Satu Tungku Tiga Batu, Filosofi yang Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Papua

Satu Tungku Tiga Batu, Filosofi yang Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Papua
info gambar utama

Masyarakat di bagian barat Papua mengenal filosofi “Satu Tungku Tiga Batu”. Inilah filosofi yang menjaga kerukunan umat beragama di sana.

Tungku yang merupakan alat masak diketahui punya bobot berat dan bersuhu sangat panas. Di bawahnya, ada batu-batu yang disusun sedemikian rupa agar bisa menopang tungku tersebut. Tungku dan batu dengan posisi demikianlah yang dijadikan simbol persatuan masyarakat Papua Barat, khususnya Fakfak.

Tiga batu sendiri menggambarkan tiga agama besar di Papua Barat, yakni Katolik, Islam, dan Kristen. Ketiganya harus terus bersatu dan tidak boleh ada yang terpisah agar tungku yang ditopang di atasnya tidak jatuh dan tumpah.

Karena pentingnya kerukunan sesama masyarakat, Satu Tungku Tiga Batu adalah filosofi yang harus senantiasa tertanam di jiwa masyarakat Fakfak. Bahkan pesan inti dari filosofi tersebut pun dapat diadopsi oleh masyarakat dari daerah lain.

Mengenai keberadaan agama Katolik, Islam, dan Kristen sendiri. Data yang dipublikasikan Pemda Fakfak di situs resminya menunjukkan jika Islam adalah agama mayoritas yang dianut di Fakfak dengan persentase 63,08 persen, lalu disusul Kristen Protestan 18,27 persen Katolik 18,52 persen, Hindu 0,09 persen dan Budha 0,04 persen.

Tari Yospan yang Menjadi Lambang Persahabatan Masyarakat Papua

Mengingat Pentingnya Satu Tungku Tiga Batu

Menariknya, filosofi Satu Tungku Tiga Batu ternyata tak diungkapkan lewat slogan di kalangan masyarakat Fakfak. Di sana, dibangun pula Tugu Satu Tungku Tiga Batu untuk mengingat pentingnya

Tugu Satu Tungku Tiga Batu terletak di Taman Kota Fakfak. Berada di bagian selatan kota yang berbatasan langsung dengan pantai, masyarakat dan wisatawan dapat mengunjungi tugu tersebut sambil menikmati pemandangan laut.

Pentingnya filosofi Satu Tungku Tiga Batu juga disampaikan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI K.H. Maruf Amin saat mengunjungi Fakfak pada Jumat (14/07/2023) lalu.

“Filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’ ini saya kira sesuatu yang harus, bukan hanya dilestarikan tapi diberikan nilai-nilai yang bisa menjadi pola hidup. Bukan hanya slogan, tapi dalam bentuk tatanan kehidupan kita bermasyarakat,” ujar Maruf seperti diwartakan laman resmi Wapres RI.

Maruf melihat bahwa sejauh ini filosofi tersebut bisa diterapkan dengan baik di Fakfak. Ia pun memberikan apresiasi kepada masyarakat Fakfak yang terus senantiasa menjaga kerukunan antarumat beragama.

“Saya gembira karena di Fakfak ini semuanya bisa hidup rukun dan saling membantu sesuai dengan falsafah ‘Satu Tungku Tiga Batu’,” lanjutnya.

Mengapa Ibu Kota RI Tak Pindah ke Papua? Ini Jawaban Jokowi

Referensi:

  • https://fakfakkab.go.id/agama/
  • https://www.wapresri.go.id/wapres-minta-filosofi-satu-tungku-tiga-batu-jadi-tatanan-kehidupan-bermasyarakat/



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini