Narman: Jembatan Pertama Masyarakat Baduy Luar dengan Teknologi

Narman: Jembatan Pertama Masyarakat Baduy Luar dengan Teknologi
info gambar utama

“Saya akan terus menjadi masyarakat suku Baduy yang taat aturan, walau saat itu saya sudah melanggar, tetapi ssaya merasa ada sisi positif yang bisa dimanfaatkan disitu. Bagi saya yang baik diambil yang buruk jangan diambil.” Begitulah ucap Narman dalam salah satu sesi talkshow bernama GOOD MOVEMENT yang diadakan oleh GNFI Academy. Narman adalah salah satu masyarakat dari suku Baduy Luar yang telah berhasil mensejahterakan banyak keluarga di masyarakat Baduy Luar melalui Baduy Craft, akun jual beli online yang menawarkan kerajinan-kerajinan buatan suku Baduy Luar.

Suku Baduy adalah sebuah suku asal banten yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai serta adat dan tradisi yang ditetapkan sukunya. Suku Baduy sendiri terbagi menjadi dua kelompok berbeda, Baduy Dalam yang budaya kesukuannya masih kental dan cukup menutup diri dengan dunia Luar, serta Baduy Luar yang sebagian besar kehidupannya telah dipengaruhi oleh budaya modern dan sudah terbuka dengan dunia Luar. Interaksi dengan dunia luar inilah yang akhirnya membuka sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat suku Baduy Luar, yaitu sumber mata pencaharian dari bidang pariwisata.

Tidak dapat dipungkiri, saat ini suku Baduy Luar adalah salah suku di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan-wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Selain mengenal lebih dalam terkait Baduy Luar, serta melihat langsung budaya-budaya masyarakat Baduy Luar, kerajinan-kerajinan serta cinderamata yang dibuat oleh tangan-tangan masyarakat Baduy Luar adalah salah satu yang paling unik dan menarik bagi para wisatawan yang berkunjung. Kerajinan serta cinderamata inilah yang akhirnya menjadi sumber mata pencaharian untuk masyarakat Baduy Luar.

Bagi masyarakat Baduy Luar, bidang pariwisata memang membantu banyak perekonomian mereka. Namun, walaupun begitu, ternyata masih banyak masyarakat Baduy Luar yang belum dapat merasakan keuntungan secara langsung dari bidang pariwisata ini. Bukan tanpa alasan, pasalnya wisatawan-wisatawan yang datang memang cenderung hanya membeli kerajinan dari masyarakat Baduy Luar yang rumahnya memiliki akses langsung ke jalan-jalan yang dilewati wisatawan.

Para wisatawan biasanya akan membeli kerajinan-kerajinan yang dipajang di sepanjang jalan yang mereka lewati. Hal inilah yang membuat banyak masyarakat Baduy Luar yang bertempat tinggal di bagian dalam desa, atau mereka yang rumahnya yang tidak mendapatkan akses langsung ke jalan-jalan yang dilewati para wisatawan, tidak dapat merasakan keuntungan dari bidang pariwisata di wilayah Baduy Luar ini.

Melihat masih banyaknya masyarakat Baduy Luar yang belum dapat secara maksimal memasarkan kerajinan-kerajinannya inilah yang akhirnya membuat Narman memutuskan untuk mempelajari teknologi, terutama yang berkaitan dengan perdagangan elektronik. Narman memang memiliki keterbatasan dalam pendidikan karena tidak sekolah, namun bagi dia hambatan itu bukanlah sesuatu yang lantas membuatnya menyerah.

Proses Narman selama belajar perdagangan elektronik ini bukan lah sesuatu yang mudah, Narman mengaku dirinya harus berjalan menuruni bukit untuk mendapatkan sinyal sehingga dia dapat belajar serta melakukan update, posting, hingga customer service karena di area desanya terdapat kendala sinyal. Di tengah itu Narman juga harus memahami dan menyadari betul bahwa perbuatannya dalam bersinggungan teknologi merupakan salah satu bentuk pelanggaran pada adat sukunya. Namun, besarnya pengorbanan yang Narman lakukan tidak pernah sia-sia, setelah banyak pengorbanan yang dia lakukan Narman berhasil memasarkan banyak produk kerajinan masyarakat Baduy Luar melalui Baduy Craft.

Baduy Craft adalah sebuah akun jual beli online yang dibuat Narman di tahun 2015 sebagai jawaban dari permasalahan di lingkungannya. Baduy Craft hadir untuk membantu masyarakat Baduy Luar memasarkan dan mempromosikan produk-produk yang mereka jual ke masyarakat luas. Kesuksesan yang Baduy Craft dapatkan dari penjualan-penjualan produk Baduy ini tidak membuat perjuangan Narman berhenti disitu saja.

Setelah menyadari saat itu banyak target pembelinya terutama ibu-ibu yang tidak terlalu suka melakukan transaksi online karena kebanyakan calon pembelinya ingin melihat langsung produk yang ditawarkan. Narman akhirnya mulai aktif mengikuti berbagai pameran atau event bertema Nusantara. Narman sendiri mengakui bahwa dia merasakan langsung keuntungan dari event-event atau pameran yang dia ikuti, karena dari event itulah mulai banyak yang mengenal Baduy Craft dan produk-produk dari masyarakat Baduy Luar yang akhirnya berimbas pada peningkatan penjualan produknya.

Di tahun 2018, usaha Narman ini akhirnya didaftarkan oleh teman-teman wartawannya dalam salah satu ajang bergengsi dari Grup Astra, yaitu Satu Indonesia Awards. Narman mengaku, kemenangan yang dia dapatkan di ajang SIA ini memberikan dampak yang besar bagi usaha Narman saat itu. Selain Baduy Craft yang semakin dikenal, Narman juga senang mengetahui banyak tulisan-tulisan baru yang menceritakan kisahnya.

Tidak hanya itu saja, sejak kemenangannya di SIA 2018, Narman juga mulai menerima tawaran kerjasama dari beberapa agensi pariwisata untuk menyediakan guide, potter, hingga menyiapkan rumah masyarakat para wisatawan yang ingin menginap. Keuntungan-keuntungan inilah yang akhirnya menjadi semangat baru bagi Narman untuk terus mengembangkan usahanya.

Kisah Narman bukan hanya sekedar kisah yang menceritakan perjuangan dan kesuksesan Narman dalam membantu banyak Masyarakat Baduy Luar melalui Baduy Craft. Tetapi lebih dari itu, kisah Narman adalah kisah yang telah menginspirasi banyak kalangan terutama masyarakat suku Baduy Luar itu sendiri.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini