Citarum Harum Semerbak Wangi di Ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali

Citarum Harum Semerbak Wangi di Ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali
info gambar utama

Citarum Harum sebagai program unggulan dan praktik baik Indonesia dalam mengelola sungai,
akan diperkenalkan di ajang bergengsi dunia World Water Forum (WWF) ke-10 pada 18—25 Mei 2024 di Bali.

Sungai dengan panjang yang mencapai 297 kilometer ini, merupakan salah satu sungai utama yang melintasi provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum berkontribusi penting bagi masyarakat di sekitarnya.

Namun sayangnya, dalam catatan sejarah sungai ini seolah terabaikan, sehingga mengalami pencemaran berat. Green Cross Swizerland dan Blacksmith Institute (2013) mengungkapkan bahwa Sungai Citarum adalah salah satu yang tercemar dan terkotor di dunia.

Pada 2018 Presiden Joko Widodo menggagas program ini dengan landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018. Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum pun menjadi contoh revitalisasi DAS di Indonesia.

Kolaborasi Multi-stakeholders

Citarum Harum sebagai program layak menjadi salah satu contoh unggulan praktik baik di Indonesia. Keberhasilan dalam menangani pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) ini dapat menjadi inspirasi dunia melalui World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Kunci keberhasilan program ini tak lain adalah kolaborasi, demikian ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Ketua Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut Luhut, upaya kolaborasi yang telah dilakukan selama ini terintegrasi secara multi-stakeholders. Turut terlibat dalam kolaborasi ini adalah kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, pebisnis, masyarakat, dan media.

Mengutip buku Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan, Luhut memandang kolaborasi solid sebagai kunci yang membuat program ini menuai kiprah membanggakan. Tercapai penurunan signifikan level pencemaran air dari status cemar berat ke cemar ringan.

Selain itu, meningkat pula upaya penghijauan di sekitar hulu sungai, optimalisasi dalam mengelola sampah di DAS Citarum, penegakan hukum, serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.

Asal-Usul Sungai Citarum, Sungai Terpanjang di Tanah Pasundan

Makna Revitalisasi Sungai Citarum

Citarum Harum sebagai program revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menginspirasi penanganan sungai-sungai lain di Indonesia, menarik untuk diangkat ke level lebih tinggi. Dalam hal ini, perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Praktik baik program pemulihan sungai ini, memberikan inspirasi dan makna yang luas. Dengan menjaga sungai agar bersih dan sehat, maka air yang mengalirkan ke laut pun bersih. Alhasil, laut menjadi lebih bersih dan lestari.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang sekaligus adalah Wakil Ketua Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, juga mengungkapkan hal yang sama.

Lebih jauh Basuki menerangkan bahwa proses menangani sampah di DAS Citarum telah dimulai sejak 2020. Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan Program Improvement of Solid Waste Management Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).

Kondisi Sungai Citarum setelah 14 tahun dinobatkan Sungai Terkotor di Dunia

Sinergisitas Kunci Sukses Program Citarum Harum

Keberhasilan program Citarum Harum sebagai praktik baik yang akan dibagikan di Forum Air Dunia 2024 di Nusa Dua (Bali) ini, sangat ditentukan oleh sinergisitas yang kuat dari para pemangku kepentingan.

Basuki Hadimuljono menggarisbawahi sinergisitas yang terjalin antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Semua yang terkait, disepakati melalui rencana aksi dan tanggung jawab masing-masing.

Normalisasi sungai, pembangunan terowongan, floodway, cekdam, pembangunan fasilitasi pengolahan air limbah, dan sampah permukaan adalah bagian dari Penataan DAS dalam sektor Sumber Daya Air (SDA) yang harus dilakukan secara terpadu.

Keterpaduan yang terkait lainnya misalnya penanganan lahan kritis, penanganan sampah dan sanitasi, penanganan limbah industri, domestik, dan peternakan; serta penataan ruang yang baik di hulu DAS dan sempadan sungai.

RI Bakal Pamer Program Citarum Harum di 10th World Water Forum

Keberlanjutan Program Citarum Harum

Hasil capaian positif program Citarum Harum dapat diukur melalui peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA), pengurangan luasan lahan kritis dan luas genangan di Cekungan Bandung. Demikian juga dengan penertiban bangunan liar.

Basuki juga mengungkapkan bahwa hal ini tentu saja harus diiringi pula dengan meningkatnya kesadaran masyarakat berkenaan dengan pentingnya menjaga kelestarian sungai.

Agar keberlanjutan program Citarum Harum terus terjaga dan menginspirasi bukan hanya pada momentum penyelenggaraan World Water Forum ke-10, maka semua pemangku kepentingan dan elemen masyarakat diharapkan dapat memegang komitmen bersama.

Secara bersama-sama, melalui sinergisitas yang solid dan merujuk pada contoh praktik terbaik yang telah dibangun, dapat menjadikan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum terawat, bersih, sehat, indah, dan lestari.

Sumber:

  • https://media.worldwaterforum.org/id/contents/siaran-pers-660047517afb1/siaran-pers-world-water-forum-ke-10-citarum-harum-dibawa-ke-world-water-forum-ke-10-6640acbf96c1c
  • https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2020/06/20/sungai-citarum-predikat-sungai-tercemar-di-dunia-bagaimana-solusinya/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini