Lestarikan Kekayaan Budaya Lokal di Tanah Sikerei Melalui Optimalisasi Peran Guru

Lestarikan Kekayaan Budaya Lokal di Tanah Sikerei Melalui Optimalisasi Peran Guru
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023

#PekanKebudayaanNasional2023

#IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya telah berupaya untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang beragam secara turun temurun. Salah satu kebudayaan tertua di dunia ada di Kepulauan Mentawai yang terkenal dengan nama tanah sikerei, gugusan pulau terpencil di lepas pantai barat Sumatera, adalah rumah bagi warisan budaya yang unik. Budaya Mentawai yang penuh dengan tradisi mendalam dan kepercayaan mistis merupakan bagian berharga dari keanekaragaman budaya Indonesia yang patut dilestarikan.

Dalam upaya ini, peran guru menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas upaya pelestarian budaya Mentawai dengan pendekatan guru dan bagaimana peran penting mereka dalam melestarikan warisan budaya tersebut.

Saat ini di sekolah sudah menerapkan kurikulum Merdeka, dimana pada muatan kurikulumnya terdapat projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Salah satu tema P5 tersebut adalah kearifan lokal. Tentu saja hal ini menjadikan seorang guru memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memberikan pemahaman kebudayaan lokal kepada siswa dengan lebih baik dan terukur. Sehingga kebudayaan Mentawai bisa terus dilestarikan kepada generasi muda khususnya siswa yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kepulauan Mentawai terdiri dari empat pulau utama: Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Mentawai telah mengembangkan budaya mereka yang unik, dengan elemen-elemen seperti seni tato Mentawai, rumah adat Uma, dan praktik kepercayaan spiritual yang menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Keunikan budaya Mentawai ini telah berlangsung selama berabad-abad dan memegang peranan penting dalam identitas mereka.

Kekayaan budaya Mentawai ini meliputi seni tato Mentawai, yang dianggap sebagai lambang keindahan dan status sosial. Tato Mentawai juga memiliki makna mistis dan sering kali menjadi tanda perlindungan terhadap roh jahat. Selain itu, rumah adat Uma merupakan pencapaian arsitektur yang menarik dengan ukiran khas Mentawai.

Di rumah adat ini banyak aspek budaya seperti tarian dan nyanyian yang masih dipertahankan dan bertahan lama. Kebudayaan Mentawai menghadapi banyak tantangan berbeda dalam upaya konservasi. Globalisasi, modernisasi dan perubahan lingkungan telah memberi tekanan pada tradisi-tradisi ini.

Mentawai, khususnya generasi muda, seringkali tergiur dengan pengaruh luar yang dapat mengalihkan kepentingan mereka dari budaya aslinya. Selain itu, permasalahan seperti penggundulan hutan, pertambangan dan perubahan iklim juga mengancam ekosistem Kepulauan Mentawai.

Hilangnya habitat alami dapat menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat Mentawai yang bergantung pada alam untuk bertahan hidup. Guru berperan penting dalam upaya melestarikan budaya Mentawai. Mereka tidak hanya menjadi pendidik tetapi juga pemimpin yang dapat mempengaruhi generasi muda untuk menghargai, memahami dan melestarikan warisan budayanya. Berikut beberapa peran penting guru dalam menjaga kekayaan budaya Mentawai:

  1. Pendidikan Budaya: Guru dapat memasukkan unsur budaya Mentawai ke dalam kurikulum mereka. Termasuk mengajarkan sejarah, seni dan tradisi budaya Mentawai. Dengan memahami akar budayanya, siswa akan lebih menghargai dan meneruskan warisan tersebut. Pendidikan ini sudah kami masukkan sebagai muatan lokal dengan mata Pelajaran Budaya Mentawai (Bumen).
  2. Kerjasama dengan masyarakat setempat: Guru dapat bekerjasama dengan masyarakat Mentawai untuk menyelenggarakan acara kebudayaan di sekolah dan Hal ini dapat mencakup festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan tradisi seperti pertunjukan tari atau drama yang menggambarkan kehidupan Mentawai. Kegiatan ini terintegrasi dalam kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka.
  3. Pemberdayaan generasi muda : Guru dapat memberdayakan siswa untuk berperan aktif dalam melestarikan budaya Mentawai. Hal ini dapat mencakup proyek penelitian tentang budaya mereka sendiri, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, atau bahkan membentuk kelompok siswa yang mempromosikan budaya Mentawai di sekolah.
  4. Pendekatan Multidisiplin: Guru dapat memfasilitasi pemahaman budaya Mentawai lebih dalam melalui pendekatan multidisiplin. Ini mungkin termasuk studi seni, sejarah, bahasa dan antropologi, yang semuanya berkontribusi pada pemahaman budaya yang lebih lengkap.
  5. Pemanfaatan Teknologi: Guru juga dapat memanfaatkan teknologi modern untuk melestarikan dan mencatat tradisi budaya Mentawai. Hal ini dapat mencakup pembuatan video dokumenter, blog, atau proyek multimedia lainnya yang membagikan warisan budaya kepada dunia.

Kepulauan Mentawai adalah harta karun budaya yang perlu dilestarikan untuk generasi mendatang. Dalam upaya ini, guru memiliki peran penting dalam mengajarkan, menginspirasi, dan melibatkan siswa dalam melestarikan kebudayaan Mentawai. Dengan penggunaan pendekatan yang kreatif, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan pemanfaatan teknologi, guru dapat membantu menggali dan menjaga kekayaan budaya Mentawai.

Salah satunya melalui kegiatan pengembangan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka. Siswa akan mengekplorasi budaya Mentawai dan pada akhirnya akan menampilkan kebudayaan Mentawai pada panen karya di akhir semester. Sehingga kebudayaan Mentawai tetap hidup di generasi muda.Upaya bersama dari guru, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk melestarikan kebudayaan ini, sehingga kisah unik Mentawai tetap hidup dan terus diwariskan kepada generasi mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini