Trendingkan Tenun Ulos Batak Lewat Tren Kekinian dan Game di PKN 2023

Trendingkan Tenun Ulos Batak Lewat Tren Kekinian dan Game di PKN 2023
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Tenun ulos batak dipastikan menjadi kebudayaan batak yang terancam punah. Jumlah penenun ulos yang sangat sedikit dengan usia penenun secara umum sudah lansia menjadi alasan, ungkap Sandra Niessen, seorang Antropolog yang melakukan penelitiannya di Sumatera Utara selama 30 tahun. Selain itu, generasi muda tampaknya tidak tertarik menenun karena anggapan budaya ini sudah ketinggalan zaman. Budaya tenun ini sudah menjadi pekerjaan wanita batak selama berabad-abad. Pembuatannya menggunakan alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu. Ulos juga memiliki banyak warna, umumnya berwarna merah dan hitam. Ulos menjadi simbol budaya bagi suku Batak yang digunakan dalam berbagai upacara dan ritual seperti pernikahan dan pemakaman. Punahnya tenun ulos sama saja artinya dengan punahnya budaya bangsa kita, Indonesia.

Kebudayaan Indonesia harus senantiasa dijaga dan dirawat, hal ini bukan pilihan tapi kewajiban. Acara Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi solusi untuk menjaga kebudayaan bangsa, salah satunya budaya tenun ulos. Acara ini memilih tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” dengan menekankan metode “Lumbung” sebagai solusi merawat budaya. Lumbung dinyatakan sebagai wadah kolektif yang bekerja sama untuk memberikan ide, pengetahuan, aktivitas, hasil produksi, dan waktu yang selanjutnya dibagikan kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Ade Darmawan, Koordinator Dewan Kurator PKN 2023, sebagai pendorong pemajuan kebudayaan digunakan metode lumbung dengan prinsip kolaborasi dan wadah pengelolaan sumber daya yang baik.

Metode “Lumbung” sebagai wadah penampung ide pada acara PKN 2023, dapat diterapkan untuk mengenalkan tenun ulos. Ulos sebagai identitas budaya dapat dipromosikan pada PKN 2023 dengan lebih modis dan kekinian. Selama ini Ulos hanya berbentuk selendang panjang yang fungsinya yaitu hanya satu yakni untuk dipakai di upacara adat Batak. Namun, kita bisa mempopulerkannya di kalangan anak muda dengan cara bentuk ulos yang dimodifikasi. Simbol suku batak ini dapat didesain berbagai bentuk yaitu menjadi baju, gaun, celana, rok yang dapat dipakai sehari-hari. Model dan desainnya pun sebaiknya disesuaikan dengan selera anak muda zaman sekarang.

Selain dibuat relevan dengan selera anak muda, UMKM dapat menjadi bagian dalam memperkenalkan ulos kekinian ini. Hal ini dapat menjadi pasar baru untuk Ulos. Mengembangkan pasar baru untuk Ulos dapat membantu memastikan bahwa tradisi ini tetap relevan dan layak secara ekonomi. Ulos diarahkan menjadi kain yang sesuai tren produk fashion. Hal ini dipastikan dapat dilakukan untuk melestarikan warisan budaya suku Batak sehingga, orientasi pasar tidak hanya untuk kebutuhan adat tetapi juga dari aspek fashion. Sehingga Ulos dapat memiliki dua fungsi yaitu Ulos sebagai pakaian sehari-hari dan Ulos sebagai kain tradisional untuk acara adat suku Batak.

Selain modifikasi ulos agar lebih keinian, kebudayaan ini juga dapat diperkenalkan melalui game. Hal ini juga sudah dilakukan sebelumnya yaitu game edukasi bernama Si Nau Adventure dengan beberapa konten dibuat menggunakan software Adobe Photoshop dan beberapa konten lainnya diunduh dari Internet. Cara bermainnya pun sederhana dan gampang dipahami. Game ini berisi misi untuk mengatasi rintangan, mengumpulkan item dan mencapai tujuan di setiap level permainan, namun yang membedakan adalah pada game playnya ditambahkan unsur edukasi dengan pemain harus menjawab pertanyaan. Game edukasi Si Nau Adventure merupakan wadah atau penunjang pengenalan metode tradisional. Target nya adalah generasi muda, karena sebagian besar kaum muda mudi menyukai permainan berupa game yang dapat diakses melalui gadget mereka. Jalan ceritanya diarahkan ke budaya berbagai suku di Indonesia, dan ulos menjadi salah satunya. Permainan edukasi dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya tradisional khususnya ulos batak kepada generasi muda.

Membuat ulos tampak modis, trendi, dan diperkenalkan melalui game edukasi pasti dapat mengenalkan kembali budaya ini kepada generasi muda. Perkenalan tenun ulos pada generasi muda dapat meningkatkan minat anak muda dalam pemakaian ulos. Sangat penting untuk melestarikan warisan budaya ini untuk memastikan bahwa Ulos sebagai identitas suku Batak tidak akan pernah hilang. Tugas memelihara budaya bukan hanya tugas pemerintah saja, namun perlu kerjasama masyarakat khususnya anak muda yang terus mengembangkan budaya. Sama seperti prinsip suku Batak, "Marsiadapari" yaitu memiliki makna “Dokdok rap manuhuk, neang rap manea (berat sama dipikul, ringan sama dijingjing”. Prinsip gotong royong ini akan membuat budaya Ulos tetap lestari dan abadi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini