Kandaga Seni Budaya Malang Sukses Gelar Pentas Ludruk Malangan

Kandaga Seni Budaya Malang Sukses Gelar Pentas Ludruk Malangan
info gambar utama

Senin, 17 Juli 2023 - Mahasiswa dari program praktikum Manajemen Event, Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, bekerja sama dengan komunitas Kandaga Seni Budaya Malang (KSBM), berhasil menyelenggarakan pertunjukan seni budaya ludruk yang memukau dan menghibur pengunjung yang hadir di Malang Creative Center (MCC) pada hari Sabtu tanggal 15 Juli 2023.

Event yang bertajuk Ludrak Ludruk Fest merupakan salah satu bentuk implementasi dari misi yang dibawa KSBM dalam mendirikan komunitas seni dan budaya Jawa Timur. Tujuannya adalah untuk menjadikan masyarakat Malang menjadi masyarakat yang berbudaya serta senantiasa untuk tetap menjaga, merawat, dan melestarikan kebudayaan tersebut. Diharapkan hal ini menjadi pengingat bagi anak muda untuk terus berkontribusi dalam melestarikan budaya lokal.

“Saya terharu dengan perjuangan anak-anak dari UMM ini, mereka terlibat langsung dari awal mengajak KSBM berkolaborasi hingga hari ini terlaksananya event, demi untuk melestarikan kebudayaan Jawa Timur ini, saya berharap pemangku kebijakan juga dapat memberikan dukungan dan perhatian untuk warisan budaya ini,” kata Suhardi selaku ketua Kandaga Seni Budaya Malang.

Ludruk, Seni Teater yang Penuh Nilai Moral

dokumentasi pribadi
info gambar

Pertunjukan ludruk telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Jawa Timur. Ludruk, sebuah bentuk teater tradisional yang menggabungkan adegan komedi, tari, musik, dan dialog improvisasi, dengan penuh pesan moral. Pada awalnya pertunjukan ludruk berkisah tentang apa yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat atau bisa jadi dari kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu musik yang ditampilkan di pertunjukan ludruk memiliki ciri khas tersendiri, musik itu berupa kidung jawa dan juga alunan musik campursari.

Pasar Kangen Hadir di Prambanan Jazz Festival, Lestarikan Kuliner Tradisional

Berjudul “Sayembara Kadipaten Malang”, Penampilan Ludruk yang dibawakan KSBM memiliki beberapa rangkaian, pertama dibuka dengan Tari Bedayan yaitu tarian ucapan selamat datang kepada tamu undangan yang hadir, tarian ini menjadi simbol keterbukaan dan kesederhanaan dengan gerakan yang lemah gemulai dengan iringan ketukan-ketukan gamelan yang sendu.

Lalu, dilanjutkan dengan Tari Remo yang dibawakan oleh seniman ludruk yang sudah berkecimpungan selama kurang lebih 40 tahun dalam dunia Ludruk yaitu Cak Atok Sugiarto. Tari remo merupakan syarat yang harus ada dalam sebuah pertunjukan ludruk.

Setelah semua rangkaian pembukaan selesai, barulah masuk ke cerita utama yang dibawakan oleh lakon-lakon yang sudah memiliki segudang pengalaman dalam dunia seni ludruk. Mereka adalah Cak Wido, Cak Isbandi, Cak Giarto, dan pemain pendukung lainnya yang tak kalah apik dan menarik. Bahkan, anggota DPRD kota Malang, yaitu Akhdiyat Syabril Ulum, juga ikut berpartisipasi dalam pentas ludruk ini dengan berperan sebagai Panji Pulang Jiwo, meskipun bukan pemain profesional.

“Walikota Malang memberikan apresiasi kepada Suhardi dan Panitia yang masih omempunyai kekuatan, mempunyai motivasi, dan naluri untuk melestarikan budaya nasional dan budaya nusantara, untuk itu pemerintah kota Malang terus berupaya bersama-sama melakukan kolaborasi, untuk mempertahankan seni budaya Ludruk,” tutur Baihaqi selaku Kepala Disporapar Kota Malang.

“Saya meyakini dan melihat secara fakta UMM sangat perhatian untuk melestarikan budaya nasional mudah-mudahan kita bisa tingkatkan kolaborasi ini," tambahnya lagi.

dokumentasi pribadi
info gambar

Selain pertunjukan ludruk, Team Sparkles, selaku panitia penyelenggara event, menampilkan koleksi topeng yang berasal dari Malang, Yogyakarta, dan Bali untuk dipamerkan kepada pengunjung yang hadir di sana.

Sekiranya, terdapat 25 topeng yang disuguhkan kepada pengunjung yang datang untuk melihat pertunjukan ludruk maupun pengunjung yang sebatas melintasi area pertunjukan.

Topeng-topeng dari tokoh wayang malangan tertata rapi diatas meja pameran, di antaranya ada Panji Asmoro Bangung, Dewi Sekartaji, Ragil Kuning, Bapang, Gunung Sari, dan Lain-lain.

5 Alasan Pentingnya Pasar Tradisional di Majalengka

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini