Circular Ekonomi Dengan Kertas Daur Ulang, Cerminan Kebiasaan Ibu

Circular Ekonomi Dengan Kertas Daur Ulang, Cerminan Kebiasaan Ibu
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Masa-masa sekolah tidak hanya sebagai masa untuk belajar ilmu, namun juga peningkatan pengalaman. Masa sekolah tentu tidak terlepas dari kebutuhan buku, kertas, dan alat tulis lainnya. Mulai dari sekolah taman kanak-kanak hingga tingkat pendidikan tinggi bahkan di dunia kerja membutuhkan kertas sebagai media penting. Hal ini mengindikasikan peningkatan kebutuhan kertas semakin tinggi. Penggunaan kertas terus bertambah terkadang menumpuk begitu saja, dijual ke pengepul, bahkan ada yang terbuang di tempat sampah.

Namun ada kebiasaan ibu atau orang tua yang dapat dicontoh dalam mengelola kertas yang sudah terpakai. Pada zaman dahulu, ibu mengoptimalkan penggunaan kertas bekas dengan baik. Mulai dari kertas koran sebagai pembungkus barang atau hadiah pada tetangga atau kenalan, ada kertas bekas menjadi pelindung barang pecah belah, bekas kertas juga dikreasikan sebagai kerajinan, bahkan kertas yang masih bersih di kumpulkan dan dirangkai menjadi buku catatan. Hal ini sudah terbiasa oleh orang tua sebagai bentuk penghematan dan pemanfaatan secara bijaksana.

Kebiasaan ini sebenarnya perlu diterapkan disetiap generasi. Artinya sampah kertas atau kertas bekas tidak harus terbuang begitu saja. Perlu penerapan zero waste atau minim sampah kertas. Zero waste selaras dengan program ekonomi sirkular. Pada intinya sampah diputar dan diolah kembali untuk dimanfaatkan kembali baik sebagai fungsi awal maupun menjadi barang baru.

Agar sampah tidak menumpuk dan tidak mencemari lingkungan. Ekonomi sirkular dapat mengatasi dan memberikan solusi dalam penanganan sampah industri dan sampah rumah tangga. Sirkular ekonomi tidak hanya mengatasi permasalahan jumlah sampah akan tetapi menjadi bentuk kepentingan berkelanjutan (Dwiningsih & Harahap, 2022).

Ekonomi sirkular dapat diterapkan pada aktivitas 5R juga dijabarkan pada setiap pengolahan kertas, meliputi reduce, repair, reuse, recovery, dan recycle. Detail aktivitas 5R meliputi pertama, reduce merupakan proses penggunaan kertas yang dimaksimalkan, penggunaan bahan baku kertas dengan dua sisi dalam lembaran menjadi lebih hemat. Kertas wajib digunakan dengan dua sisi. Jika ada yang masih digunakan satu sisi, sisi yang masih kosong dapat dirangkat kembali menjadi notebook.

Kedua, repair merupakan pemanfaatan kertas yang sudah digunakan dua sisinya, penggunaan kertas menjadi fungsi yang baru. Pemanfaatan kertas bekas ini dapat menjadi benda baru tapi tidak merubah bentuk atau pola yang masih dikenali sebagai bentuk kertas. Kertas yang sudah digunakan dua sisi tidak bisa menjadi media tulis, namun bisa menjadi kertas wrap untuk pelindung barang atau pembungkus barang. Selain itu dapat dikreasikan menjadi marbling paper sebagai kertas kado atau kertas hias.

Ketiga, reuse merupakan pengolahan kertas yang sudah tidak dapat digunakan pada dua tahap di atas. Biasanya kertas yang robek atau telah terpotong kecil atau kedua sisi sudah digunakan diubah menjadi kerajinan atau barang baru dengan fungsi baru. Kertas dapat digulung dan di lem serta dirangkai sebagai barang keterampilan seperti tatakan gelas, atau tempat pensil, dan lainnya. Selain itu kertas bekas berbentuk robekan dan tidak beraturan dapat dirangkai dengan lem kayu menjadi vas bunga. Semakin indah jika dihias dan diwarnai.

Keempat, recovery merupakan pengelolaan kertas yang sudah dalam potongan atau robekan kecil maupun kertas bekas yang berisikan data penting sehingga perlu di hancurkan atau di potong kecil menjadi pulp kertas. Pulp kertas ini dapat menjadi bahan kerajinan yang memiliki nilai ekonomis. Kertas diolah menjadi bubur kertas dan digunakan membuat kerajinan tangan bernilai ekonomi.

Bubur kertas yang disaring, menghasilkan dua bentuk yaitu cairan yang lebih kental dan bubur kertas yang lebih padat. Cairan bubur kertas dicampur semen putih dan pewarna dapat dijadikan bahan melukis dengan teknik lukisan timbul atau sculpture. Sementara bubur kertas yang lebih padat dapat dibentuk sebagai pot pulp kertas. Sehingga menjadi pot yang lebih ramah lingkungan.

Kelima, recycle merupakan teknik daur ulang kertas menjadi kertas kembali dan dapat difungsikan sebagai kertas kembali disertai keunikan kertas daur ulang. Selain itu dapat dijadikan sebuah wadah sekaligus kerajinan yang unik. Kertas bekas yang dijadikan bubur kertas dapat menjadi kertas kembali.

Meskipun tekstur dan bentuk tidak sesempurna olahan pabrik, namun kertas dari bahan daur ulang memiliki karakteristik dan keuinikan tersendiri. Kertas daur ulang menjadi kertas hias, kartu ucapan, atau amplop yang estetik. Selain itu bubur kertas dapat ditambah bibit menjadi kertas bibit. Kertas bibit tidak hanya menjadi kertas yang ditulis namun juga dapat ditanam. Sehingga media bibit lebih ramah lingkungan.

Kebiasaan ini sering dikenal dengan kebiasaan orang tua yang memanfaatkan kertas bekas lebih bijak. Namun kebiasaan ini dapat diturunkan kepada setiap generasi dan terus berinovasi sehingga lebih variatif, modern, dan multi fungsi. Kebiasaan ini menjadi gerakan tepat untuk melindungi alam dengan lebih bijaksana. Tidak ada penumpukan sampah kertas dan kertas semakin bermanfaat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini