Awalnya Peninggalan Penjajahan, Pelabuhan Benoa Bertransformasi Menjadi Penarik Wisatawan

Awalnya Peninggalan Penjajahan, Pelabuhan Benoa Bertransformasi Menjadi Penarik Wisatawan
info gambar utama

Pelabuhan Benoa bertransformasi. Dari yang tadinya berdiri untuk mendukung penjajahan, kini dipoles menjadi penarik wisatawan.

Kawan GNFI khususnya yang berasal dari Bali tentu tahu tentang Pelabuhan Benoa. Pelabuhan ini terletak di Denpasar bagian selatan, mengarah ke Tanjung Benoa. Lokasinya tak jauh dari Bandara Internasional Ngurah Rai.

Pelabuhannya memang tak terlalu besar dibandingkan pelabuhan lain di Indonesia seperti Pelabuhan Tanjung Priok atau Tanjung Perak. Namun, Pelabuhan Benoa punya sejarah yang cukup panjang sebagai andalan untuk mendukung operasional moda transportasi air.

Sejarah Pelabuhan Benoa dapat ditarik hingga era 1920-an. Saat itu, wilayah Nusantara masih berada di bawah kekuasaan Belanda dan Bali sendiri termasuk ke dalam wilayah yang diduduki Belanda.

Belanda mulai menduduki Denpasar setelah menaklukkan Kerajaan Badung pada tahun 1906. Saat itu, kedua pihak bertempur dalam peristiwa yang disebut Perang Puputan Badung di mana lebih dari 1000 orang menjadi korban jiwa.

Sejak itu, Belanda membangun berbagai fasilitas dan infrastuktur untuk menyokong kepentingannya di Bali. Salah satu yang dibangun Belanda adalah Pelabuhan Benoa yang eksis sejak 1924 berdasarkan Stb. 1924 No. 378

Menurut catatan di laman resmi perusahaan Shipsapp, awalnya batas daerah kerja dan kepentingan pelabuhan Benoa mengacu kepada peta pelabuhan era kolonial Belanda yang ditetapkan dalam Staadblad nomor 16 tanggal 8 Januari 1926. Puluhan tahun kemudian, surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan nomor 15 Tahun 1990/KM.18 Tahun 1990 tanggal 14 Februari 1990 menetapkan batas-batas lingkungan kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan Pelabuhan Benoa yang baru.

Kini, Pelabuhan Benoa Bertransformasi lagi menjadi pemikat turis dari berbagai penjuru dunia.

Bali Raih Peringkat ke-7 Tempat Wisata Terbaik di Asia 2023

Maritime Tourism Hub

Adalah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang mencoba menjadikan Pelabuhan Benoa semakin memikat turis dengan mengembangkannya menjadi Bali Maritime Tourism Hub atau BMTH. Dengan pembangan ini, diharapkan Pelabuhan Benoa bisa memberikan nilai tambah pariwisata di Bali.

BMTH adalah proyek strategis nasional. Penetapannya didasari oleh Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Untuk itu, area Pelabuhan Benoa telah ditata. Ada berbagai fasilitas yang tersedia, salah satunya adalah Patung Ikan Barong yang didesain oleh I Wayan Kastawan dan dibangun oleh I Wayan Winten.

"Patung Ikan Barong (Lion Fish) di Mandala Utara setinggi 32 meter menyambut siapa pun yang memasuki kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar dari arah gerbang atau dari Jalan Tol Mandara," ujar kata Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono seperti dilansir Antara.

Selain itu, terminalnya telah diperluas sehingga mampu menampung lebih banyak orang. Ada pula upaya pemenuhan kebutuhab akomodasi, hiburan, dan cenderamata. Semua dilakukan demi menarik wisatawan mancanegara.

“Tujuan lainnya adalah memperpanjang rata-rata lama menginap wisatawan asing yang masuk melalui Benoa. Makin lama kapal sandar akan membawa manfaat yang makin besar,” kata Ali.

Tradisi Makepung, Balapan Kerbau ala Petani Jembrana Bali Rayakan Pesta Panen

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini