Mengenal Kurikulum Humanistik, Konsep Kurikulum dalam Pendidikan Berbasis Homeschooling

Mengenal Kurikulum Humanistik, Konsep Kurikulum dalam Pendidikan Berbasis Homeschooling
info gambar utama

Tahukah kawan bahwa pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu: pendidikan formal, informal, dan non-formal. Masing-masing tersebut memiliki fokus dan karakteristk independen. Mengutip dari laman Pijar Sekolah. Pendidikan formal bermakna jalur pendidikan yang secara umum diterapkan di Indonesia, berjenjang atau bertingkat mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Cirinya memiliki kurikulum yang terstruktur, menghadirkan guru dengan kualifikasi tertentu, memiliki regulasi yang mengikat civitas akademika, ditempuh dalam durasi waktu yang telah ditetapkan, dan lain-lain.

Homeschooling Foto Pixabay: Muscat_Coach
info gambar

Adapun pendidikan informal dan nonformal memiliki perbedaan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal bermakna pendidikan yang dilakukan dengan skema mendidik anak dari lingkungan keluarga dan lingkungan tertentu secara bertanggung jawab. Cirinya adalah tidak ada ketentuan memakai seragam, tidak perlu mengikuti ujian yang secara nasional diselenggarakan untuk pendidikan formal, kurikulum didasarkan pada kebutuhan peserta didik atau referensi pengajar, dan lain-lain.

Salah satu penerapan dari pendidikan informal ini adalah homeschooling. Sedangkan pendidikan non-formal yaitu kegiatan pendidikan yang terstruktur sebagai bagian dari pengembangan diri di luar aktivitas pendidikan formal dan informal seperti komunitas baca, belajar di sanggar, dan lainnya.

Baca juga: Pencurian informasi dengan metode phising pada nasabah bank

Mengerucut pada homeschooling yang masuk dalam kategori pendidikan informal, memangnya bagaimana cara mereka belajar? Siswa dan siswi yang menempuh pendidikan dengan jalan homechooling, mereka cenderung intens dalam pembelajaran dengan tutor atau guru. Hal ini karena jumlah siswa yang tidak sebanyak dan seramai dalam pendidikan formal atau nonformal.

Homeschooling memfasilitasi anak yaitu menghadirkan seorang guru untuk memandunya belajar dengan tepat dan intens (mulai dari satu siswa seperti privat atau beberapa peserta didik sesuai perjanjian).

Selain memiliki perbedaan dalam hal kuantitas peserta didik, secara kurikulum pun homeschooling memiliki ideologinya sendiri. Melansir dari laman Homeschooling Talenta, homeschooling menerapkan kurikulum mandiri yang berbeda dengan sekolah formal dan informal. Kurikulum tersebut dikenal dengan kurikulum humanistik.

Baca juga: Mendorong Perubahan Positif dengan Teknologi Society 5.0 dalam Kehidupan Sehari-hari

Definisi

Kurikulum humanistik merupakan konsep kurikulum yang diterapkan dalam sekolah informal (homeschooling) yang merupakan hasil konsepsi pemikiran tokoh pendidikan berpaham humanistik. Kurikulum ini memiliki pemahaman dasar bahwa anak merupakan subjek pertama dan utama dalam sebuah pendidikan. Dengan demikian, penting bagi penyelenggara pendidikan untuk memfasilitasi konsep untuk mengoptimalkan tumbuh dan kembang potensi anak.

Nah, satu hal yang perlu digarisbawahi dalam pelaksanaan kurikulum ini yaitu berpedoman pada “hal yang tidak mengikat” dan/atau memaksa. Hal ini yang sedikit banyak menjadi motivasi bagi homeschooling untuk tidak menekankan pada kewajiban berseragam dan menginput pendidikan mata pelajaran tertentu secara rutin dan sama di setiap pekannya.

Penggambaran mekanisme pelaksanaan kurikulum ini adalah penciptaan situasi yang permisif, rileks, dan akrab dengan memberikan peluang bagi anak untuk menganalisis, mencari, dan berusaha menemukan soluasi atas suatu kasus.

Pendekatan dalam Homeschooling

Untuk mendukung terbangunnya value humanis atau mewujudkan pergaulan hidup yang lebih baik dengan asas mempertimbangkan kemanusiaan dan kepentingan sesama, homeschooling sebagai sekolah dengan kurikulum humanistic memiliki pendekatan untuk mewujudkan misi ini.

Pendekatan tersebut antara lain seperti yang tertulis dalam sebuah artikel berjudul Homeschooling, Alternatif Pendidikan Humanistik karya Siti Mumun Muniroh antara lain

  1. School at home (belajar di rumah).
  2. unit studies ( style pendidikan dengan dasar pada tema (unit studi)).
  3. Charlotte Manson atau The Living Books (model pembelajaran berdasarkan pada pengalaman di dunia nyata).
  4. The Classical.
  5. The Walddrof (men-setting sebuah iklim pendidikan yang mirip keadaan rumah, terinsipirasi dari model pendidikan tokoh bernama Rudolf Steiner).
  6. The Montessori (mempersiapkan model pendidikan yang natural dengan referensi karakteristik kecenderungan anak, kaidah ini dicetuskan oleh Maria Montessori)
  7. Unschooling (memfasilitasi bakat dan minat yang sesuai dengan kecenderungan anak).
  8. The Eclectic (membebaskan keluarga atas sistem homeschooling yang akan dipakai, sesuai dengan kebutuhan anak).

Baca juga: Pertukaran Mahasiswa IISMA Co-Funding Sudah Dibuka, Tertarik Ikut?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini