Gerakan 4 Mei di depan Gerbang Tiananmen

Gerakan 4 Mei di depan Gerbang Tiananmen
info gambar utama

Revolusi intelektual China, atau yang biasa disebut Gerakan 4 Mei, berhasil menjadi catatan penting untuk perubahan politik dan sosial di China pada tahun 1919. Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, intelektual memprotes respon lemah pemerintah Tiongkok terhadap kekuatan asing setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Barat yang mulai masuk seiring China membuka diri. Namun, mereka dikejutkan dengan fakta bahwa tindakan Barat yang sebenarnya merugikan China.

Misalnya, China mengizinkan Jepang untuk menduduki wilayah di Shandong setelah Pengepungan Tsingtao. Protes juga ditujukan pada dinasti Manchu. Senada dengan narai "anti asing" sebagai salah satu agenda dalam protes ini, rakyat China kecewa lantaran sebagian besar penguasanya bukanlah seorang keturunan asli Cina.

Dari sini, muncullah kebencian dari rakyat Cina yang akhirnya membangkitkan rasa nasionalisme mereka. Di samping gerakan 4 Mei 1919 yang menjadi peristiwa penting dalam kebangkitan China. Ada beberapa peristiwa penting yang turut memantik lahirnya nasionalisme China, seperti Perang Candu, Pemberontakan Tai Ping, Perang China-Jepang, hingga Pemberontakan Boxers.

Vanuatu Darurat Pasca Gempa-Topan, Indonesia Kirim Bantuan hingga Rp17 Miliar
Gerakan 4 Mei | Foto: tiantian.nl
info gambar

Gerakan 4 Mei juga disebabkan oleh keadaan saat itu, yakni perkembangan pendidikan pada akhir abad ke-19 dan perkembangan Universitas Peking yang menjadi pusat kegiatan intelektual di Negara China. Setelah para mahasiswa kembali dari luar negeri, mereka sadar akan masalah-masalah yang dialami oleh tanah air mereka dan ingin melakukan pemulihan.

Mereka berpendapat bahwa cara terbaik untuk menyelamatkan dan memajukan Negara China adalah mengubah semangat dan pemikiran rakyat. Mereka berpendapat bahwa Negara China masih terbelakang dalam berbagai bidang.

Untuk mengatasi keadaan China yang cukup kacau tersebut, para mahasiswa juga menuntut perubahan politik dan sosial di China, termasuk penghapusan sistem kaisar dan pengenalan demokrasi. China juga harus dianggap mulai meninggalkan ajaran konfusianisme, upacara tradisional, etika kuno, dan sistem politik kolot.

Dalam artian lain, tujuan utama kaum intelektual pada Gerakan 4 Mei adalah memperjuangkan demokrasi dan mengutamakan sains. Para pendukung gerakan ini ingin menumpas perdaban tradisional yang kolot dan menggantikannya dengan peradaban yang lebih maju agar China bisa selamat dari kehancuran, serta menyerukan rakyat agar membebaskan Cina dari belenggu asing, seperti yang dikutip dariacademia.edu.

Ketidakpuasan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa, memunculkan beberapa tokoh intelektual yang tidak menyukai perlakuan Jepang terhadap China. Tokoh-tokoh tersebut ialah Li Dazhao, Chen Duxiu, Hu Shi, dan Cai Yuan Pei. Menurut mereka, revolusi yang sudah terjadi hanya mengubah sistem pemerintahan bukan mengubah nasib masyarakat. Mereka pun mulai menyerang Jepang dan memboikot segala produk Jepang.

Melihat Capaian Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 pada Kuartal Pertama

Selain itu, menurut mereka, pemerintah sekarang terlalu berpegang teguh pada ajaran konfusius yang pada saat itu sudah sangat kuno untuk terus digunakan. Ajaran tersebut mengharuskan masyarakat bertindak sesuai dengan kasta yang mereka miliki. Akhirnya kasta yang paling tinggilah yang akan semakin maju dan bernasib baik, sementara kasta yang rendah dan miskin akan terus menderita.

Perlawanan yang dilakukan mahasiswa ini lewat berbagai media, termasuk juga melalui media massa, jurnal, pamphlet, yang dibuat oleh kaum intelektual. Hu Shi, sebagai mahasiswa sastra pun, melahirkan sebuah bahasa Cihna Modern, yaitu bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari tanpa memandang ras, suku, dan kasta.

Selain melalui propoganda, para intelektual ini juga sepakat membentuk organisasi yang menghimpun para pembaru yang dinamai dengan sebutan Partai Komunis China. Kemudian, gerakan 4 Mei di Lapangan Tiannamen ini juga dianggap sebagai cikal bakal tumbuhnya komunisme di China.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini