Mengenal Seni Cadas Liang Kabori, Warisan Budaya Prasejarah Di Pelosok Sulawesi Tenggara

Mengenal Seni Cadas Liang Kabori, Warisan Budaya Prasejarah Di Pelosok Sulawesi Tenggara
info gambar utama

Hai kawan, tahukah bahwa tradisi masyarakat prasejarah yang diproduksi pada permukaan batu, termasuk pada dinding gua maupun tebing karst, para ahli menyebutnya seni cadas-rock art. Seni cadas ditemukan hampir seluruh dunia, sebagai simbol dari masa lalu yang merepresentasikan kehidupan sosial budaya hingga kepercayaan masyarakat pembuatnya. Seni cadas adalah sumber data penting yang menghubungkan para ahli ke masa lalu, karena memberikan informasi revolusi kognitif kecerdasan manusia.

Kawan, kita tahu bahwa Indonesia selama ini dikenal kaya akan warisan budayanya, beberapa bahwa telah mendapat pengakuan internasional dari UNESCO sebagai warisan dunia. Awal tahun 2021, masyarakat Indonesia mendapat kabar gembira melalui sebuah publikasi dari Science Advances berjudul Oldest cave art found in Sulawesi, menyatakan bahwa warisan budaya prasejarah Indonesia yang berada di kawsan karst Maros dan Pangkep Sulawesi Selatan berdasarkan data yang ada adalah seni prasejarah tertua di dunia melampaui yang ada di Afrika, Australia, bahkan Eropa. Suatu kebanggan bagi masyarakat Indonesia karena ternyata pada masa lalu nenek moyang kita adalah seniman ulung yang mampu memvisualkan imajinasinya ke dalam bentuk gambar yang penuh makna.

Sebaran Situs Seni cadas Indonesia dan Letak Situs Seni Cadas Liang Kabori no 5Sumber: Oktaviana, 2016
info gambar

Nah, sebagai ajang untuk menemukan situs seni cadas yang ada di berbagai wilayah Indonesia, berbagai eksplorasi terus dilakukan. Hasilnya kita mengetahui warisan budaya ini tersebar hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, terkhusus Pulau Jawa sampai saat ini belum ada laporan ditemukan seni cadas. Kawan, di antara sebaran seni cadas wilayah Sulawesi yang sudah dikenal dunia, di pelosok Sulawesi Tenggara juga menyimpan kekayaan warisan budaya prasejarah yang dikenal dengan Situs Seni Cadas Liang Kabori. Situs ini terletak di kawasan karst Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, sebuah pulau yang terpisah dari daratan utama provinsi Sulawesi Tenggara. Penasaran bakal sejauh apa kita tentang warisan budaya prasejarah ini? Yuhu, simak artikel ini untuk mengenal lebih dekat, ya!

Salah satu lokasi Situs Seni Cadas Liang KaboriSumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
info gambar

Ini dia seni cadas Liang Kabori yang eksistensinya telah dikenal sejak tahun 1970-an! Sejak saat itu mencuri perhatian para ahli bahkan mahasiswa arkeologi untuk melakukan penelitian. Situs ini tidak seperti situs-situs seni cadas Kalimantan dan Sulawesi Selatan yang dominan berada dalam gua, kebanyakan lokasinya terletak di tebing karst dan ceruk. Meskipun demikian, dari segi temuan tidak kalah dengan situs seni cadas lainnya di Indonesia karena jumhlahnya yang ribuan, tersebar di 43 lokasi dan akan terus bertambah jumlahnya seiring penemuan situs-situs terbaru yang menyimpan seni cadas. Menarik bukan!

Dokumentasi Pribadi tahun 2022
info gambar

Eits, tapi kawan sudah tahu belum? kalau seni cadas Liang Kabori meskipun belum diketahui umur pastinya namun memiliki nilai yang sangat penting, lho! Hal ini karena adanya beberapa motif seni cadas yang belum ditemukan di wilayah lain, yaitu motif manusia dan kuda dengan ragam variasi bentuk. Masih ada hal menarik lainnya dari situs ini, tentunya karena motif layang-layang dan manusia yang memperlihatkan aktivitas sedang bermain layang-layang yang ditemukan pada Gua Sugi Patani, sebuah gua yang terletak di puncak bukit karst. Motif ini diyakini masyarakat memiliki keterkaitan dengan tradisi layang-layang tradisional nan fenomenal dari Kabupaten Muna yang dinobatkan tertua di Indonesia bahkan dunia, yaitu layang-layang Kaghati Roo Kolope yang sepenuhnya terbuat dari bahan alami. Wah keren, semakin menarik nih! Tenang, tidak usah khawatir. Kawan dapat melihat secara langsung layang-layang legendaris tersebut di acara festival layang-layang Kaghati Roo Kolope yang diadakan beberapa tahun sekali oleh pemerintah Kabupaten Muna, dan tentu saja terbuka untuk umum. Pantau dan catat waktunya!

Konsentrasi seni cadas berbagai motif, ada layang-layang, manusia, perahu geometris di Ceruk Kaghofigofine. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
info gambar

Sudah terpukau sama keunikan seni cadas Liang Kabori? Tunggu dulu, itu belum semuanya. Tadi ada adegan aktivitas bermain layang-layang, sekarang keunikan lainnya adalah aktivitas perburuan dan berperang. Aktivitas ini mencerminkan aktivitas si pembuat seni di kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, tidak melulu seni cadas jenis figuratif berupa aktivitas manusia yang dimiliki situs Liang Kabori, ada juga motif hewan selain kuda, transportasi berupa perahu, geometris berbentuk matahari, bahkan ada cap tangan yang ditemukan pada beberapa titik lokasi. Kawan pasti bertanya-tanya, warna apa sih yang digunakan pada seni cadas tersebut? Nah, keunikan selanjutnya terletak pada warna pigmen yang digunakan cukup beragam, ada warna cokelat (brown), hitam (black) dan merah (red). Menariknya lagi, pada beberapa lokasi ditemukan warna hitam dan cokelat tumpang tindih. Oh iya, situs ini telah mendapat pengakuan dari pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya sebagai cagar budaya pada tahun 2003. Penetapan ini otomatis menjadikannya dilindungi oleh Undang-Undang no.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Lingkungan situs seni cadas Liang KaboriSumber: Dokumentasi pribadi, 2022
info gambar

Tertarik mengunjunginya akhir tahun? Itu bukan ide buruk. Oke, sekian dulu mengenal salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat berharga ini ya kawan. Sampai bertemu di mengenal warisan budaya Indonesia lainnya. Salam cagar budaya, kunjungi, lindungi, lestarikan!

Kosasih, E. A. (1984). Hasil Penelitian Lukisan-Lukisan Pada Beberapa Gua dan Ceruk di Pulau Muna (Sulawesi Tenggara). In Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi II (pp. 55-66). Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Mulyadi, A. A. (2016). Distribusi dan Sebaran Situs Seni Cadas di Indonesia: Sintesis Penelitian. Jurnal arkeologi Malaysia, 29(2), 43-56.

Oktaviana, A. A. (2016). Eksistensi Gambar Tangan Negatif Pada Gambar Cadas di Kawasan Karst Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. In Jejak Austronesia di Indonesia (pp. 96-120). Gadjah Mada University Press.

Setiawan, P., Widianto, H., Arifin, K., Permana, R. C. E., Said, A. M., & Oktaviana, A. A. (2015). Gambar Cadas Prasejarah Di Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini