Sektor Pertanian Sebagai Sumber Pendapatan Utama Warga Desa Sukowiyono, Padas, Ngawi

Sektor Pertanian Sebagai Sumber Pendapatan Utama Warga Desa Sukowiyono, Padas, Ngawi
info gambar utama

Desa Sukowiyono adalah salah satu desa yang ada di Provinsi Jawa Timur Kabupaten Ngawi Kecamatan Padas, dan biasa dikenal dengan Desa Ngrajek. Sebagai salah satu desa yang berada di Kabupaten Ngawi yang dinobatkan sebagai kabupaten paling banyak menyumbangkan kebutuhan padi terbanyak di Provinsi Jawa Timur Negara Indonesia. Desa Sukowiyono banyak warganya yang berprofesi sebagai petani hampir 100% nya. Walaupun Desa Sukowiyono ini didominasi dengan warganya yang berprofesi sebagai petani, mereka juga mempunyai pekerjaan alternatif demi memenuhi kebutuhan ekonomi ‎yang semakin sulit dan menambah pendapatan. Pada data tahun 2012 dapat dipaparkan bahwa alternatif pekerjaan lain tersebut antara lain ‎yaitu : Pedagang Kecil 8,8%, Beternak 38,4 %, Kuli 14,4‎%, Tukang Sayur 6,4%, Pembantu Rumah Tangga 3,2 %, ‎Membuat Kerajinan Tas 12%, Pemulung 4,8 % , dan Buruh Pabrik ‎‎11,2%. Serta menurut data statistik pada website Desa Sukowiyono pada tahun 2023 para masyarakatnya bekerja sebagai Pengurus Rumah Tangga 1,4%, Pelajar / Mahasiswa 2,3%, Buruh Bangunan 0,05%, PNS 0,15%, TNI 0,05%, Peternak 0,02%, Petani / Pekebun 91,2% dan sisa Belum / Tidak Bekerja. Dan bisa disimpulkan bahwa masyarakat desa sukowiyono masih didominasi pekerjaan menjadi petani. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga walaupun warga Desa Sukowiyono bekerja selain menjadi petani mereka juga memiliki sawah. Dikarenakan sebagai bekal di hari tua mereka ketika sudah pensiun dari pekerjaanya dan sebagai pekerjaan alternatif lainnya

Morning Vibes | Ig: nugrohohadisambodo
info gambar

Menjadi petani pun tidak selalu mulus jalannya, ketika para petani mengalami krisis mereka harus putar otak untuk melakukan ‎mobilitas horizontal atau bergerak keluar Desa ‎Sukowiyono. Bekerja sebagai buruh tani ‎masih dalam batas-batas toleransi dibuktikan buruh tani ‎bermigrasi sirkuler ke daerah lain, tidak menetap ‎tetapi menyesuaikan kebutuhan ekonominya dengan cara ‎mencari peluang pekerjaan ke daerah lainnya. Buruh tani ‎Desa Sukowiyono yang melakukan mobilitas ke luar ‎Kabupaten Ngawi sebanyak 8,3% yaitu ke ‎daerah Surabaya, sedangkan buruh tani yang bermobilitas ‎ke luar Kecamatan Padas tetapi masih dalam lingkup ‎Kabupaten Ngawi adalah 8,9% yaitu ke Desa ‎Sidokerto, Desa Samben, Desa Jatipuro Kecamatan ‎Karangjati, dan buruh tani yang bermobilitas keluar Desa ‎Sukowiyono tetapi masih dalam lingkup Kecamatan Padas yaitu berjumlah 82,8% yaitu Desa ‎Munggut, Desa Bendo, Desa Tambakromo, Desa ‎Tungkulrejo, Desa Padas, dan Desa Kedungprahu ‎Kecamatan Padas. Buruh tani yang tidak beralih ‎pekerjaan atau hanya mencari pekerjaan alternatif di ‎daerah lainnya (mengisi waktu luang) ketika musim-‎musim permintaan pekerjaan pertanian meningkat ‎mereka akan kembali bekerja di Desa Sukowiyono.

Walaupun sulitnya bertani di zaman modern ini tidak menjadikan warga Desa Sukowiyono ini berhenti untuk bertani mereka masih menjadikan sektor pertanian ini sebagai pendapatan utama mereka untuk memenuhi kebutuhan sekunder, premier, dan tersier mereka. Karena warganya yang mayoritas menjadi petani, menjadikan Desa Sukowiyono ini menjadi salah satu tempat dibangunnya irigasi atau biasa disebut dengan waduk. Waduk ini dapat mengairi persawahan di tiga desa sekaligus yaitu Desa Sukowiyono, Desa Tungkulrejo, dan Desa Tambakromo. Karena bertani ini menjadi sumber pendapatan utama Desa Sukowiyono, di setiap musim panen warga Desa Sukowiyono melakukan tradisi methil sebagai wujud syukur atas keberhasilan panen padi yang dilakukan bersama masyarakat disekitarnya. Sebagai desa yang berpotensi tinggi di sektor pertanian, Desa Sukowiyono telah mewujudkan cita-cita pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan melestarikan sumber daya alam serta untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, juga untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian.

Sumber: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/1010

https://sukowiyono.desa.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini