Pasar Kangen Hadir di Prambanan Jazz Festival, Lestarikan Kuliner Tradisional

Pasar Kangen Hadir di Prambanan Jazz Festival, Lestarikan Kuliner Tradisional
info gambar utama

Area Pasar Kangen sangat mudah ditemukan ketika Kawan sampai di pintu masuk menuju Prambanan Jazz Festival. Sebuah spot bernuansa tempo dulu akan langsung menarik perhatian Kawan. Potongan bambu menopang atap blarak (daun kelapa kering) serupa rumbia yang membuat tempat tersebut terlihat berbeda dari deretan stand lain yang ada di pelataran candi.

Pasar Kangen merupakan sebuah pasar yang menjual jajanan tempo dulu yang mungkin sudah sulit Kawan temukan dalam keseharian. Adanya pasar ini di Prambanan Jazz Festival bukan kali pertama terjadi. Pasar Kangen sudah turut menyemarakkan event musik tahunan ini sejak tahun 2017. Keberadaannya semakin menegaskan bahwa Prambanan Jazz merupakan festival yang sarat akan unsur kebudayaan Indonesia.

Pasar Kangen Hadirkan Banyak Kuliner Tempo Dulu

Pengunjung mengantri untuk membeli jajanan di Pasar Kangen Prambanan Jazz Festival 2023. | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Jika Kawan termasuk pecinta kuliner unik, maka berkunjung di Pasar Kangen pasti akan memuaskan. Tak hanya berbeda, produk kuliner yang dijajakan merupakan makanan tempo dulu yang akan membangkitkan kenangan lampau. Jajanan seperti cucur, cenil, klepon, dawet, es goyang, dan sejenisnya bisa Kawan temukan di pasar ini.

Di Prambanan Jazz sendiri, Kawan juga bisa menemukan produk lain seperti kerajinan dan pernak-pernik handmade yang cantik. Sebagian besar produk kuliner maupun kerajinan berada di rentang harga Rp5.000,- hingga Rp35.000,-.

Baca juga:Prambanan Jazz 2023: Menyelami Gemuruh Musik Jazz di Landasan Budaya Kuno

Dekorasi Pasar Kangen yang Menarik

Lampu dan bendera yang menyemarakkan dekorasi Pasar Kangen Prambanan Jazz Festival 2023. | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Dekorasi Pasar Kangen merupakan hal yang juga menarik untuk diulas. Di Prambanan Jazz, dekorasinya sama dengan dekorasi Pasar Kangen yang biasa digelar di acara lain. Stand didirikan dengan bambu dan nama standnya bukan dalam bentuk spanduk atau cetakan, melainkan ditulis tangan di sebuah media seperti papan hingga kalo (alat masak dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk meniriskan sesuatu).

Saat sore menjelang, suasana pasar jadi makin semarak karena adanya lampu dekoratif yang saling melintang di antara dua stand yang berseberangan. Lampion-lampion dinyalakan dan cahayanya menembus kertas minyak warna-warni. Sangat semarak, kan?

Pasar Kangen Terus Berkembang dari Tahun ke Tahun

Logo Pasar Kangen turut jadi penunjang dekorasi. | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Pasar Kangen sendiri sudah hadir di Yogyakarta sejak tahun 2007. Kala itu, tak banyak penjual yang ingin turut menjajakan produknya di pasar. Hal tersebut membuat panitia Pasar Kangen rela membayar agar ada banyak stand di pembukaan perdana pasar tersebut.

Lambat laun, Pasar Kangen makin terkenal dan menarik perhatian. Panitia tak perlu lagi pusing mencari tenant, kini mereka justru harus melakukan seleksi sebab ada banyak orang yang mengajukan untuk turut menjajakan produknya di Pasar Kangen. Dari hanya 10 tenant pada tahun 2007, Pasar Kangen berhasil membuka 170 stand pada gelarannya di Taman Budaya Yogyakarta di tahun 2022 lalu.

Adapun proses seleksi perlu panitia lakukan untuk memastikan produk yang akan tenant hadirkan benar-benar mencerminkan kekhasan tempo dulu. Jadi, Kawan tak perlu khawatir gagal bernostalgia ketika mengunjungi Pasar Kangen.

Baca juga:5 Hal Unik Prambanan Jazz Festival, Beda dari yang Lain!

Pasar Kangen, Lebih dari Sekadar Pasar

Para pengunjung tampak bercengkerama di hamparan luput dekat stand Pasar Kangen Prambanan Jazz Festival 2023. | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Memaknai Pasar Kangen lebih dalam, ajang ini tentu lebih dari sekadar transaksi jual beli produk tempo dulu atau sekedar tempat memuaskan rasa rindu. Melansir dari Tempat Info, Pasar Kangen tempat membangun nilai-nilai kemanusiaan dengan konsep pasar yang memadukan seni budaya tradisional dengan budaya kuliner.

Lebih lanjut, menurut budayawan Butet Kartaredjasa, Pasar Kangen merupakan obat bagi masyarakat. Tempat masyarakat bersuka ria dan melupakan kesedihannya. Seperti yang kita tahu, setahun sebelum Pasar Kangen hadir di tahun 2007, Yogyakarta diguncang gempa bumi besar yang meluluhlantakkan banyak bangunan.

Baca juga:Musikalitas Berkolaborasi: Prambanan Jazz 2023 sebagai Paduan Harmoni Multibudaya

Kini, Pasar Kangen turut hadir di tengah euforia Prambanan Jazz Festival 2023. Yuk, sempatkan mampir agar Kawan dapat merasakan pengalaman berburu produk tempo dulu yang menghangatkan hati, sekaligus membantu menghidupkan semangat kebudayaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini