Implementasi Bahasa Daerah dalam Mewujudkan Generasi Berbudaya

Implementasi Bahasa Daerah dalam Mewujudkan Generasi Berbudaya
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Tahukah kawan GNFI salah satu kebudayaan yang sering kita abaikan, namun sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari? Benar sekali hal itu tidak lain adalah penggunaan bahasa. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa bahasa dan budaya adalah dua hal yang berbeda. Padahal menurut C. Khluckhohn, bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan. Hal itu dikarenakan bahasa mencerminkan suatu budaya yang tercipta dan budaya mempengaruhi bahasa bahasa itu sendiri.

Di era globalisasi saat ini, penggunaan bahasa yang baik terutama bahasa daerah sering kali dilupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda. Bukan hal yang salah apabila kita menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang ada, namun bukan hal yang benar pula jika kita terbawa arus untuk melupakan bahasa yang merupakan warisan budaya bangsa dengan bersembunyi dibawah kalimat "Mengikuti perkembangan zaman dengan bahasa gaul".

Bahasa daerah kini semakin sedikit digunakan oleh generasi muda. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Hal itu dapat terjadi karena kurangnya kesadaran diri dan edukasi untuk menanamkan pentingnya penggunaan bahasa daerah dari orang tua maupun keluarga sebagai pendidik utama sejak dini. Akibatnya, generasi muda saat ini rata-rata tidak fasih menggunakan bahasa daerah mereka sendiri. Keragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia seharusnya menjadi senjata yang ampuh dalam menghadapi pengaruh asing yang masuk akibat perkembangan global. Namun, faktanya justru menjadi umpan balik bagi bangsa Indonesia.

Dilansir dari website resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengenai data terbaru Long Form Sensus Penduduk 2020 (LFSP2020) menunjukkan generasi Z dan generasi Alfa menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga di kisaran angka 61— 62% saja. Dari presentase tersebut perlu dipertanyakan, bagaimana mungkin seorang generasi penerus bangsa tidak menguasai bahasa yang merupakan unsur kebudayaan mereka sendiri? Dan bagaimana mungkin kawan GNFI berupaya melestarikan banyaknya praktik budaya yang memerlukan aksi besar bersama masyarakat apabila hal kecil dari diri kita sendiri dengan lingkup yang lebih sempit yaitu membiasakan berbahasa daerah saja tidak bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari?

Konteks bahasa dalam Kebudayaan

Setiap bahasa daerah tentunya memiliki keunikan masing-masing. Namun, semua bahasa daerah diperlukan dalam mewariskan serta mengkomunikasikan bagaimana dan apa budaya yang berkembang di daerah tersebut. Misalnya, Pulau Madura memiliki bahasa daerah dengan intonasi dan aksen yang keras dan tegas sehingga bagi pendengar yang baru mendengar hal itu menganggap bahwa percakapan yang diucapkan oleh orang Madura menggunakan bahasa yang kasar. Terlepas dari hal itu, justru bahasa itu sendiri yang membuatnya terdengar khas dan unik. Sekarang kita lihat dari sudut pandang penggunaan bahasa dan keterkaitannya dengan kebudayaan yang ada di Madura . Benar adanya bahwa budaya yang ada di Madura cenderung kuat, warna-warna yang digunakan untuk mendukung budaya tersebut juga cenderung mencolok dan terang. Hal ini membuktikan adanya keterkaitan antara bahasa dan cerminan budaya yang ada pada daerah tersebut.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentunya akan diwariskan banyak budaya seharusnya kita menjaga dan terus melestarikan apapun bentuk kebudayaan yang menjadi identitas suatu bangsa dengan beberapa cara berikut.

  1. Memperhatikan hal-hal kecil yang berkaitan dengan budaya itu sendiri seperti bahasa daerah.
  2. Menanamkan dalam diri pentingnya melestarikan budaya yang merupakan jiwa dan identitas bangsa.
  3. Mengimplementasikan penggunaan bahasa daerah sebagai media komunikasi dan cerminan budaya.
  4. Dapat mengontrol diri untuk memilah dan memilih dampak positif dari mengikuti perkembangan zaman.

Apabila keempat upaya melestarikan budaya yang telah disebutkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka bahasa daerah sebagai warisan budaya yang paling membudaya tetap dapat berjalan beriringan dengan adanya globalisasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini