Awalan Kisah Pengabdian Unit KKN-PPM UGM Arunika Madani di Kecamatan Anyar

Awalan Kisah Pengabdian Unit KKN-PPM UGM Arunika Madani di Kecamatan Anyar
info gambar utama

Perjalan unit KKN-PPM UGM Arunika Madani dari Yogyakarta yang akan melaksanakan KKN di Kecamatan Anyar dimulai dari Bundaran Teknik Universitas Gadjah Mada yang dijadikan lokasi titik kumpul. Kawan GNFI harus ketahui bahwa pengantaran menuju titik kumpul juga dipenuhi oleh kehangatan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kami, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc. memberi arahan untuk memperlancar proses keberangkatan hingga tiba di lokasi nantinya.

Perjalanan menuju Kecamatan Anyar melalui jalur darat dengan menggunakan bus yang dipenuhi oleh 29 orang mahasiswa yang akan melaksanakan KKN. Sebagai tambahan, nasi bakar yang masih hangat dari DPL juga menemani perjalanan ini dan memastikan agar kami tidak kelaparan.

Tentunya, layaknya seorang mahasiswa yang kebanyakan dari kami datang dari generasi Z, musik tidak bisa lepas dari kehidupan kami. Perjalanan belum jauh, hanya bertepatan di perempatan Monjali dari Universitas Gadjah Mada, nyanyian sudah memenuhi satu bus.

Selera musik anggota kami cukup beragam, misalnya lagu galau, dangdut, edm, k-pop, hingga lagu yang terkenal di platform media sosial juga turut memenuhi playlist lagu yang akan diputar di dalam bus. Selama perjalanan berlangsung, dapat dikatakan bahwa tenaga dari teman-teman di dalam bus ini penuh, dari perjalanan awal hingga pemberhentian di tempat makan juga masih penuh dengan nyanyian, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Kami berhenti di tempat beristirahat di Ajibarang untuk makan malam sejenak dan meregangkan otot karena baru saja duduk dalam durasi yang lama sejak perjalanan sore tadi dari Universitas Gadjah Mada.

Di Tangan Mahasiswa UGM, Makhluk Superkecil Diubah Jadi Minyak Goreng

Pemberhentian di tempat istirahat tidak memakan waktu yang lama, hanya kurang lebih satu jam sebelum bus kembali melanjutkan perjalanan. Kemudian, ketenangan akhirnya hadir di dalam bus karena sudah waktunya untuk beristirahat dan pastinya juga dipenuhi oleh kelelahan. Akhirnya, bus kami masuk ke jalan tol cikampek pada pukul 04.00 WIB dini hari dan di luar dalam keadaan hujan serta hawa dingin yang memenuhi satu bus. Perjalanan kemudian tetap dilanjutkan hingga kurang lebih pukul 07.00 WIB kami sudah sampai di kantor kecamatan.

Total perjalanan yang ditempuh dari Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Universitas Gadjah Mada hingga kantor Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Provinsi Banten memakan waktu kurang lebih selama 14 jam. Bisa dibayangkan Kawan GNFI selama itu untuk duduk di bus, tetapi pengalaman ini sungguh menyenangkan karena dilalui bersama.

Informasi tambahan untuk kawan GNFI bahwa bawaan dari 29 anggota unit untuk hidup 50 hari selama KKN cukup banyak. Saat proses pengeluaran barang untuk dibawa masuk ke kantor kecamatan seakan tidak menemukan kata selesai karena bawaan yang banyak.

Situasi ini tidak dapat dihindari karena juga terdapat barang untuk kebutuhan pelaksanaan program kerja saat KKN nantinya. Sesi dokumentasi juga dilakukan untuk dikirimkan kepada DPL dan tentunya mengabari anggota keluarga masing-masing atas ketibaan kami dengan sehat dan selamat di lokasi KKN nantinya.

Unit tim KKN-PPM Arunika Madani juga disambut oleh Pak Camat beserta istrinya dari Kecamatan Anyar dengan hangat dan sesi dokumentasi juga dilakukan. Tidak lupa juga sambutan hangat dari perangkat yang juga bekerja di kantor kecamatan tersebut. Kami juga mendapat arahan terkait pelaksanaan penyambutan dan pelepasan tim KKN oleh Bupati Serang yang akan dilaksanakan di hari Senin, 26 Juni 2023.

Kebaikan Pak Camat beserta perangkat yang bekerja di Kecamatan Anyar tidak hanya berhenti di penyambutan hangat saja. Akan tetapi, perut kosong kami juga diberikan nasi uduk untuk sarapan pagi.

Mulai dari Kendaraan hingga Taman, Inilah Fasilitas yang UGM Miliki

Pada akhirnya, kami terpisah menjadi dua subunit yang akan menjalankan KKN di Desa Tambang Ayam dan Desa Bandulu. Kisah ini hanya awal dari perjalanan kami merajut kisah pengabdian di Desa Tambang Ayam dan Desa Bandulu. Dengan demikian, kawan GNFI harus terus mengikuti kisah kami ke depannya, ya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini