhadap masalah manajemen sumber daya air, distribusi air yang merata, dan upaya mitigasi terhadap bencana yang terkait dengan air.

Harapannya melalui hydro-diplomacy dan WWF ini, Indonesia mendorong antarnegara dapat berbagi best pratice dalam pengelolaan sumber daya air dan upaya mitigasi bencana terkait air melalui hydro-diplomacy dan WWF ini. Selain itu, tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dan inklusif.

Di samping itu, Indonesia juga mendorong adopsi investasi dan teknologi baru dalam pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 6 yang menetapkan pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang aman.

Dalam WWF ini, Indonesia mengundang 43 duta besar dan empat organisasi internasional, serta 50 ribu delegasi dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam 244 sesi yang bertujuan untuk mendukung kepedulian terhadap air.

Dengan demikian, ini merupakan peluang dan langkah positif bagi Indonesia untuk memanfaatkan World Water Forum, yang diadakan setiap tiga tahun sekali, untuk meningkatkan kesejahteraan global melalui pengelolaan air yang lebih baik.

Referensi

  • Aamer, F. et al. International Hydro-diplomacy: Building and Strengthening Regional Institutions for Water Conflict Prevention. Konrad Adenauer Stiftung & STIMSON
  • Antara. 2024. Indonesia to practice hydro-diplomacy at 10th World Water Forum. Tautan: https://en.antaranews.com/news/311637/indonesia-to-practice-hydro-diplomacy-at-10th-world-water-forum
  • World Water Council. 2024. Participate in the 10th World Water Forum in Bali. Tautan: https://www.worldwatercouncil.org/en/participate-10th-world-water-forum-bali

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini