Modernisasi Nelayan Bali : Lulusan ITB Membuat Aplikasi Penentu Area Tangkapan Ikan

Modernisasi Nelayan Bali : Lulusan ITB Membuat Aplikasi Penentu Area Tangkapan Ikan
info gambar utama

Sebagian penduduk Bali memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau bendega yang masih aktif dari zaman dahulu sampai saat ini. Banyaknya pulau dan terkenalnya perairan bali yang indah, tidak dipungkiri perairan di sana dihuni oleh banyak makhluk laut salah satunya ikan, baik ikan hias maupun ikan yang bisa dikonsumsi.

Secara sekilas jika kawan melihat pemberitaan atau sosial media, nelayan di Bali terlihat sejahtera dengan banyaknya turis yang menikmati olahan seafood di rumah makan pinggiran pantai sampai restoran bintang lima.

Siapa sangka ternyata menurut Wakil Gubernur Bali yang dikutip dari bali.bisnis.com Tjokorda Oka Artha Ardaba Sukawati atau biasa disapa Cok Ace membenarkan bahwa, kesejahteraan bagi para nelayan di Bali masih terbilang rendah diantara profesi lainnya.

Pasalnya, profesi nelayan sendiri merupakan mata pencaharian asli bagi masyarakat Bali dan menjadi budaya yang kebanyakan diantara mereka masih menggunakan cara penangkapan ikan secara tradisional.

Dengan melihat rasi Bintang, para nelayan mengandalkan cara tersebut untuk bisa mendapatkan hasil tangkapan yang banyak. Walaupun, pada dasarnya nelayan berputar-putar mencari lokasi yang terbaik untuk menangkap ikan dan berpengaruh terhadap bahan bakar yang kurang hemat.

Ditambah dengan zaman yang semakin lama semakin maju serta modern, diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya hadir aplikasi penentu area tangkapan ikan bagi para nelayan.

Sebuah inovasi yang belum pernah terfikirkan sebelumnya, namun di hadirkan oleh seorang pemuda lulusan ITB (Institut Teknologi Bandung) dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup nelayan. Melalui pemetaan pergerakan ikan serta prediksi cuaca dengan tepat sasaran, merupakan kombinasi keilmuan yang sangat cerdas menjadi sebuah solusi.

Gelar Magister ITB mendorong Yoga menjadi seseorang yang inovatif.

Kawan GNFI, siapa disini yang pernah mendengarkan pepatah mengenai “pendidikan dapat menentukan cara pemikiranmu?”. Sebenarnya, tidak sepenuhnya dari pendidikan, namun lingkungan juga merupakan faktor penting didalamnya.

Namun, mengenai pepatah ini, I Gede Merta Yoga Pratama atau disapa Yoga menjadi salah satu bukti nyata dari pepatah ini. Melalui unggahan Instagram @mertayogapr di tahun 2021, Yoga berhasil menyelesaikan pendidikan Magister Sains di Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian ITB (Institut Teknologi Bandung).

Dibantu dengan 9 orang rekannya, Yoga mengembangkan aplikasi yang baru dan sangat inovatif. Dengan landasan potensi kelautan dan perikanan di Indonesia yang sangat melimpah, maka Yoga dan rekannya tidak ingin menyia-nyiakan potensi ini.

Dikombinasikan dengan modernisasi, Yoga berhasil membuat sebuah aplikasi dengan nama Fish Go. Sebuah aplikasi yang inovatif, ide baru yang dibuat untuk memudahkan para nelayan untuk mengerucutkan area tangkapan ikan mereka.

Pendidikan yang Yoga tempuh mulai dari Sarjana hingga bisa menjadi Magister ini secara tidak sadar, sudah membentuk Yoga menjadi orang yang bertanggung jawab atas ilmu yang sudah dipelajari agar bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Terlebih lingkungan daerah tempat tinggalnya yakni Bali yang dikelilingi oleh nelayan yang sekarang sudah menjadi salah satu Budaya Bali.

Lahirnya Fish Go pada tahun 2017

Dengan landasan yang sudah di sebutkan diatas, Yoga semakin semangat untuk membuat aplikasi Fish Go yang sudah Yoga rancang sebelumnya.

Inspirasi dari sebuah permainan online bernama Pokemon Go yang berfungsi untuk mencari dan menangkap sebuah pokemon di suatu daerah, maka Fish Go berfungsi untuk menentukan area penangkapan ikan di laut. Dimulai dengan riset data, riset lapangan serta pengkajian lainnya, dan pada tahun 2017 Yoga berhasil merilis aplikasi Fish Go yang bisa langsung digunakan oleh nelayan dengan diunduh pada aplikasi android yakni playstore.

sosialisasi aplikasi Fish Go kepada nelayan.
info gambar

Dengan harapan, aplikasi Fish Go ini akan semakin memudahkan nelayan atau bendega untuk menangkap ikan lebih banyak. Aplikasi ini dapat membuat nelayan lebih hemat dalam bahan bakar sebuah kapal. Sebab dengan Fish Go, nelayan bisa melihat pemetaan pergerakan ikan dan memprediksi cuaca yang tepat sasaran. Sehingga, nelayan tidak perlu berputar-putar mengikuti arah mata angin untuk mendapatkan ikan tangkapan.

Kini, aplikasi Fish Go hasil rancangan Yoga sudah dimanfaatkan oleh 50 nelayan. Perolehan hasil ikan yang ditangkap oleh para nelayan dengan menggunakan aplikasi Fish Go mengalami peningkatan. Dari yang awalnya 40-60kg/hari menjadi 100kg/hari.

Sungguh sangat menguntungkan aplikasi ini bagi para nelayan. Dengan usaha Yoga dan rekannya yang tidak pantang menyerah Yoga berhasil mendapat berbagai macam penghargaan, salah satunya program penghargaan Satu Indonesia Award (SIA) pada tahun 2020. Nah Kawan GNFI, Semoga kisah inspiratif ini bisa menjadi inspirasi kawan semuaa yaa!!

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini