Menikmati Karya Seni dari Sampah, Apresiasi Seniman untuk World Water Forum ke-10 di Bali

Menikmati Karya Seni dari Sampah, Apresiasi Seniman untuk World Water Forum ke-10 di Bali
info gambar utama

Sejumlah kegiatan dilakukan untuk menyukseskan perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18—25 Mei 2024 di Nusa Dua (Bali). Salah satunya, sayembara apresiasi seniman bertajuk “Karya Seni dari Sampah”.

Lomba seni rupa bertujuan mengajak para seniman untuk berkarya guna melibatkan diri dalam momentum penyelenggaraan Forum Air Dunia 2024 di Bali.

Peserta bebas berkreasi, menuangkan gagasan untuk mereduksi pencemaran air. Caranya, mentransformasi sampah menjadi karya seni untuk lingkungan yang berkelanjutan.

Sayembara “Karya Seni dari Sampah” ini melibatkan World Cleanup Day Indonesia dengan juri Cosmas D. Gozali (Artistek & Art Curator) dan Andy Bahari (Leader World Cleanup Day Indonesia).

Ketentuan dan Kriteria

Sejumlah ketentuan dan kriteria ditetapkan oleh penyelenggara kompetisi seni rupa “Karya Seni dari Sampah” untuk pendukung Forum Air Dunia ke-10 di Bali ini.

Ketentuan

  • Wajib menggunakan material sampah jenis apa pun (boleh material yang sama atau pun campur) minimal 50% dari total komposisi karya
  • Karya mengandung konsep, originalitas, dan kreativitas yang kuat
  • Nilai lebih terhadap karya yang memiliki pesan untuk menjaga air ataupun lingkungan

Kriteria

  • Memperlihatkan pendekatan yang kreatif dan unik dalam mengubah sampah menjadi karya seni yang menarik dan bermakna
  • Mencerminkan tema sayembara dengan jelas, diutamakan tentang mengurangi pencemaran air/lingkungan menjadikan sampah menjadi seni
  • Karya seni dianjurkan memiliki pesan tentang pentingnya pelestarian lingkungan atau mengurangi pencemaran air/lingkungan
  • Menunjukkan keterampilan teknis yang baik dalam pembuatan karya seni, termasuk estetika visual, keakuratan teknis, dan kecermatan dalam penggunaan bahan
  • Karya mampu mengutarakan pesan kepada masyarakat dan memicu kesadaran akan isu lingkungan dan pencemaran air

Sepuluh karya terbaik yang terpilih terbagi dalam dua kategori, yakni karya 2 Dimensi dan karya 3 Dimensi.

Digelar Selama 6 Hari, Inilah Rangkaian Agenda World Water Forum ke-10 di Bali

Pemenang Kategori 2 Dimensi

Sebanyak lima seniman terpilih sebagai pemenang sayembara “Karya Seni dari Sampah” dalam rangka event World Water Forum ke-10 di Bali. Berikut kelima pemenang sesuai dengan urutan kemenangan.

Top 1 - Deddy Iskandar

Deddy Iskandar yang berasal dari Kota Batu (Jawa Timur) melabeli karyanya dengan judul "Perangkap Bubu". Karya dengan dimensi 150 cm x 100 cm ini menggunakan bahan plastik.

“Plastik merupakan salah satu bahan yang bersifat praktis, murah, dan relatif kuat guna membantu mempermudah kelangsungan hidup menusia sehari-hari,” demikian narasi Deddy.

Ia menyebut keberadaan plastik sulit untuk dihindari dan sering kali kurang bijaksana dalam penggunaannya. Apalagi sebagian masyarakat kurang peduli, membuang sampah plastik tidak pada tempatnya seperti di selokan dan sungai.

Plastik yang tidak mudah terurai tersebut, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, membuat kotor dan kumuh, dan tidak sehat. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Deddy Iskandar pemenang pertama sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Top 2 - Masari Arifin

Masari Arifin yang berasal dari Kota Malang (Jawa Timur) ini menampilkan “Karya Seni dari Sampah” yang diberi judul “Sungaiku Tak Jernih Lagi”.

Dalam mewujudkan karyanya, Masari menggunakan bahan limbah. Karya berdimensi 4 m x 2 m ini ia isi dengan konsep mengubah yang rusak (bekas) menjadi baik (bernilai).

Ia menggunakan bahan tas kresek, plastik vinil, tampar plastik, dan paranet. Barang bekas ini dikepang, dirajut, ditumpuk, dan dipanasi membentuk elemen artistik.

Masari Arifin dan Eko Purnomo pemenang sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Top 3 - Eko Purnomo

Eko Purnomo menghadirkan wajah Dr. K. H. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih dikenal dengan Gus Mus dengan tajuk “Karya Lukisan Limbah Plastik”.

Seniman asal Semarang (Jawa Tengah) ini menggunakan teknik kolase dari berbagai macam limbah plastik kemasan.

Sebagian besar bahan yang digunakan oleh Eko adalah bungkus mi instan dan wafer. Bahan-bahan bekas tersebut ditempel di atas alas triplek dengan dimensi 60 cm x 70 cm.

Mula-mula Eko membuat sketsa, lalu potongan plastik ditempelkan menurut warna asli atau bisa juga dekoratif.

World Water Forum 2024, Indonesia Siapkan Beragam Side Event World Water Forum ke-10

Juara Favorit - Workshopcrem

Workshopcrem (Tangerang, Banten) menghadirkan olahan dalam “Karya Seni dari Sampah” di bawah judul “Recycling Waste Into a Wall Decor” yang menggambarkan peta Indonesia melalui susunan 21.056 botol limbah kosmetik.

Karya Workshopcrem didesain skalatis dan detail sesuai kontur yang sebenarnya, membuat pengguna dapat memvisualisasikan wilayah Indonesia dengan lebih realistis. Selain itu, dilengkapi teknologi smart light yang dapat mengubah warna cahaya lampu sesuai keinginan pengguna.

Karya berdimensi 400 cm x 240 cm dari daur ulang limbah botol kosmetik ini memberikan inspirasi dan kontribusi untuk menjaga bumi dengan baik, demi keberlangsungan bumi di masa kini dan generasi anak cucu kita mendatang.

Workshopcrem dan Ucok Viktor Siahaan pemenang sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Juara Favorit - Ucok Viktor Siahaan

Ucok Viktor Siahaan asal Tangerang (Banten) yang menghadirkan karya dengan tajuk “Semak Jelantah”, secara tidak langsung memberi tahu audiens mengenai bahan yang digunakannya pada kuali berdiameter 54 cm.

Karya ini mengingatkan kita bahwa minyak jelantah yang adalah minyak bekas pakai dalam kebutuhan rumah tangga atau keperluan kuliner, dapat merusak Kesehatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Ucok memanfaatkan kuali bekas untuk pendekatan konsep karya, juga penggarapan yang memanfaatkan kerak dari sisa pembakaran yang tebal.

Obyek figur dengan masker respirator dan lelehan minyak, menjadi simbol ketidaknyamanan akan dampak masa depan. Diharapkan bisa menjadi semiotik tentang bahaya minyak jelantah terhadap lingkungan dan kesehatan.

Pemenang Kategori 3 Dimensi

Untuk kategori karya 3 Dimensi dalam sayembara “Karya Seni dari Sampah”, terpilih lima seniman yang dinyatakan sebagai pemenang. Berikut para pemenangnya berdasarkan urutan kemenangan.

Top 1 - Reexp

Reexp menghadirkan kreasi berdimensi 130 cm x 140 cm x 63 cm yang diberi judul “Hirup Aing Kieu-Kieu Wae” (Hidup Saya Gini-Gini Aja). Karya ini bercerita tentang pelestarian lingkungan, keberlanjutan, profesi, dan penilaian anggapan diri mengenai kehidupan.

Seniman asal Bandung (Jawa Barat) ini terinspirasi sosok petugas kebersihan dan pemulung sampah. Keberadaan mereka dibutuhkan, tetapi kerap kali dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang.

Melalui karya ini, Reexp hendak mengingatkan bahwa semua profesi yang dijalankan dengan kebaikan dan bermanfaat untuk sesama, seluruhnya adalah emas.

Kreasi ini memanfaatkan benda-benda temuan yang memiliki massa, kekuatan, dan ketebalan tertentu. Oleh Reexp, kemudian dialihfungsikan menggunakan teknik potong sambung konstruksi.

Reexp pemenang sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Top 2 - Tac Tic Plastic

Tac Tic Plastic dari Yogyakarta menggunakan judul “Kayun Kalamangsa: Ngrumpat Arep” bagi karyanya dalam merespons permasalahan cuaca yang berimbas pada tanah.

Karya Tac Tic Plastic ini adalah representasi alternatif yang dihadirkan untuk merespons keadaan alam yang kian berubah.

Ngrumpat Arep dikorelasikan pada harapan-harapan yang diharapkan dapat terus hidup di tengah perubahan kepercayaan masyarakat terhadap mangsa atau musim.

Tac Tic Plastic dan Teguh Paino pemenang sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Top 3 - Teguh Paino

Teguh Paino asal Wates (Yogyakarta) menghadirkan “Karya Seni dari Sampah” menggunakan beragam sampah yang diberi judul “Fragmentasi Figur-Figur” pada karya berdimensi 17 cm x 25 cm x 50 cm.

Teguh melihat banyak sampah yang mengganggu aliran air di sungai dan muara sekitar pantai. Hal tersebut memengaruhi kesadaran estetiknya untuk meresponsnya sebagai media berkarya seni yang unik dan artistik, serta memberi edukasi untuk menjaga sumber air dari pencemaran.

Figur boneka pada karyanya dipengaruhi mainan seni tradisi Nini Towok, Jalangkung, dan wayang golek dari Jawa Barat dengan tokoh Cepot. Ia mengadaptasinya menjadi karya instalasi interaktif yang dapat digerakkan.

Karyanya ini menggunakan material sampah seperti tempurung kelapa yang berlubang alami, bambu, benang kasur, tali plastik, spon ati, ijuk, dan lem kayu.

Memperkenalkan Pariwisata Indonesia Melalui Perhelatan World Water Forum 2024

Juara Favorit - Hartono (Blasu Studio)

Hartono dari Bantul (Yogyakarta) menghadirkan karya berjudul “Biru Berduri” yang terinspirasi dari air, sebagai sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Air adalah kebutuhan pokok manusia, dibutuhkan secara berkelanjutan.

Melalui karya dengan dimensi 38 cm x 38 cm x 13 cm ini, Hartono hendak menyampaikan bahwa air bergantung pada etika manusia terhadap lingkungannya. Ia bisa mengakibatkan bencana bagi manusia dan bisa terjadi kapan saja.

Hartono mengutip pepatah yang mengatakan bahwa apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai. Air bisa memberikan dampak buruk bila manusia tidak mampu menjaga lingkungannya dengan baik.

Hartono (Blasu Studio) dan Koko Sondaka pemenang sayembara Karya Seni dari Sampah dalam rangka World Water Forum ke-10 di Bali

Juara Favorit - Koko Sondaka

Koko Sondaka mengikutkan kreasinya yang berjudul “Rumput Kering” dalam sayembara “Karya Seni dari Sampah” untuk mendukung gelaran World Water Forum ke-10 di Bali.

Seniman asal Bandung (Jawa Barat) ini memberdayakan sampah menjadi karya kreatif yang memiliki pesan tersirat dalam menyuarakan pelestarian air ataupun lingkungan.

Melalui karya ini, Koko memanfaatkan kardus bekas dan botol minuman bekas untuk membangun figur dengan dimensi 1,5 m x 1 m x 2,5 m.

Sumber:
Akun Instagram @worldwaterforum10

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini