Mengenal Olahan Sagu Khas Kendari Cocok Untuk yang Sedang Diet

Mengenal Olahan Sagu Khas Kendari Cocok Untuk yang Sedang Diet
info gambar utama

Kawan, olahan sagu ini namanya sinonggi. Makanan tradisional khas suku Tolaki Sulawesi Tenggara. Makanan yang satu ini terbuat dan berbahan dasar dari olahan sagu, jika dilihat dari bahan bakunya sinonggi ini mirip dengan papeda yang ada di Papua ataupun kapurung yang ada di Sulawesi Selatan. Perbedaanya hanya di cara penyajiannya saja. Sinonggi jika di santap bisa divariasikan dengan berbagai macam masakan kuah yang kalian sukai.

Masyarakat suku Tolaki sejak dahulu memiliki tradisi makan sinonggi ini dengan sebutan Mosonggi, biasanya diadakan saat sedang kumpul bersama keluarga atau sedang hajatan ya, Kawan GNFI.

Cara makan sinonggi ini cukup unik. Sagu yang sudah disiapkan lalu disiram dengan air mendidih kemudian di aduk hingga berbentuk sinonggi, kemudian disajikan dan dimakan bersama kuah ikan, daging yang dimasak , beserta sayuran bening dan juga sambal serta tambahan jeruk nipis, dijamin bikin ketagihan.

Asal-usul nama sinonggi berasal dari bahasa suku Tolaki yaitu posonggi ialah alat yang diggunakan untuk mengambil makanan, serupa dengan sumpit yang terbuat dari potongan bambu yang telah dihaluskan membentuk dua ukuran masing-masing sekitar sepuluh sentimeter. Alat inilah yang digunakan untuk mengambil sinonggi dari wadah penyajian, seperti Ketika mengambil nasi dari bakulnya.

Kawan GNFI, taukah kalian bahwa dahulu masyarakat suku Tolaki pada umumnya mengkonsumsi sinonggi sejak ratusan tahun silam dan sampai sekarang masih menjadi makanan yang digandrungi dan tidak jarang menjadi makanan pokok setidaknya menjadi santapan di rumah seminggu sekali.

Sampai saat ini sinonggi bukan saja makanan untuk suku Tolaki saja, namun juga banyak digemari masyarakat lain yang ada di Sulawesi Tenggara mulai dari berbagai kalangan, baik orang dewasa, anak-anak, dan remaja.

Bukan hanya itu saja, saat ini sinonggi bukan hanya sebagai makanan rumahan akan tetapi sudah merambah ke makanan yang disajikan di hotel-hotel sebagai menu khas Sulawesi Tenggara dan sebagai salah satu menu yang disajikan jika ada acara-acara pemerintahan.

Cara mengolah sinonggi pertama-tama, siapkan pati sagu yang telah direndam di dalam baskom atau mangkok selama kurang lebih satu malam. Lalu kemudian air rendaman pati sagu tersebut dibuang dan tambahkan air secukupnya dan diaduk-aduk.

Setelah itu panaskan air hinggah mendidih, setelahnya tuangkan air mendidih kendalam sagu yang telah kita siapkan sambal menuangkan air mendidih tadi terus aduk-aduk sagu tersebut hingga benar-benar tercampur rata dan berubah menjadi konsistensi yang padat dan kenyal, sinonggi sudah siap disajikan dan disantap.

Menurut penelitian nih ya, kawan GNFI. Sinonggi dapat menjadi makanan untuk orang yang sedang diet. Dimana olahan ini terbuat dari sagu yang memiliki karbohidrat lebih complex dan lebih lama terurai daripada nasi, selain itu sinonggi juga bikin lama kenyang dan tidak akan menyebabkan berat badan berlebih jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Tidak hanya cocok untuk orang yang sedang diet saja, menurut penelitian bahwa sinonggi dapat mencegah darah tinggi, mencegah maag, hingga membantu meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

Makanan tradisional yang sudah ada sejak lama turun-temurun masyarakat suku Tolaki dan menjadi makanan pokok orang pada zaman dahulu bahkan hingga kini masih disukai oleh berbagai kalangan dan tidak hanya suku Tolaki saja, ternyata memiliki manfaat bagi tubuh kita ya, Kawan GNFI.

Jadi tertarik untuk mencicipi makanan tradisional khas suku Tolaki yang satu ini?. Yuk langsung aja jalan-jalan ke kota Kendari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini