Langkah Kecil Berdampak Besar Agar Barang Tidak Berakhir Menjadi Sampah

Langkah Kecil Berdampak Besar Agar Barang Tidak Berakhir Menjadi Sampah
info gambar utama

Setiap tahunnya permasalahan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi topik seperti tidak berujung. Terdiri dari berbagai ragam sumber mulai dari sampah rumah tangga hingga barang elektronik berakhir di TPA. Tidak hanya membutuhkan lahan atau tanah yang memadai untuk menampung sampah setiap harinya, banyak permasalahan lain yang timbul seperti tercemarnya lingkungan sekitar dan timbulnya bau tak sedap.

Dilansir dari laman Kemenko PMK, data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyebutkan bahwa jumlah sampah mencapai 21.1 juta ton dari input 202 kabupaten/kota se-Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 34,29% (7,2 juta ton) sampah masih belum terkelola dengan baik.

Permasalahan sampah pun juga datang dari luar negeri yang terbawa arus ke Indonesia berakhir di pantai. Beragam bentuk sampah mencemari dan mengganggu hewan-hewan laut. Tak jarang kita melihat berita seekor penyu dan anjing laut terjaring plastik. Bahkan sampai ditemukan terdampar tidak berdaya karena mengkonsumsi plastik.

Kabar baiknya, saat ini banyak komunitas yang sadar akan permasalahan tersebut dan bergerak memberikan solusi agar suatu barang bekas ataupun sampah tidak terbuang begitu saja di TPA atau menumpuk dan bertumpuk. Terutama bahan plastik, beberapa komunitas mengolah barang berdasar plastik menjadi kursi, meja hingga alat permainan seperti bidak catur. Gerakan ini perlu kita dukung, sebarkan dan kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Sadar akan hal ini membuat saya selalu berusaha untuk mengurangi barang agar tidak berakhir menjadi sampah. Banyak yang bisa kita lakukan dari langkah kecil. Inti dari langkah kecil yang kita bisa lakukan ini adalah 3R, yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Gunakan barang atau baju yang kita miliki saat ini selagi masih bisa dipakai. Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk yang akan menjadi sampah. Langkah ini menjadi langkah pertama dan penting guna mengurangi sampah, karena dengan mengurangi maka kita tidak sampai ke tahap selanjutnya. Reuse, yaitu gunakanlah kembali barang yang bisa dimanfaatkan contohnya botol-botol seperti shampoo bisa kembali di isi ulang. Recycle, kita olah kembali suatu barang meskipun berbeda fungsi dan bentuk, misalnya baju yang sudah kekecilan atau robek dapat kita gunakan sebagai kain lap pengganti tisu.

Bijaklah dalam membeli barang terutama pakaian. Beli sesuatu ketika memang kita benar-benar butuh. Tidak hanya mengikuti tren sesaat. Pilih warna netral yang dapat dipadupadankan atau mix and match untuk memudahkan dalam membuat style. Fast-fashion memiliki fase yang cepat berubah dan berganti. Pilih warna dan model yang timeless sehingga dapat digunakan untuk banyak kegiatan atau acara.

Yang utama dapat dilakukan adalah memilah sampah dari rumah. Pisahkan antara sampah yang bisa di daur ulang dan sampah yang tidak bisa di daur ulang. Awalnya mungkin bagi beberapa orang yang tidak terbiasa hal ini memang susah, butuh konsisten dan tidak malas untuk melakukannya. Sisa makanan dapat dikumpulkan menjadi kompos untuk kebun kecil di rumah. Untuk sampah berbahan kardus dan plastik detergen bisa dicuci bersih kemudian dikumpul untuk disetor ke bank sampah. Saat ini banyak bank sampah yang menerima untuk didaur ulang. Beberapa bank sampah bersedia datang langsung ke rumah atau dapat kita antarkan ke drop point terdekat kita.

Semoga setiap langkah dan usaha baik yang kita lakukan untuk keberlangsungan lingkungan dapat berdampak positif untuk masa depan yang lebih baik.

Referensi:
https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah-di-indonesia-belum-terkelola-dengan-baik#:~:text=7%2C2%20Juta%20Ton%20Sampah%20di%20Indonesia%20Belum%20Terkelola%20Dengan%20Baik,-Gatot%20%3A%20Butuh%20Revolusi&text=Dari%20total%20produksi%20sampah%20nasional,ton)%20belum%20terkelola%20dengan%20baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini