Menyemai Perubahan Melalui KREDIBALI: Pendidikan dan Literasi Lingkungan di Masa Pandemi

Menyemai Perubahan Melalui KREDIBALI: Pendidikan dan Literasi Lingkungan di Masa Pandemi
info gambar utama

Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan serius, khususnya dalam sektor pendidikan. Sistem pembelajaran yang biasa diikuti oleh anak-anak di seluruh Indonesia terpaksa berubah menjadi pembelajaran daring. Hal ini berdampak pada anak-anak di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, yang mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan akibat dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi. Keterbatasan sumber daya dan infrastruktur pendidikan menjadi masalah serius di desa ini.

Namun, di tengah situasi sulit ini, seorang mahasiswa lulusan ekonomi, I Gede Andika Wira Teja, muncul sebagai agen perubahan. Awalnya, Andika pulang ke Bali dengan niat meminta izin untuk melanjutkan studi magister di luar negeri, tetapi dalam perjalanannya, tekadnya berubah untuk memberikan dampak positif pada desanya. Hasil dari tekad ini adalah sebuah program yang luar biasa, yaitu KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan).

Mengenal Program KREDIBALI

KREDIBALI adalah sebuah rumah belajar Bahasa Inggris yang didirikan di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, pada bulan Mei 2020. KREDIBALI begitu istimewa karena pendekatannya yang menggabungkan pendidikan dengan literasi lingkungan. Program ini ditujukan bagi anak-anak tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.

Salah satu aspek unik dari KREDIBALI adalah metode pembayaran kursus. Alih-alih biaya kursus konvensional, siswa yang ingin bergabung diminta untuk membayar dengan sampah plastik yang mereka kumpulkan dari rumah tangga masing-masing. Ide ini lahir sebagai tanggapan terhadap dampak pandemi COVID-19 yang membatasi akses pendidikan formal di sekolah.

Kolaborasi Positif Semua Pihak

KREDIBALI menjalin kolaborasi dengan pemerintah desa dan organisasi non-pemerintah (NGO) setempat untuk mengelola sampah plastik yang dikumpulkan oleh siswa. Sampah plastik yang terkumpul kemudian ditukar dengan beras. Beras ini kemudian dibagikan kepada lansia yang kurang mampu di sekitar desa, sehingga program ini memiliki dampak ganda: membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dan mengatasi permasalahan lingkungan, serta memberikan bantuan pangan kepada yang membutuhkan.

Dokumentasi Pembagian Beras | Foto: Instagram Jejak Literasi Bali
info gambar

KREDIBALI bukan hanya sekadar lembaga pendidikan Bahasa Inggris. Ini adalah inisiatif multilevel yang mengajarkan anak-anak tentang pentingnya peduli lingkungan, mendaur ulang, dan berbagi dengan sesama. Lebih dari itu, program ini membentuk kepekaan sosial dan etika berbagi yang mendalam pada siswa. Tidak hanya melibatkan anak-anak yang menjadi siswa, program ini juga menyentuh orang tua mereka, menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan dan mendukung upaya lingkungan dan kemanusiaan ini.

Hingga saat ini, KREDIBALI telah berkembang dan hadir di tiga desa di Bali: Desa Pemuteran (Buleleng), Desa Puhu (Gianyar), dan Desa Batur (Kintamani, Bangli). Khusus untuk Desa Bantur, pendekatannya berbeda. Hal ini disebabkan oleh permasalahan yang dihadapi di sana, yang bukan terkait dengan sampah plastik, melainkan penggundulan hutan. Oleh karena itu, program yang diterapkan juga berbeda; anak-anak di sana diberikan satu pohon yang harus mereka rawat dengan rajin sebelum memasuki kelas sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan.

KREDIBALI bukan sekadar tentang pendidikan, tetapi juga tentang menyebarkan nilai-nilai kepedulian lingkungan dan kemanusiaan di seluruh Bali. Program ini adalah bukti bahwa dalam situasi sulit seperti pandemi, pendidikan dapat menjadi penggerak perubahan sosial dan lingkungan yang positif. Program ini telah berhasil mendapat apresiasi SATU Indonesia Award yang diselenggarakan oleh Astra.

Masa pandemi telah mengajarkan kita tentang kekuatan kolaborasi, kreativitas, dan tekad dalam menghadapi perubahan. KREDIBALI adalah contoh nyata dari bagaimana seorang individu dengan tekad dan semangat perubahan dapat merespons tantangan yang dihadapi oleh komunitasnya. Program ini tidak hanya menciptakan peluang pendidikan bagi anak-anak di Desa Pemuteran, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi warga yang peduli terhadap lingkungan dan sesama.

#KabarBaikSatuIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini