Cerita Dari Meteseh: Perlombaan TOGA Untuk Kebaikan Semua

Cerita Dari Meteseh: Perlombaan TOGA Untuk Kebaikan Semua
info gambar utama

Tanaman Obat Keluarga, atau biasa dikenal masyarakat dengan singkatan TOGA ini adalah salah satu jenis tanaman hasil budidaya rumahan yang ampuh berkhasiat sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan.

Pada masa sekarang di zaman yang sudah semakin modern karena kemajuan teknologi ini, eksistensi dan juga pemandangan TOGA sudah jarang sekali kita temui di pekarangan rumah-rumah warga, khususnya yang ada di kota-kota besar yang padat penduduknya.

Minat para masyarakat terhadap pelestarian tanaman obat keluarga ini juga menunjukkan perilaku keacuhan dan ketidakpeduliannya. Hal tersebut terjadi karena masyarakat beranggapan bahwa TOGA ini sudah tidak terlalu penting lagi untuk ditanam dan dibudidayakan secara berkelanjutan di masa sekarang karena sudah banyak beredarnya obat-obatan modern berbahan kimia yang tentunya mempunyai efek samping berbahaya apabila dikonsumsi jangka panjang di kemudian hari nantinya.

Inisiasi para warga di Kelurahan Meteseh, Kota Semarang dalam menggalakkan kembali budaya pelestarian TOGA di zaman modern ini patut diapresiasi setinggi-tingginya. Salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tembalang ini mengadakan perlombaan TOGA antar RW dalam rangka perwujudan implementasi desa sehat di Kota Semarang dan juga dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bumi pertiwi kita tercinta.

Adanya perlombaan TOGA ini tentunya mau tidak mau harus melibatkan semua kelompok masyarakat untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Para warga masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, para remaja, ibu-ibu rumah tangga, hingga para bapak-bapak di RW setempat juga saling bergotong royong untuk menyukseskan perlombaan TOGA sebagai wujud aksi nyata pelestarian tanaman TOGA yang sudah hampir punah keberadaannya.

Berbagai macam tanaman obat seperti sirih, cocor bebek, lidah buaya, kumis kucing, serta tanaman obat alami lainnya ditanam di depan pekarangan rumah para warga dengan media penanaman yang kreatif dan inovatif yang tak biasa sehingga terlihat unik ketika dilihat.

Salah satu contohnya yaitu penanaman TOGA ini tidak dengan media pot biasa seperti tanaman pada umumnya, melainkan menggunakan botol bekas dan juga kaleng bekas yang dilukis dengan berbagai motif dan ukiran cantik dengan warna yang menarik.

Selain itu, di sepanjang pinggir-pinggir jalan di Kelurahan Meteseh ini juga dibuat taman-taman TOGA mini yang memberikan kesan healing yang menyejukkan sepanjang perjalanan. Di pinggir-pinggir jalan tersebut dan di sekitar pekarangan rumah warga juga dipasang pagar kayu yang dicat dengan warna-warni lucu yang menyenangkan hati. Selain itu, dibuat juga berbagai hiasan dan aksesoris menarik yang dibuat dengan memanfaatkan barang-barang bekas rumah tangga yang sudah tidak digunakan.

Terlihat para warga dengan rajin dan ulet menyambut kegiatan perlombaan TOGA di Kelurahan Meteseh ini dengan senang hati dan antusias. Mereka bergotong-royong bersama-sama memanfaatkan sumber daya dan potensi alam yang ada di sekitarnya dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Hal tersebut juga tentunya sangat berdampak terhadap meningkatkan rasa silaturahmi dan hubungan kekeluargaan antar warga satu sama lainnya. Selain dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan implementasi desa sehat, tujuan dari adanya perlombaan TOGA ini adalah untuk membangkitkan kembali eksistensi tanaman obat yang sudah perlahan-lahan punah entah kemana ini dan diharapkan inisiasi program ini dapat berlanjut seterusnya, bukan hanya di masa saat ini saja untuk keperluan lomba.

Penilaian dari perlombaan TOGA ini juga menghadirkan beberapa stakeholder terkait, seperti dari pihak kecamatan dan dinas lingkungan hidup di wilayah setempat agar mereka nantinya diharapkan dapat memberikan feedback dan saran terkait kegiatan pelestarian TOGA yang dikemas apik melalui ajang perlombaan antar RW di Kelurahan Meteseh ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini