Peran Vital Generasi Muda dalam Pengembangan Budaya Nasional

Peran Vital Generasi Muda dalam Pengembangan Budaya Nasional
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Membicarakan kebudayaan Indonesia tidak akan ada habisnya, itu karena Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang sangat luas dan beragam tidak hanya kekayaan alamnya saja.

Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menetapkan sebanyak 1728 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2013 hingga 2022 yang terbagi ke dalam 5 domain

Sumber: Kemendikbud

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sepatutnya kita untuk tetap memelihara kekayaan budaya ini. Karena negara wajib memelihara dan mengambangkan nilai luhur budayanya sesuai dengan bunyi UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1:

“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”

Namun terdapat permasalahan dimana masyarakat Indonesia mulai kehilangan ketertarikan dalam melihat pertunjukan/pameran seni kebudayaan.

Data dari Statistik Sosial Budaya Indonesia 2021 menjelaskan bahwa terdapat penurunan angka menonton secara langsung serta kenaikan angka masyarakat yang tidak pernah menonton baik secara langsung maupun tidak langsung

Sumber: BPS

Penurun ini salah satunya diakibatkan adanya Covid-19, namun terdapat indikasi dimana terjadinya gap antara pelaku budaya yang mulai melebar.

Gap umur pelaku budaya di Indonesia

Permasalahan yang akan timbul di masa mendatang adalah sedikitnya pelaku budaya Indonesia dikarenakan anak muda kurang berminat dalam keterlibatan terhadap pertunjukkan/pameran seni kebudayaan

Bahkan angka tidak terlibat mencapai 99,51%, berbanding jauh dengan angka keterlibatan masyarakat Indonesia yang hanya 0,49%. Ditambah lagi, umur keterlibatan terhadap pertunjukkan/pameran seni didominasi oleh orang dewasa.BPS. Statistik Sosial Budaya 2021

Padahal apabila melihat proyeksi, menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menjelaskan, bahwa negara Indonesia diyakini akan masuk jajaran empat besar ekonomi dunia.

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% dalam usia produktif (MenPANRB). Artinya lebih banyak usia produktif daripada usia non produktif yang hanya berkisar 30% saja

Mengutip data dari Sensus Penduduk tahun 2020 dari BPS, jumlah populasi Indonesia didominasi oleh golongan muda yaitu Gen Z dengan persentase 26,46%, Milenial sebesar 25,80%, dan Post Gen Z sebesar 13,07%.

Kalau dijumlah golongan muda dari Milenial sampai Post Gen Z mencapai 60,46% atau sejumlah 163,37 juta masyarakat Indonesia. Yang artinya bahwa perkembangan dan pembangunan Indonesia di masa mendatang ditopang oleh generasi muda.

Dalam hal ini, apabila masyarakat mudanya saja saat ini tidak terlibat dalam regenerasi pemangku budaya akan mengakibatkan krisis kebudayaan di masa mendatang.

Bahkan beberapa penelitian menunjukkan, sebagian besar Generasi Milenial telah terpengaruh terhadap budaya asing sehingga mulai melupakan budaya asli Indonesia serta mengabaikan norma – norma masyarakatnya sendiri[1].

Salah satu alasan tergerusnya budaya lokal adalah karena efek globalisasi dimana kebudayaan luar yang mudah masuk sehingga mengubah nilai dan budaya masyarakat dengan cara meniru atau menerapkan secara selektif[2].

Padahal anak muda sudah memahami tentang rasa nasionalisme yaitu cinta terhadap tanah air tetapi mereka sendiri yang menyebutkan bahwa memang adanya arus modernisasi ini membuat anak muda harus menyesuaikan diri menjadi lebih modern[3].

Peran Generasi Muda

Itulah mengapa generasi muda mempunyai peran yang sangat vital dalam memelihara nilai dan kebudayaan bangsa Indonesia. Di samping itu, peran stakeholder dan tentunya pemerintah juga penting.

Maka dari itu, ada beberapa cara dan kebijakan yang dapat dilakukan oleh ketiga belah pihak guna meningkatkan interaksi dan keberlangsungan budaya Indonesia.

  1. Belajar dan Memahami Budaya Indonesia: Generasi muda perlu mempelajari sejarah, nilai-nilai, tradisi, dan kekayaan budaya Indonesia untuk menghargainya dan meneruskannya.
  2. Menghormati dan Memelihara Tradisi: Ini mencakup penghormatan terhadap upacara adat, pakaian tradisional, dan kebiasaan sehari-hari yang mewakili warisan budaya.
  3. Menjaga Bahasa dan Sastra: Penting untuk berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia dengan baik, serta memahami sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya.
  4. Mendukung Seni dan Budaya Pertunjukan: Generasi muda bisa mendukung seni tradisional seperti tari, musik, dan teater dengan menghadiri pertunjukan atau bahkan ikut serta dalamnya.
  5. Konservasi Warisan Budaya: Ini berarti menjaga situs-situs bersejarah dan artefak budaya agar tetap ada untuk generasi mendatang.
  6. Pendidikan Masyarakat tentang Budaya: Generasi muda dapat mendidik masyarakat tentang pentingnya budaya dan pelestariannya melalui berbagai bentuk penyuluhan dan pendidikan.
  7. Berinovasi dalam Budaya: Ini mencakup cara kreatif menggabungkan unsur-unsur budaya dengan konteks modern, misalnya dalam seni atau mode.
  8. Bertindak Aktif dalam Organisasi Kebudayaan: Bergabung dengan kelompok budaya atau seni lokal membantu mendukung dan mempromosikan budaya.
  9. Menghormati Perbedaan Budaya: Memahami dan menghormati keberagaman budaya di Indonesia serta mendorong toleransi.
  10. Mengambil Inisiatif dalam Pelestarian Budaya: Generasi muda harus aktif dalam menjalankan proyek-pelestarian budaya dan mengambil inisiatif dalam melestarikan budaya Indonesia.

Peran Stakeholder

A. Pemerintah:

  1. Mendorong kebijakan budaya yang mendukung pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia.
  2. Memberikan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk melestarikan tempat-tempat bersejarah dan museum.
  3. Menggalakkan pendidikan budaya di sekolah dan universitas.

B. Pendidikan:

  1. Sekolah dan universitas dapat menyediakan kurikulum yang memasukkan pembelajaran tentang budaya Indonesia.
  2. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler atau pelatihan seni tradisional.

C. Masyarakat:

  1. Menjaga tradisi budaya dan berpartisipasi dalam perayaan budaya lokal.
  2. Mengajarkan pengetahuan budaya kepada generasi muda dalam keluarga dan komunitas.
  3. Melibatkan diri dalam proyek pelestarian budaya lokal.

D. Industri Kreatif:

  1. Mendukung seniman dan pengrajin lokal dengan memberikan peluang ekonomi, promosi, dan tempat berjualan.
  2. Mendorong kreasi seni dan karya yang terinspirasi oleh budaya Indonesia.

E. Media dan Komunikasi:

  1. Memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi tentang budaya Indonesia.
  2. Mendorong liputan positif tentang seni, budaya, dan kearifan lokal.

F. Organisasi Budaya dan LSM:

  1. Mendorong program-program pelestarian budaya.
  2. Mengadakan festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan tradisional untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat.

G. Pariwisata:

  1. Mendorong pariwisata yang berkelanjutan dengan mempromosikan budaya lokal.
  2. Melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan dan promosi pariwisata budaya.

H. Bisnis dan Sektor Swasta:

  1. Berinvestasi dalam proyek-proyek yang mendukung pelestarian budaya dan seni tradisional.
  2. Menggunakan produk lokal dan seniman sebagai bagian dari produk atau jasa mereka.

Referensi:

  • Badan Pusat Statistik.
  • Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
  • Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
  • [1] Artisna dkk. (2022). Respon Generasi Milenial Indonesia Di Tengah Masuknya Budaya Asing. Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya.
  • [2] Agusa dan Zulfahmi. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda. Jurnal Kajian Hukum Iuris Studia.
  • [3] Suryana dan Dini. (2021). Lunturnya Rasa Nasionalisme pada Anak Milenial Akibat Arus Modernisasi. Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 2.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini