Tekan Penurunan Angka Stunting, Mahasiswi UNDIP Galakan Program “Canting Semar”

Tekan Penurunan Angka Stunting, Mahasiswi UNDIP Galakan Program “Canting Semar”
info gambar utama

Klaten (14/1/2023) Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro di wilayah Klaten dan sekitarnya menjadi salah satu upaya untuk menekan angka stunting. Pasalnya, kegiatan ini mengusung tema program yang berhubungan dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu mencapai kehidupan yang sehat dan sejahtera. Sejalan dengan hal tersebut, stunting masih menjadi fokus isu kesehatan nasional yang harus segera dilakukan pencegahan.

Stunting menjadi ancaman utama terhadap kualitas dan kemampuan daya saing bangsa Indonesia. Dampak stunting tidak hanya pada gangguan pertumbuhan fisiknya yang terlihat lebih pendek, tetapi juga gangguan perkembangan otak, yang tentunya akan sangat mempengaruhi kognitif dan prestasi anak di sekolah, hingga produktivitas ketika anak menjelang dewasa. Salah satu strategi pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan angka stunting dapat dimulai sejak masa remaja.

Remaja merupakan periode kritis dalam pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa sehingga banyak perubahan dari segi fisik serta perubahan hormonal. Masa remaja mengalami kecepatan pertumbuhan sehingga perlu dilakukan pemantauan status gizi untuk mengidentifikasi remaja baik yang berisiko gizi kurang maupun gizi lebih. Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa ini perlu diperhatikan karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Kegiatan mahasiswa KKN Undip saat sedang melakukan penyuluhan | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

“Remaja, terutama remaja putri (rematri) merupakan calon ibu yang nantinya akan menentukan kualitas generasi bangsa dari bayi yang dilahirkan. Rematri yang memiliki masalah gizi, seperti underweight, Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia akan berisiko melahirkan bayi stunting,” ujar Kona’atul Habibah, mahasiswi asal Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Ragam Manfaat Tanaman Serai Bertambah: Bisa Mengatasi Bersin karena Alergi

Canting Semar, singkatan dari Cegah Stunting sejak Masa Remaja, merupakan program monodisiplin dalam rangka pencegahan stunting di masa remaja. Kegiatan ini secara langsung melibatkan peran mahasiswa, kader posyandu, dan bidan desa, serta remaja sebagai sasaran. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan posyandu remaja di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten.

“Program Canting Semar meliputi serangkaian kegiatan yang dilaksanakan bersamaan dengan posyandu remaja, meliputi penyuluhan terkait gizi dan kesehatan remaja sebagai upaya pencegahan stunting, skrining antropometri, termasuk tinggi badan, berat badan, dan Lingkar Lengan Atas (LiLA) untuk mengetahui kategori status gizi remaja, serta pengukuran kadar hemoglobin untuk mendeteksi risiko anemia. Diakhir kegiatan dibagikan Tablet Tambah Darah (TTD) dan minum bersama,” terang mahasiswi tersebut.

Masyarakat antusias dalam menerima penyuluhan | Sumber: Dokumentasi pribadi
info gambar

Selama pelaksanaan penyuluhan, remaja terlihat aktif mendengarkan dan mengajukan beberapa pertanyaan, “Apakah olahraga secara terus-menerus dapat mengganggu siklus menstruasi?” tanya Jenita, salah satu remaja putri yang mengikuti posyandu.

Tidak hanya itu, partisipasi aktif juga terlihat pada kader-kader posyandu yang mendengarkan dengan seksama, “Apakah diperbolehkan mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari, atau cukup seminggu sekali saja?” tanya Ibu Eni, salah satu kader posyandu remaja.

“Harapannya dengan adanya penyuluhan, remaja-remaja di Sudimoro jadi lebih menperhatikan pola makan dan kondisi kesehatannya, supaya nantinya ketika sudah menjadi calon ibu, bayi yang dilahirkan sehat.” kata Alfiah Ambar, ketua kader posyandu saat membuka pelaksanaan posyandu remaja.

April 2023, India Menjadi Negara Paling Besar Populasinya. Inilah Dampak-dampaknya

Pada dasarnya, posyandu remaja penting untuk dilaksanakan secara rutin setiap bulannya. Selain untuk memonitor apakah remaja mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin atau tidak, posyandu remaja juga dapat dijadikan sebagai wadah guna pencerdasan bagi para rematri dan kader-kader posyandu. Dengan adanya edukasi atau penyuluhan tentunya akan memberikan insight lebih luas terkait gizi dan kesehatan remaja dalam pencegahan stunting.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini