Wasted Solution Hub Satu (WastedHub) Alternatif Permasalahan Sampah dan Lingkungan

Wasted Solution Hub Satu (WastedHub) Alternatif Permasalahan Sampah dan Lingkungan
info gambar utama

Bagi kawan GNFI yang ada di yogyakarta, mendengar permasalahan sampah sepertinya sudah menjadi pembahasan sehari-hari yang tak kunjung menemukan jalan keluar yang baik. Nur Azizah, S.IP, M.Sc dari Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM mengatakan dalam serial diskusi berjudul “Piyungan Penuh, Masyarakat Gaduh” pada Selasa (8/8). Menurutnya, kesadaran masyarakat akan sampah masih sangat minim, bahkan setelah penutupan TPA Piyungan yang menyebabkan penumpukan sampah di pemukiman.

Maka pada kenyataan nya permasalahan sampah dan lingkungan juga menjadi isu yang masih di anggap belum menemukan titik pemecahan permasalahan yang terbaik, alih-alih menuntut sebuah regulasi dan solusi terbaik dari pemerintah, agak nya perlu juga sebagai masyarakat memiliki pemahaman yang baik akan pengelolaan sampah. Seperti yang di lakukan oleh Siti Salama pemenang Satu Indonesia Award di bidang lingkungan dengan Wasted Solution Hub Satu (WastedHub).

Perjumpaan Siti Salama dengan seorang kawan pada tahun 2018 yang konsen terhadap lingkugan dan memberikannya padangan alternatif bagaimaan peran pemulung sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan lingkungan, yang mana pada realitasnya pemulung sudah sejak lama telah melakukan praktik-praktik pemilahan sampah yang pada akhirnya akan di daur ulang, hal ini menjadi alasan Siti Salama mulai mengabungkan pemberdayaan pemulung dengan isu lingkungan.

Sebelumya, Siti Salama memang lebih memfokuskan dirinya pada isu sosial dengan bergerak melakukan permbedayaan di kampung-kampung pemulung sejak tahun 2015 sampai 2018. Ia lebih konsen terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di kampung pemulung seperti permasalahan ekonomi, sosial dan pendidikan. saat ini Siti Salama menungkapkan ia lebih konsen terhadap pemilahan sampah dan lebih banyak melibatkan para pemulung dalam mengedukasi pemilahan sampah, dari yang sebelumnya hanya berfokus ke memulung, menimbang dan menjual namun sekarang dari pemilahan sampah oleh pemulung bisa menghasilkan nilai lebih.

WastedHub yang pada awalnya di cita-citakan sebagai tempat pengolalaan sampah yang terintergrasi, dan semua orang bisa akses. Seiring berjalannya waktu konsen untuk pembuatan pengelolaan sampah juga di ikuti dengan pemberian edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat, ketika masa pandemi WastedHub berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah nya dari rumah.

Tantang WestedHub untuk mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan, dan tidak hanya berhenti di situ perlunya keterlibatan diri demi lingkungan keberlanjutan. Upaya kerjasama baik dengan sekolah, komunitas, komplek dalam lingkup kecil dalam mengedukasi berkaitan dengan pemilahan sampah, WastedHub sendiri berada di Kabupaten Tanggerang. Kolaborasi yang di lakukan juga dengan menyediakan sarana pengelolaan sampah khusus nya di areal-areal perumahan yang menghasilkan sampah rumah tangga.

Kawan GNFI yang di yogyakarta mungkin bisa menjadi sebuah alternatif dengan pemilahan sampah seperti yang di gagas oleh Siti Salama dengan WastedHub nya dengan langsung melakukan pengelolaan sampah dari rumah masing-masih, alih-alih mengharapkan solusi dari pemerintah daerah berkatian permasalahan sampah yang akhir-akhir ini menjadi pembahasan dalam masyarakat yogyakarta.

WastedHub sendiri masih terbatas pada lingkup area Tanggerang saja, akan tetapi Kawan GNFI bisa juga berkolaborasi dengan WastedHub berkatian dengan pengelolaan sampah. Di Tnnggerang sendiri sudah sidikit mulai menghasilkan dampak yang baik berkaitan dengan pengelolaan sampah dengan meningkatnya kesadaran masyarkat untuk konsen dalam memperhatikan lingkungan yang di mulai dari memilah sampah di mulai dari diri sendiri.

Selain konsen untuk pengelolaan sampah, WastedHub juga masih terus melakukan pemberdayaan kepada para pemulung disekitaran Tanggerang dan memberikan bantuan baik secara ekonomi maupun pendidikan khusus nya kepada anak-anak pemulung untuk bisa mengakses pendidikan yang layak.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini