Konflik Serbia-Kosovo: Ekspansi Pengaruh Amerika Serikat di Tanah Balkan

Konflik Serbia-Kosovo: Ekspansi Pengaruh Amerika Serikat di Tanah Balkan
info gambar utama

Banjska, sebuah desa kecil di utara Kosovo harus menjadi saksi bisu dari kelamnya perkembangan konflik antara Serbia dan Kosovo. Dikutip dari media BBC, konflik yang terjadi pada 24 September 2023 itu merupakan, “eskalasi kekerasan terburuk yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir”.

Eskalasi ini berakhir dengan meninggalnya satu polisi Kosovo dan tiga pelaku penembakan yang dipercaya berasal dari etnis Serbia. Konflik tersebut bukanlah kali pertama Serbia-Kosovo berada di situasi yang menegangkan dengan satu sama lain karena kedua negara memiliki beberapa peristiwa kelam yang menjadi awal dari keseluruhan konflik ini.

Awal Perpecahan Serbia-Kosovo

Konflik Serbia-Kosovo bermula dari sejarah panjang dan kompleks di wilayah Balkan. Kosovo, wilayah yang diduduki oleh mayoritas etnis Albania, telah menjadi sumber perselisihan antara etnis Albania dan Serbia selama berabad-abad. Saat Yugoslavia mengalami keruntuhan pada tahun 1990-an, Kosovo kehilangan otonominya setelah Serbia mencabutnya pada tahun 1989. Hal ini memicu eskalasi ketegangan dan konflik yang mencapai puncaknya pada tahun 1998-1999, ketika pasukan Serbia melancarkan kampanye militer yang brutal terhadap para pejuang kemerdekaan Kosovo.

Selanjutnya, NATO mengambil langkah untuk menyelesaikan konflik tersebut dan melakukan intervensi militer pada tahun 1999 yang mengakhiri kampanye tersebut. Kosovo pun menjadi wilayah yang diadministrasi oleh PBB untuk sementara waktu. Setelah periode administrasi yang panjang, Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 2008, yang dimana tidak diakui oleh Serbia. Sekitar 100 negara telah mengakui kemerdekaan Kosovo, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat. Namun untuk Rusia, Cina dan beberapa negara dalam Uni Eropa tetap memilih untuk berada di pihak oposisi.

Dampak Konflik Serbia-Kosovo terhadap Stabilitas Wilayah Balkan

Konflik Serbia-Kosovo telah memberikan dampak yang substansial pada wilayah Balkan. Salah satu dampak utamanya menyangkut isu pembagian wilayah, dikarenakan Kosovo yang menyatakan kemerdekaan pada tahun 2008, meskipun Serbia masih enggan untuk mengakui kemerdekaan mereka. Situasi ini telah menciptakan berbagai ketegangan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Konflik ini juga menciptakan ketegangan etnis yang berkepanjangan di wilayah Balkan, terutama antara etnis Serbia dan etnis Albania di Kosovo. Ketegangan etnis ini telah berdampak negatif pada stabilitas dan perdamaian regional. Konflik Serbia-Kosovo juga telah mempengaruhi stabilitas wilayah Eropa secara keseluruhan dan dapat menghambat integrasi Eropa.

Terlebih lagi, konflik berkepanjangan ini juga telah berdampak pada pembangunan ekonomi wilayah tersebut, karena ketidakpastian politik yang timbul akibat ketegangan antara Serbia-Kosovo telah menahan investasi asing.

Upaya Penyelesaian Konflik Serbia-Kosovo

Sejak awal tahun 2010-an, Uni Eropa telah memainkan peran kunci dalam menjembatani dialog serta perundingan antara Serbia dan Kosovo. Sejumlah kesepakatan pun telah dicapai dalam dialog ini, salah satunya adalah integrasi komunitas Serbia di Kosovo.

Dalam beberapa tahun ke depan, perundingan antara kedua belah pihak sempat mendapat udara segar ketika sebuah rencana untuk merevisi perbatasan Serbia-Kosovo sehingga sejumlah besar warga Serbia di Kosovo dapat tinggal di Serbia dan sebaliknya diperkenalkan. Namun hingga sekarang, belum ada hasil final maupun tindak lanjut yang dilakukan baik dari masing-masing negara mengenai kesepakatan tersebut.

Peran AS dalam Proses Negosiasi Perdamaian

Jika berbicara mengenai konflik, kurang lengkap rasanya jika Amerika Serikat tidak ikut terlibat di dalam nya. Peran Amerika Serikat dalam penyelesaian konflik ini mencakup berbagai upaya diplomatik, termasuk negosiasi, mediasi, dan dukungan kepada pihak-pihak yang terlibat. Salah satu inisiatif yang paling terkenal adalah negosiasi yang dipimpin oleh Uni Eropa, yang dikenal sebagai Dialog Brussel.

Amerika Serikat mendukung proses dialog ini dan berusaha untuk mendorong kedua pihak mencapai kesepakatan yang berkelanjutan. Pada tahun 2020, pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mencapai kesepakatan ekonomi yang dikenal sebagai "Kesepakatan Ekonomi Serbia-Kosovo" yang bertujuan untuk mempromosikan integrasi ekonomi antara Serbia dan Kosovo.

Keterlibatan AS: Pure Conscience or Is There any Agenda Behind It?

Amerika Serikat memang merupakan salah satu dari banyak negara yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Kosovo. Namun, keterlibatan AS dalam proses negosiasi perdamaian konflik Serbia-Kosovo seharusnya dapat dicurigai sebagai “sampul” semata.

Mayoritas negara-negara di wilayah Balkan sendiri merupakan negara berkembang, sehingga apabila AS memiliki pengaruh di atas Kosovo, secara otomatis mereka akan memiliki pengaruh regional yang kuat, di mana juga akan mempengaruhi stabilitas serta perkembangan dari beberapa aspek kehidupan negara-negara tetangga Kosovo seperti ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Dilihat dari segi geografisnya, Kosovo terletak di wilayah yang sangat strategis di Semenanjung Balkan. Negara berpenduduk kurang lebih 1,6 juta jiwa itu sangat dekat dengan jalur minyak terbesar di dunia yang terdapat di Laut Kaspia, dimana minyak merupakan salah satu kebutuhan utama Amerika Serikat. Selain itu, SDA berupa hasil tambang di Kosovo juga telah menjadi daya tarik tersendiri bagi negara besar tersebut.

Tidak hanya Kosovo saja, beberapa wilayah di Balkan sendiri memiliki sumber daya alam yang berharga, dan keterlibatan Amerika Serikat dalam memediasi konflik Serbia-Kosovo dapat berdampak pada kemudahan akses dan kendali atas sumber daya tersebut.

Maka dari itu, bagaimana jika keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Serbia-Kosovo ini merupakan salah satu agenda untuk memperkuat pengaruh mereka di wilayah Balkan? Jika melihat kembali korelasi yang ada antara peran AS dalam konflik Serbia-Kosovo dengan kekayaan SDA yang dimiliki wilayah Balkan, bukan sesuatu yang mustahil jika keterlibatan mereka tidak lebih dari sebuah batu loncatan untuk memenuhi kepentingannyanya sendiri.

Opini ini merupakan hasil kolaboratif dari para penulis yang merupakan mahasiswa & mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia (Hans, Rachel, Fiona, Oliver, Hazkiah, & Doyanto) sebagai syarat untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester.

Sumber:

Binley, A. (2023, September 29) US urges Serbia to withdraw troops from Kosovo border as tensions rise. Diakses dari US urges Serbia to withdraw troops from Kosovo border as tensions rise - BBC News

Carney, T. (2019, April 8) Deal or No Deal? International Influence and the Serbia-Kosovo Conflict. Diakses dari Deal or No Deal? International Influence and the Serbia-Kosovo Conflict | Lawfare (www-lawfaremedia-org.translate.goog)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HJ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini