Semakin Terdepan: Asia Tenggara dalam Global Innovation Index 2023

Semakin Terdepan: Asia Tenggara dalam Global Innovation Index 2023
info gambar utama

Baru-baru ini, Global Innovation Index 2023 telah dirilis. Indeks ini merupakan penilaian yang disusun oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) untuk mengukur tingkat inovasi, baik dari sisi sumber daya yang digunakan (input) maupun hasil yang dihasilkan (output), dari 132 negara di seluruh dunia.

Untuk tahun 2023, Indeks ini mengintegrasikan berbagai data dari periode pandemi dan pasca pandemi. Hal ini mencakup respons kebijakan negara-negara selama pandemi, termasuk variasi kebijakan lockdown dan pembukaan kembali ekonomi, hingga dampak konflik bersenjata di Ukraina baru-baru ini.

Asia Tenggara memiliki skor yang cukup baik dalam indeks ini. Beberapa negara di kawasan ini bahkan telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang diungkapkan dalam laporan tersebut.

Singapura, bahkan berhasil masuk ke dalam lima besar dalam GII 2023. Menariknya, negara ini telah mempertahankan posisi teratas dalam 11 indikator, jumlah yang sama seperti tahun lalu. Ini termasuk kepemimpinan dalam stabilitas bisnis, efektivitas pemerintah, akses ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kinerja logistik, modal ventura yang diterima, manufaktur berteknologi tinggi, dan komitmen terhadap GitHub.

Sementara itu, Thailand (peringkat 43) dan Vietnam (peringkat 46) mempertahankan posisi mereka di 50 besar, sementara Filipina (peringkat 56) bergerak mendekat. Peringkat Vietnam dan Filipina juga terus meningkat, mengatasi kemunduran yang mereka alami pada tahun 2022 untuk naik dua dan tiga peringkat.

Kemudian, Indonesia (peringkat ke-61) juga mengalami kemajuan pesat menuju peringkat 60 besar, melanjutkan peningkatan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia dan Vietnam juga menjadi negara berpenghasilan menengah yang berada di peringkat 65 besar GII dan telah mengalami kenaikan peringkat tercepat selama satu dekade terakhir.

Tahun ini, kesenjangan dalam peringkat GII antara Asia Tenggara, Asia Timur dan Oseania (SEAO) dan Eropa juga terus menyempit. Enam negara di SEAO menduduki peringkat teratas dalam peringkat inovasi dunia, termasuk Singapura (peringkat ke-5), Republik Korea (peringkat ke-10), Tiongkok (peringkat ke-12), Jepang (peringkat ke-13), Hong Kong (peringkat ke-17), dan Australia (peringkat ke-24).

Keenam negara ini memimpin dalam beberapa indikator inovasi utama. Singapura, misalnya, adalah penerima modal ventura terbesar.

Di sisi lain, Indonesia juga telah membuat kemajuan yang signifikan dalam hal inovasi, terutama dalam penciptaan pengetahuan dan kreativitas secara online. Indonesia unggul dalam indikator terkait teknologi informasi dan komunikasi (TIK), berada di antara 10 besar dunia dalam kolaborasi R&D universitas-industri (peringkat ke-5), pengembangan klaster (peringkat ke-5), kebijakan dan budaya kewirausahaan (peringkat ke-5), serta dukungan keuangan untuk start-up dan peningkatan skala (peringkat ke-8).

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah di berbagai negara telah menggunakan Global Innovation Index (GII) untuk meningkatkan kinerja inovasi ekonomi mereka dan merancang kebijakan inovasi berbasis bukti. Menurut survei WIPO 2022, sekitar 70% negara anggota WIPO menggunakan GII sebagai alat untuk meningkatkan ekosistem inovasi dan mengukur hasil inovasi. GII juga digunakan sebagai referensi dalam pengembangan kebijakan inovasi nasional dan strategi ekonomi.

Source: WIPO

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini