Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan: Tradisi Wanita Hamil di Masyarakat Banjar

Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan: Tradisi Wanita Hamil di Masyarakat Banjar
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Indonesia memiliki keanekaragamaan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dan setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas sehingga berbeda dengan daerah lainnya, seperti upacara adat, pakaian adat, rumah adat tradisional, tarian tradisonal, kesenian tradisional, dan alat musik tradisional.

Di Kalimantan Selatan sendiri, masyarakat Banjar memiliki serangkaian tradisi adat istiadat yang sudah melekat dan dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu diantaranya adalah tradisi yang dinamakan Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan, yaitu ketika ibu hamil menginjak usia kandungan 7 bulan. Menurut kepercayaan masyarakat Banjar, ibu hamil sering mendapat gangguan dari makhluk halus yang jahat. Sehingga tradisi ini dilakukan untuk menolak bala, memohon keselamatan ibu yang mengandung saat melahirkan, memohon keselamatan anak yang dilahirkan, dan kesehatan untuk keduanya.

Sejumlah perlengkapan dalam tradisi ini biasanya dipersiapkan oleh pihak wanita mulai dari pakaian, air, berbagai macam kue, bunga, buah, dan tanaman. Kemudian tradisi ini dipimpin oleh wanita yang sudah sepuh dan berprofesi sebagai juru mandi. Jumlah wanita yang memandikan ibu hamil selalu ganjil, antara 3 sampai 7 orang.

Dalam prosesi Bamandi-Mandi Manuju Bulanan ini, ibu hamil mengenakan pakaian yang indah lalu dibalut dengan kain kuning dan hiasan bunga melati sambil memangku tunas kelapa yang diselimuti kain kuning. Kemudian ibu hamil juga dirias secantik mungkin. Kelapa tersebut dianggap sebagai anak yang ada dikandungan sehingga ikut dimandikan bersama. Dan tunas kelapa yang dibawa oleh ibu hamil saat mandi-mandi dianggap sebagai simbol oleh masyarakat Banjar bahwa kelak anak tersebut akan tumbuh di mana saja dan berguna bagi masyarakat.

Pemberian lulur tradisonal juga dilakukan pada ibu hamil yang gunanya untuk membersihkan dan mengharumkan badan. Kemudian, air yang dipakai untuk proses mandi-mandi adalah rendaman bunga seperti mawar, melati, kenanga dan mayang yang sudah dibacakan doa-doa dan surah yasin atau burdah. Dengan tujuan agar saat lahiran nantinya dapat berjalan dengan mudah dan tanpa kendala. Mayang yang dipilih tentunya yang besar, bagus, berisi, dan hampir mendekati terbuka kelopaknya untuk Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan. Ini dimaksudkan agar memudahkan memecahkan kelopaknya saat mandi-mandi.

Tradisi Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan I Foto: Della Syafitry
info gambar

Selain itu ada prosesi dimana ibu hamil bercermin dan dikelilingkan oleh lilin yang menyala ke badan sebanyak tiga atau empat kali, bermakna agar bisa intropeksi diri memakai penerang.

Saat proses mandi-mandi, para tamu membacakan shalawat Nabi beramai-ramai. Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan di mulai dengan kembang mayang dikeluarkan dari rendaman dan diletakkan di atas kepala ibu hamil kemudian disirami dengan air kelapa muda tiga kali berturut-turut dengan posisi mayang yang berbeda-beda. Ketika air-air tersebut disiramkan, ibu hamil diminta untuk meminum air yang mengalir dari atas kepalanya. Dengan maksud agar anak yang dikandungnya ikut meminum apa yang ibunya minum dan anak tersebut juga mendoakan keselamatan sang ibu.

Sesudahnya, badan ibu hamil dikeringkan dan berganti pakaian. Kain yang digunakan sebagai penutup saat mandi tadi kemudian dilangkahi oleh ibu hamil sebanyak 7 kali dengan maksud memudahkan proses lahiran nanti. Saat keluar dari tempat mandi-mandi, ada disediakan sebiji telur ayam yang harus diinjak oleh ibu hamil ketika melewatinya.

Di ruang tengah, selesai ibu hamil dirias kembali maka acara dilanjutkan dengan membaca surah Yasin bersama. Ibu hamil didudukkan di atas alas kain berlapis yang menghadap ke arah tamu-tamu dan kue 41 macam yang disusun dalam 41 wadah. Pada saat itu juga ibu hamil ditepung tawari, yaitu dipercikkan minyak likat baboreh dengan anyaman daun pisang yang dinamakan tapung tawar.

Tradisi Bamandi-Mandi Manujuh Bulanan ini berisi doa-doa yang khusus ditujukan kepada ibu hamil dan anaknya demi keselamatan dan kesehatan. Dan tradisi ini harus dijaga dan dilestarikan karena merupakan warisan turun-temurun dan merupakan kebudayaan asli suku Banjar.

Daftar Pustaka:

Arfianty, D. (2017, September 25). Kanalkalimantan.com. Retrieved from Pesan Simbolik dalam Tradisi Mandi Tujuh Bulanan: https://www.kanalkalimantan.com/pesan-simbolik-dalam-tradisi-mandi-tujuh-bulanan/

Gambut. (2022, Oktober 22). Infopublik.banjarkab.go.id. Retrieved from Tradisi Banjar Bamandi Manujuh Bulan di Kecamatan Gambut: https://infopublik.banjarkab.go.id/post/tradisi-banjar-bamandi-manujuh-bulan-di-kecamatan-gambut#:~:text=Ketika%20usia%20kehamilan%20mencapai%207,21%2F10%2F2022).

Salmah. (2020, September 29). Banjarmasin.tribunnews.com. Retrieved from Tradisi Badudus Adat Banjar, Begini Perlengkapan dan Maknanya: https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/09/29/tradisi-badudus-adat-banjar-begini-perlengkapan-dan-maknanya

Suhindarto. (2018, Mei 11). Budaya-indonesia.org. Retrieved from Mandi Tian Marinding: Prosesi Tujuh Bulanan Khas Banjar: https://budaya-indonesia.org/Mandi-Tian-Marinding-Prosesi-Tujuh-Bulanan-Khas-Banjar

Winda. (2022, Maret 19). Kalselpos.com. Retrieved from Tradisi “Mandi-mandi Manujuh Bulanan” Warga Banjar Kalsel: https://kalselpos.com/2022/03/19/tradisi-mandi-mandi-manujuh-bulanan-warga-banjar-kalsel/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini