Indonesia Siap dengan Bonus Demografi lewat Program IISMA

Indonesia Siap dengan Bonus Demografi lewat Program IISMA
info gambar utama

Indonesia di tahun 2030 digadang-gadang mengalami bonus demografi. Dikutip dari Jurnal Keluarga Berencana BKKBN, bonus demografi adalah kondisi jumlah penduduk usia produktif (15-16 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif (dibawah 15 dan diatas 65 tahun) dalam rentangan waktu tertentu. Kondisi ini memungkinkan banyak tenaga kerja produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

FYI, orang di usia produktif akan menanggung lebih sedikit orang nonproduktif. Potensi besar ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia. Jangan sampai bonus demografi menjadi boomerang yang merugikan negara.

Oleh karena itu, pemerintah mulai mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya lewat pendidikan. Pendidikan menjadi gerbang utama untuk membuka pengetahuan sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu programnya adalah IISMA (Indonesia International Student Mobility Awards), sebuah program bagi mahasiswa sarjana dan vokasi untuk menghabiskan satu semester belajar di universitas terbaik luar negeri.

Program IISMA: Konsep dan Tujuan

Foto Menteri Kemendikbudristek
info gambar

Dilansir dari website IISMA, Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mengemukakan bahwa program IISMA mempersiapkan pola pikir siap dengan masa depan, pengetahuan, dan keterampilan untuk mencapai kesuksesan.

Program ini akan mengembangkan pengetahuan dan penghargaan terhadap cross-cultural, menyiapkan generasi baru untuk menjadi warga negara yang siap berkontribusi untuk masyarakat dan dunia. IISMA menjamin penerimanya mendapatkan 20 SKS untuk dikonversi di universitasnya masing-masing. Hal tersebut merupakan hasil dari belajar di luar negeri dan berasal dari kegiatan akademik dan aktivitas sesuai minat mahasiswa.

Selain itu, program IISMA memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar pengetahuan interdisiplin di luar program studi yang diambil di universitasnya. Program ini juga memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapat kesempatan belajar dengan dosen-dosen yang mumpuni dari universitas top di luar negeri. Belajar satu semester di luar negeri dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya mahasiswa melalui kelas bersama warga lokal.

Kawan, mahasiswa juga dapat memperluas jaringan internasional melalui pertemuan dengan berbagai mahasiswa dari luar negeri, dosen, bahkan warga lokal. Program ini juga mempersiapkan lulusan dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan untuk mencapai karis yang sukses.

Implementasi Program IISMA di Berbagai Sektor

Program IISMA tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi bagi sektor lainnyan juga. Dari sisi ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia akan mendorong tenaga kerja yang berkualitas, inovasi dan kreativitas produk, hubungan kemitraan dengan negara lain, dan adaptasi teknologi baru dari luar negeri untuk diterapkan di Indonesia.

Sementara itu, dari sisi diplomasi, penerima IISMA dapat menjadi perwakilan diplomasi negara yang akan mewujudkan hubungan baik antara negara Indoensia dengan negara tujuan program.

Kabar Baik bagi Mahasiswa Indonesia

Program ini menjadi angin segar dan kabar yang amat baik bagi Indonesia, terutama mahasiswa untuk merasakan pengalaman belajar di luar negeri.

Program ini memiliki beragam manfaat bagi penerima dan Indonesia. Mulai dari pengetahuan lintas budaya, pengalaman belajar dengan dosen mumpuni dari universitas top di luar negeri, hingga memperkuat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara tujuan.

Mahasiswa sekarang perlu berani mengambil langkah untuk berkontribusi terhadap negeri, seperti nasehat dari Kepala Program IISMA yaitu Dr. Rachmat Sriwijaya mengatakan "find your own path to become a future globar leader".

Mahasiswa bebas menentukan langkah untuk menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan, masa Indonesia Emas 2045, Indonesia siap bonus demografi melalui pendidikan luar negeri dengan program IISMA.

Referensi:

https://iisma.kemdikbud.go.id/

https://ejurnal.bkkbn.go.id/kkb/article/view/27/26

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini