Kuliner Maju Negara Maju

Kuliner Maju Negara Maju
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rempah. Kenakeragaman rempah-rempah Indonesia seperti Cengkih, Kemiri, Pala, Kayu Manis, Lada, Ketumbar, Kapulaga, Lengkuas, Jahe, Kunyit, Kencur, Kepayang, Adas, dan Serai.

Dahulu banyak bangsa lain menyebut rempah-rempah sebagai emas. Hal itu didasari karena pada saat itu rempah menjadi komoditas yang diperebutkan. Rempah memiliki aroma dan rasa yang cukup kuat. Rempah banyak dimanfaatkan salah satunya adalah untuk bumbu makanan.

Maka tidak mengherankan Indonesia memiliki makanan-makanan yang bercita rasa tinggi. Lebih spesial lagi karena makanan Indonesia bisa cocok dengan lidah setiap orang (termasuk orang luar negeri). Mungkin hanya rasa pedas yang harus disesuaikan oleh orang luar negeri. Sisanya, berjalan dengan baik bahkan mendapatkan apresiasi lebih. Di Indonesia sendiri setiap daerah pasti terdapat makanan khas nya masing-masing. Termasuk daerah asal saya yaitu banjarnegara.

Banjarnegara adalah salah satu daerah yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Banjarnegara memiliki luas 1.069,73 kilometer persegi. Bicara soal kuliner Banjarnegara, Kabupaten dengan aksen ngapak ini juga memiliki makanan khas nya.

Kita sebut saja seperti Dawet Ayu, Soto Krandegan, Buntil Banjarnegara, Mie Ongklok, Bakso Tupat, Tempe Mendoan, Manisan Carica, dan masih banyak lagi. Apakah kamu pernah mengunjungi Banjarnegara dan mencoba salah satu di antaranya?

Berjalanlah ke arah pasar lama Banjarnegara, di sana terdapat minuman khas Banjarnegara yaitu Dawet Ayu. Konon, Dawet Ayu pertama dan yang terenak ada disitu. Namun tak perlu khawatir, Dawet Ayu juga dapat kita jumpai di beberapa titik di Banjarnegara dan tentu tidak kalah enak.

Dawet Ayu Banjarnegara mendapatkan penghargaan sebagai minuman tradisional terpopuler dalam ajang penghargaan Anugrah Pesona Indonesia (API) 2020. Atas hasil itu, pemerintah setempat akan terus mendorong promosi Dawet Ayu sebagai minuman tradisional khas Banjarnegara. Contohnya pemberian tenda untuk para penjual Dawet Ayu di tiap-tiap jalan di Banjarnegara.

Mengutip dari liputan6.com, Dawet Ayu Banjarnegara mirip seperti minuman cendol. Bedanya Dawet Ayu terbuat dari bahan dasar tepung beras dan sagu aren. Ditambah santan dan daun pandan serta gula yang digunakan pada Dawet Ayu bukannlah gula merah melainkan gula aren.

Gula aren inilah yang memberikan rasa manis alami dan aroma khas. Dawet Ayu biasa disajikan dengan es parut. Sensasi dingin segar dan manis alami akan kita rasakan saat menikmati Dawet Ayu Banjarnegara. Bahkan saat dinikmati tanpa es (tidak dingin), Dawet Ayu tetap memiliki cita rasa yang tinggi.

Menurut liputan6.com, pada tahun 1970-1980 terdapat sebuah grup seni calung dan lawak Banyumas Peang Penjol. Grup ini cukup terkenal di Karesidenan Banyumas. Grup ini jugalah yang konon membuat minuman Dawet Ayu Banjarnegara populer dan semakin terkenal melalui lagu mereka.

Hal ini bisa kita jadikan contoh dalam mempromosikan produk budaya kita. Keberadaan Dawet Ayu sebagai ikon Banjarnegara semakin tegas dengan adanya Monumen Dawet Ayu yang ada di alun-alun kota.

Promosi produk budaya seperti ini menjadi penting untuk ikut memajukan ekonomi negara. Jika kita mampu melestarikan dan mempromosikan warisan kulinernya dengan baik, bukan hal sulit ekonomi negara akan maju.

Coba sekarang kita buka media sosial (youtube, Instagram, facebook, dan lainnya) dan lihat reaksi orang luar negeri ketika mereka mencoba makanan Indonesia. Mereka merasakan cita rasa yang tidak dapat mereka temukan di negaranya. Bahkan banyak dari mereka merasa kaget karena ternyata makanan Indonesia seenak itu. Kuliner adalah “kartu As” kita dalam upaya memajukan ekonomi negara.

Salah satu cara mempromosikan produk kuliner tersebut adalah dengan dimasukan ke dalam produk-produk budaya lainnya seperti festival, pameran, film, musik, dan lainnya. Pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator atau peminjam dana bagi orang-orang Indonesia. Pada intinya pemerintah dapat berperan untuk kemudahan mendapatkan bahan baku, izin di negara setempat, dan pendanaan.

Biarkan orang-orang Indonesia yang ada di luar negeri (bahkan mahasiswa) untuk menjadi pelaku bisnis kuliner di berbagai negara. Dengan cara ini, akses orang-orang luar negeri untuk menikmati kuliner Indonesia lebih mudah tercapai. Karena bukan tidak mungkin jika wisatawan asing datang ke Indonesia karena pengalaman mereka terhadap kuliner Indonesia.

Indonesia dianugerahi banyak sekali kekayaan kuliner. Kita seharusnya mendorong promosi produk kuliner Indonesia. Tidak penting dari daerah atau kota mana kamu berasal, terus dorong promosi produk kuliner daerah kamu. Yang harus digaris bawahi adalah kita harus bisa menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok atau kedaerahan. Tujuan yang paling penting adalah kepentingan perahu besar bernama Indonesia.

Saya yang berasal dari Banjarnegara bangga serta akan terus mendorong Dawet Ayu dan kuliner Banjarnegara lainnya demi kemajuan ekonomi negara. Bagaimana dengan kamu?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini