Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp1.950 Triliun pada 2025, Ini Penggeraknya

Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp1.950 Triliun pada 2025, Ini Penggeraknya
info gambar utama

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan ekonomi digital Indonesia pada 2025 berpotensi mencapai 130 miliar dolar AS atau setara Rp1.950 triliun (kurs Rp15.000).

Bambang W. Budiawan, Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, mengungkapkan bahwa kontribusi sektor e-commerce di Tanah Air saat ini telah mencapai 59 miliar dolar AS atau setara 80 persen dari ekonomi digital Indonesia.

“Dua tahun lagi kita akan masuk ke angka 130 miliar dolar AS," kata Bambang di Pelataran Senayan Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Proyeksi tersebut, kata dia, didorong oleh berbagai inovasi yang dilakukan para pelaku usaha, diikuti bonus demografi dan stratifikasi penduduk, serta literasi internet yang tembus 216 juta.

“Di tahun 2030, diperkirakan (ekonomi digital) tumbuh mencapai 360 miliar dolar AS karena dorongan akselerasi ekonomi digital dan berbagai inovasi yang dilakukan pelaku-pelaku usaha lain," ucapnya.

Eksportir Wajib Simpan Dolar di RI Minimal 3 Bulan Mulai 1 Agustus

Sementara itu, Bambang mengatakan bahwa pihaknya mendorong UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital, apalagi kontribusi mereka bagi PDB Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 60 persen. Jumlah tersebut berpotensi sangat besar untuk dikembangkan.

Dia kemudian menuturkan, pemerintah menargetkan 24 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun ini. Di samping itu, OJK juga mendorong skema pengadaan pembiayaan bagi UMKM untuk lebih meningkatkan peran mereka.

Bersama sejumlah stakeholder dan kementerian—termasuk holding BUMN—pihaknya berusaha mengatur berbagai skema, mulai dari pembiayaan ultra mikro, super mikro, KUR, hingga kebijakan strukturisasi.

Bambang juga menyambut baik perkembangan industri fintech di Indonesia. Industri ini disebutnya terus tumbuh positif, meski grafiknya cenderung melandai. Namun, daya beli masyarakat Indonesia kini serba digital serta melibatkan fintech,e-commerce, dan lainnya.

"Itu biasa (grafik melandai), namanya juga industri baru 6-7 tahun berkembang, tapi relatif cepat pulih dan terus tumbuh," pungkasnya.

BUMN RI Duel Bangun Infrastruktur Kereta Api di Filipina, Kontrak Rp9 Triliun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini