Seperti yang diketahui, perekonomian di Negara Indonesia sempat mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena terdapat wabah penyakit Covid 19 yang melanda Indonesia, dimana masyarakat dibatasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tak hanya itu masyarakat juga diminta untuk menggunakan APD pada saat keluar rumah juga menjaga jarak antara satu dengan lainnya.
Peristiwa tersebut memberikan dampak yang tidak menyenangkan bagi masyarakat, khususnya bagi para pedagang, lantaran masyarkat jarang beraktivitas di luar rumah, sehingga toko-toko, angkringan, warung, dan pengusaha UMKM lainnya banyak yang sepi pengunjung dan akhirnya mengalami gulung tikar. Perusahaan-perusahaan pun juga mengalami pengurangan pegawai. Akan tetapi ditahun 2023 kondisi perekonomian di Negara Indonesia mulai membaik, dan bahkan mengalami peningkatan.
Kawan GNFI saat ini Indonesia telah mencatatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, dimana dari data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam beberapa sektor kunci, diantaranya mulai dari sektor industri, pertanian, pariwisata, dan sektor-sektor lain. Kebijakan yang tepat dan investasi yang bijaksana telah membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dilansir dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditriwulan II tahun 2023 tercatat sebesar 5,17% yang mana terdapat peningkatan yang baik dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04%.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga didukung karena peningkatan permintaan domestik. Dimana konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 5,23%. Seiring dengan naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, terkendalinya inflasi, dan dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), serta pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara. Konsumsi Pemerintah meningkat sebesar 10,62%, hal tersebut juga didorong oleh belanja pegawai Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Tak hanya itu kawan GNFI pertumbuhan investasi secara keseluruhan juga meningkat menjadi 4,63%, karena ada dorongan oleh perbaikan investasi nonbangunan yang tercermin dari membaiknya pertumbuhan impor barang modal. Selain itu, seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah investasi bangunan juga mengalami peningkatan yang cukup baik.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi juga tecermin dari sisi Lapangan Usaha dan spasial. Secara Lapangan Usaha (LU), seluruh LU pada triwulan II 2023 mencatat pertumbuhan positif, hal tersebut terjadi karena terdapat penopangan dari industri lain, seperti: industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi. Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2023 mengalami peningkatan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pertumbuhan tersebut terjadi wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra).
Kawan GNFI perlu diketahui bahwa daya saing perekonomian Indonesia juga mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat melalui laporan dari Institute for Management Development (IMD), yang menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia. Peringkat daya saing tersebut meningkat 10 posisi dari rangking 44 di 2022 menjadi rangking 34 di tahun 2023. Indonesia berhasil memperbaiki peringkat seluruh komponen utama yakni komponen kinerja ekonomi, pemerintah yang efisien, bisnis yang efisien, dan ketersediaan infrastruktur.
Kawan GNFI saat ini kita hidup di Negara Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah. Pemerintah juga sudah menyatakan untuk tidak tergantung dalam ekspor komoditas (mentah), untuk itu sebagai generasi muda kita perlu melakukan pengolahan dari sumber daya yang dimiliki sehingga dapat mengurangi pengeksporan. Selain itu dalam peningkatan ekonomi juga diperlukan dalam meningkatkan peran industri manufaktur dalam perekonomian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
