Sangat Langka! AL AS, China, Russia, 'Bersatu' di Latihan Bersama di Makassar

Sangat Langka! AL AS, China, Russia, 'Bersatu' di Latihan Bersama di Makassar
info gambar utama

Meskipun saat ini China dan Amerika Serikat sedang bersitegang dalam banyak hal, termasuk soal Taiwan, angkatan laut keduanya baru-baru ini mengesampingkan perbedaan mereka dan berpartisipasi dalam latihan militer Multilateral Naval Exercise KOMODO (MNEK) yang diselenggarakan oleh Indonesia. Latihan tersebut dimulai pada tanggal 5 Juni dan melibatkan angkatan laut dari Amerika Serikat, Inggris, China, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan. Para setery di Asia Selatan, India dan Pakistan, juga diundang dalam latihan tersebut bersama dengan negara-negara lainnya.

TNI AL menyatakan dalam pernyataannya bahwa latihan Komodo yang rutin merupakan latihan "non-perang" yang bertujuan untuk "memperkuat hubungan antara angkatan laut" dari 36 negara.

View this post on Instagram

A post shared by Seasia News (formerly Seasia.co) (@seasia.news)

Latihan Komodo ini berfokus pada respons bencana dan operasi kemanusiaan tampaknya menjadi kesempatan untuk menyatukan perwakilan dari berbagai pihak.

Sebenarnya, dalam Shangri-La Dialog yang baru-baru ini diadakan oleh Singapura, China menolak untuk memungkinkan pertemuan antara Menteri Pertahanannya, Li Shangfu, dengan Menhan AS Antony Blinken. Interaksi mereka dalam dialog tersebut, sebuah forum untuk berkomunikasi antara pejabat keamanan, terbatas hanya pada jabat tangan saja.

Menurut PLA Daily, sumber berita untuk Tentara Pembebasan Rakyat China, angkatan laut China mengirimkan kapal perusak rudal pandu Type 052D terbaru mereka, Zhanjiang, dan fregat Type 054A Xuchang, yang melakukan penelitian navigasi, pelatihan petugas tugas, dan pengendalian kerusakan dalam perjalanan ke Indonesia.

Kapal Perusak China Type 052D | wikimedia
info gambar

Angkatan Laut Amerika Serikat tidak secara resmi memberikan nama-nama kapal yang mereka kirimkan untuk latihan ini. Namun, Komandan Armada ke-7 Angkatan Laut AS, Karl Thomas mengatakan, "Upaya bantuan multilateral tidak terjadi begitu saja. Hal itu terbentuk melalui latihan, pertukaran, konferensi, dan dialog. Selama upaya seperti Komodo, hubungan antara angkatan laut terjalin sehingga dalam situasi kesulitan, kerjasama kita dapat bertahan - kapan saja dan di mana saja itu terjadi." Semua kapal kapal negara peserta latihan berlabuh di lepas pantai Makassar, dan anggota awak diangkut dengan feri ke daratan. Angkatan Laut Indonesia mengatakan mereka menyediakan program acara, tur kota, konser, pelatihan medis, dan simposium internasional mengenai keamanan kelautan.

Setelah itu, para prajurit kembali ke kapal mereka untuk berlatih mengenai intersepsi maritim, pencarian dan penyelamatan di laut, dan pengendalian kerusakan (damage control).

Menurut PLA Daily, Angkatan Laut China mengatakan mereka akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pertukaran militer dan budaya dengan kapal-kapal asing "untuk memperdalam pemahaman dan kerja sama praktis secara lebih lanjut."

Namun, para ahli meyakini bahwa latihan ini kemungkinan tidak akan mengurangi ketegangan antara AS dan China.

Waktunya Menarik

Latihan ini dilakukan di tengah ketegangan yang sedang berkecamuk antara Beijing dan Washington.

Dalam apa yang diyakini sebagai respons AS terhadap pengaruh yang semakin meluas China di kawasan tersebut, Amerika Serikat baru-baru ini meningkatkan diplomasi militer mereka di kawasan Asia Pasifik dengan mengadakan latihan perang yang lebih teratur dengan teman-teman dan mitra di sekitar Taiwan serta di perairan yang ramai seperti Laut China Selatan dan Pasifik barat.

Hal ini telah memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua musuh tersebut. Dukungan yang kuat yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Taiwan, termasuk ekspor senjata canggih dan kunjungan resmi tingkat tinggi ke Taiwan juga terus menambah ketegangan.

Dalam konteks itu, ketika ditanya apa yang membuat kedua musuh bersatu dalam latihan Komodo, seorang analis militer yang berbasis di Filipina, Miguel Miranda, mengatakan kepada EurAsian Times, "Harap pahami bahwa Komodo 2023 adalah latihan angkatan laut multinasional yang luas yang berfokus pada misi non-perang. Seluruh anggota ASEAN menjalin hubungan dengan China dan Amerika Serikat. Seperti kita tahu, ASEAN tidak sepenuhnya berpihak pada AS atau cenderung ke China.

Wilayah geografis ASEAN dan jalur air pentingnya juga berarti armada di seluruh dunia selalu memiliki kapal yang berkunjung.

Demikian pula, angkatan laut negara-negara Asia juga selalu hadir dalam latihan RIMPAC yang dipimpin oleh AS.

Beberapa ahli lain melihat hal ini sebagai saluran kerja sama di mana kedua belah pihak tidak perlu terlibat langsung satu sama lain. Collin Koh, seorang fellow riset di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, mengatakan kepada SCMP, "Saya melihat partisipasi angkatan laut dalam MNEK, yang diselenggarakan di negara ketiga - dalam hal ini Indonesia - sebagai cara untuk mempertahankan beberapa bentuk keterikatan kerja sama, dan saya yakin banyak pihak juga melihat keuntungan serupa dengan cara tertentu."

Namun, waktu pelaksanaan latihan ini memang menarik. Ketegangan antara AS dan China baru-baru ini mencapai puncaknya ketika militer AS menuduh China melakukan manuver intersepsi angkatan udara yang di atas Laut China Selatan dan, dalam insiden terpisah, menyalahkan kapal perang China atas "interaksi yang tidak aman" dengan kapal perusak AS dan fregat Kanada di Selat Taiwan.

Menteri Pertahanan China, Li Shangfu, mengatakan dalam pidato pertamanya di Singapura beberapa waktu lalu, bawah perang dengan Amerika Serikat akan menjadi "bencana yang tak tertahankan bagi dunia" dan menekankan pentingnya kedua pihak meningkatkan hubungan, yang saat ini "berada pada titik terendah".

Namun, para ahli militer telah menyatakan bahwa latihan ini hanyalah salah satu dari banyak keterlibatan non-perang di mana kedua negara terus berpartisipasi. Selain itu, beberapa analis mengatakan partisipasi ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak terhadap negara ketiga yang bersahabat, yaitu Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini