Sejarah Mobil Esemka: Buatan Dalam Negeri yang Begitu Istimewa

Sejarah Mobil Esemka: Buatan Dalam Negeri yang Begitu Istimewa
info gambar utama

Apakah Kawan sedang merencanakan beli mobil? Lalu, apakah mobil yang ingin dibeli adalah Esemka? Wah, pastinya istimewa banget jika Kawan membeli mobil itu. Tentunya, merek mobil Esemka menghadirkan sejarah yang panjang dan memorable.

Lalu, seperti apa kisah perjalanan mobil Esemka di jalanan Indonesia?

Berawal dari SMK

Jokowi dan Esemka
info gambar

Sejarah panjang mobil Esemka berawal dari suatu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah. Sebelum bernama PT Solo Manufaktur Kreasi (perusahaan pembuat Esemka), Esemka diproduksi saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Walikota Solo pada 2011.

Esemka sendiri juga merupakan program kolaborasi antara produsen mobil Tiongkok bernama Chery Automobila Co. dan Guandong Foday Automobile Co. Meski dirakit pada 2011, mobil Esemka sebenarnya baru berkembang pada 2007.

Saat itu, SMK Negeri 1 Trucuk di Jawa Tengah bekerjasama dengan AIK (Autocar Industri Komponen) untuk merancang dan memproduksi komponen mesin mobil sebesar 1500 cc.

Baca juga: Mobil Esemka dan 'Sukat Lokal' Pemasok Komponennya

Lalu, pada 2009, terdapat proyek yang dipimpin oleh Sukiyat untuk membimbing siswa SMK jurusan otomotif di Solo. Proyek tersebut meluncurkan protitpe mobil bernama Rajawali (R1). Pada tahun yang sama, proyek ini bermitra dengan PT Nasional Motor untuk membuat mobil bernama Digdaya yang bertipe SUV.

Beberapa Mobil Buatan Esemka

Seiring berjalannya waktu, produksi mobil Esemka semakin luas dan berkembang. Pada 2010, Foday, Jinbei, dan UKM Indonesia untuk mengembangkan mobil SUV dan minitruk. Meskipun begitu, uji produk mobil yang dilakukan pada 2012, menyatakan bahwa mobil Esemka tidak layak jalan.

Pada 2010, masyarakat bersama-sama mendirikan PT Solo Manufaktur Kreasi yang menjadi pemegang merek utama Esemka. Pada 2012, PT Solo Manufaktur Kreasi berhasil meluncurkan varian Rajawali R2 dan Bima 1.1. Komponen-komponen yang digunakan pada mobil tersebut didapat dari luar negeri dan dalam negeri.

Pada 2013, Esemka telah mendistribusikan 40 unit mobil ke beberapa kota, seperti Jakarta, Dumai, Cilegon, dan Surabaya. Beberapa mobil yang dibuat Esemka memang umumnya digunakan untuk kepentingan umum, seperti transportasi umum dan angkutan barang. Contohnya, Digdaya, Bima, Esemka Garuda, Esemka Niaga, dan mobil listrik pada tahun lalu.

Pernah Membeku

Pada April 2015, perusahaan Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) dirikan sebagai pengelola Esemka yang dipimpin oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono. ACEH sendiri merupakan hasil kerjasama antara PT Solo Manufaktur Kreasi dan Adiperkasa Citra Lestari.

Meskipun begitu, persiapan untuk memproduksi mobil tidak berjalan cepat. Pada 2019, produksi mobil secara massal baru digaungkan. Dengan produksi tersebut, banyak pesanan yang berasal dari instansi pemerintahan, seperti TNI, kementerian, dan lembaga pemerintah.

Selain itu, peluncuran prototipe Garuda, sebuah mobil SUV listrik milik Esemka. Mobil ini terbilang futuristik karena beberapa fitur mampu menyaingi dengan kelas-kelas mobil impor. Namun, ada beberapa tipe mobil buatan Esemka yang harus ditarik karena terdapat masalah sertifikasi emisi kendaraan.

Baca juga: Merajut Asa Bersama Produksi Mobil Nasional ESEMKA

Bersaing dengan Mobil Impor

Meskipun diproduksi dalam negeri, bukan berarti mobil ini menjadi laku di pasaran otomotif Indonesia. Diketahui, ada beberapa produsen mobil yang memang sudah merajai pasar otomotif Indonesia, seperti Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Honda, dan Hyundai.

Tentunya, hal ini menjadi tantangan bagi produsen mobil Esemka agar bersaing di kancah nasional dan internasional. Beberapa cara untuk mempromosikan mobil buatan dalam negeri ini adalah mengikuti pameran otomotif dan menggunakan public figure sebagai magnet produk.

Selain persaingan, banyak warga Indonesia yang masih skeptis dengan kualitas mobil Esemka. Hal ini dikarenakan mobil tersebut pernah gagal uji emisi kendaraan dan build quality yang masih kurang daripada mobil impor. Ditambah, tak sedikit orang yang menyindir bahwa kehadiran Esemka menandakan pagelaran politik nasional, seperti Pemilu.

Nah, kalau Kawan, tertarik untuk mengendarai mobil buatan dalam negeri?

Referensi: mobbi.id | cintamobil.com | id.wikipedia.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini