Budaya Pandalungan Tergambar Pada Motif Batik Kuno dan Motif Batik Kontemporer

Budaya Pandalungan Tergambar Pada Motif Batik Kuno dan Motif Batik Kontemporer
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Awalnya masyarakat Kota Probolinggo mengenal dan memproduksi batik dengan motif kontemporer. Motif batik kontemporer Kota Probolinggo menekankan pada identitas Pandalungan. Budaya pandalungan merupakan budaya di pantai utara Provinsi Jawa Timur yang menerapkan akulturasi budaya Jawa dan budaya Madura.

Sehingga di Kota Probolinggo terkenal batiknya dengan nama Batik Manggur (Buah Mangga dan Buah Anggur), Batik Bayu (Angin) Gending, Batik Kali Banger, Batik 1000 taman, dan Batik Barungan (Fitria, 2021). Namun, di Tahun 2014 ditemukan motif batik kuno yang berasal dari Kota Probolinggo di Museum Belanda. Temuan tersebut diproses dengan tindakan pengidentifikasian 152 motif oleh Pemerintah Kota Probolinggo melakukan kerjasama dengan pihak Pemerintah Belanda. Nama batik kuno Kota Probolinggo meliputi Batik Kembang Anggur, Batik Kapal Layar, Batik Sawah Sekedok, Batik Kembang Sembujo, Batik Nus-nusan, Batik Godong Klowe, dan masih banyak motif lainya (Fitria, 2023).

Potensi Lokal Buah Mangga dan Anggur

Pada motif batik kontemporer terdapat motif manggur adalah motif mangga anggur. Motif batik manggur mengindikasikan Kota Probolinggo memiliki komoditi unggulan buah mangga dan buah anggur. Motif manggur menunjukkan budaya masyarakat Kota Probolinggo yang gemar berkebun atau menanam buah mangga dan anggur. Sementara pada motif kuno terdapat motif kembang anggur pada batik kuno digambarkan bentuk anggur, bunga, dan sulur tanaman secara sederhana. Motif ini mengindikasikan pada zaman itu di Kota Probolinggo ditemukan banyak anggur.

Motif kontemporer dan motif kuno ini menggambarkan potensi di Kota Probolinggo terkait buah anggur dan mangga Artinya kedua motif ini memperkuat deskripsi kondisi dan potensi buah anggur di Kota Probolinggo. Selain itu, warga Kota Probolinggo berkutat pada tanaman dan penjualan buah mangga dan anggur.

Kesuburan Tanah

Pada motif kontemporer terdapat batik seribu taman menunjukkan motif tanaman tidak hanya satu jenis yang terinspirasi dari seribu taman yang dikelola pemerintah dengan organisasi dan masyarakat. Sementara pada motif kuno terdapat motif sawah sekedok pada batik kuno digambarkan model petakan sawah. Inti motif digambarkan dengan pola bajakan sawah dengan ada burung yang berkeliling, serta tepian sawah yang di pola dengan sejajar rapi. Hal ini menunjukkan kesuburan tanah dan budaya pertanian.

Motif kontemporer dan motif kuno ini menggambarkan kondisi kesuburan tanah dan ragam tanaman di Kota Probolinggo seperti ragam area taman dan sawah. Sejak jaman dahulu banyak area sawah dan kebun yang menjadi sumber hasil pertanian di Kota Probolinggo. Perkembangan zaman kualitas kesuburan tanah juga tetap baik. Meskipun beberapa area berubah menjadi pemukiman atau pertokoan, tapi masih diusahakan keberadaan ruang terbuka hijau baik melalui taman kota, hutan kota, dan lainnya. Hal ini menunjukkan Kota Probolinggo memiliki kelayakan dan kualitas kesuburan tanah yang baik serta warga lokal mengorientasikan pada kegiatan pertanian dan perkebunan.

Kondisi Angin Gending (Angin Lokal)

Pada motif batik kontemporer terdapat motif angin gending menunjukkan kondisi alami dan cuaca di Kota Probolinggo yang memiliki angin lokal. Motif batik angin gending menggambarkan keberadaan kondisi alam di Kota Probolinggo dengan adanya angin lokal bernama angin gending. Hal ini menunjukkan bahwa motif angin gending melekat dengan Kota Probolinggo sebagai angin khas kering yang ada di Kota Probolinggo.

Sementara pada motif batik kuno terdapat motif kembang sembujo digambarkan pada motif bunga merekah dengan dua corak hitam dan putih. Hal ini tidak hanya menunjukkan adanya tanaman kamboja, namun menunjukkan tumbuhan bunga kamboja dampak dari penyerbukan melalui angin. Dikarenakan Kota Probolinggo memiliki keunikan iklim adanya angin lokal yang kering.

Motif kontemporer dan motif kuno ini menggambarkan kondisi iklim atau cuaca di Kota Probolinggo yang memiliki angin lokal dengan nama angin gending yang bersifat kering. Banyak tanaman yang berkembang biak dengan bantuan angin alami melalui penyerbukan alami. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara tanaman tertentu seperti kamboja tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan angin gending.

Keberadaan Kali Banger

Pada motif batik kontemporer terdapat motif kali banger menunjukkan kondisi alam khususnya sungai di Kota Probolinggo. Kota Probolinggo memiliki kali yang bersejarah dengan nama Kali Banger. Kali yang cukup besar melewati tengah kota Probolinggo dan bermuara di Pelabuhan Kota Probolinggo. Motif kali banger mendeskripsikan dan menunjukkan eksistensi keberadaan kali banger yang melewati pusat kota.

Sementara pada motif kuno terdapat motif terate digambarkan motif bunga teratai yang mekar. Terate atau teratai merupakan tumbuhan yang hidup diatas permukaan air. Motif ini menggambarkan bunga dengan model lingkaran dan ada kelopak yang merekah. Gambaran motif ini mengartikan bunga terate tumbuh di aliran yang tenang. Diindikasikan ditemui pada aliran sungai yang tenang di tengah kota yaitu Kali Banger.

Motif kontemporer dan motif kuno ini menggambarkan keberadaan kali banger yang mengalir di pusat kota. Selain itu keragaman hayati juga hidup di ekosistem Kali Banger seperti bunga teratai. Hal ini menunjukkan kedua motif memperkuat keberadaan Kali Banger.

Batik Bahari

Pada motif bahari menunjukkan potensi perikanan dan kelautan di Kota Probolinggo. Motif batik bahari menggambarkan potensi kelautan di Kota Probolinggo. Motif batik bahari didominasi dengan kapal layar guna menggambarkan adanya keberadaan laut, pantai, pelabuhan dan pesisir Kota Probolinggo yang masih eksis.

Motif tidak hanya indah di atas permukaan tetapi juga indah di bawah permukaan air, hal ini mengindikasikan keindahan di pantai atau pesisir dan di dalam laut dengan ekosistem yang masih alami. Sementara pada motif kuno terdapat motif kapal layar menunjukkan motif utama dengan bentuk kapal dan ada layar berkembang. Motif ini menegaskan eksistensi pelabuhan Kota Probolinggo. Selain itu ada motif batik terkait kelautan yang memperkuat eksistensi kelautan seperti motif nus-nusan dan kerangan.

Motif kontemporer dan motif kuno ini menggambarkan keberadaan area pesisir terkait potensi laut dan pantai. Keberadaan pelabuhan dan pesisir juga ada sejak dahulu dan masyarakat dapat mengelola kondisi pesisir dan laut serta mengolah potensi perikanan dan kelautan.

Keberadaan motif batik kontemporer Kota Probolinggo yang ditambah dengan adanya temuan motif batik kuno Kota Probolinggo menguatkan keragaman motif batik yang memperkuat karakteristik dan kekhasan Kota Probolinggo. Gambaran motif batik kuno dan batik kontemporer di Kota Probolinggo menguatkan budaya dan potensi lokal Kota Probolinggo baik di masa lampu dan masa kini. Serta perlu diterapkan pelestarian lingkungan guna memperkuat nilai budaya di Kota Probolinggo yang memiliki karakteristik unik.

Sumber:

Fitria, N. J. L. (2021). Filosofi Ragam Corak Batik Pandalungan Sebagai Identitas Kultural Kota Probolinggo. Jurnal Paris Langkis, 1(2), 13–22. https://doi.org/10.37304/paris.v1i2.2508

Fitria, N. J. L. (2023). Kajian Motif Batik Dengan Aspek Nilai Estetika Pada Batik Kuno Kota Probolinggo. Dinamika Kerajinan Dan Batik: Majalah Ilmiah, 40(1), 87–108. https://doi.org/10.22322/dkb.V40i1.4149

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini