Kisah Letjen. Jamin Ginting: Pahlawan yang Berjuang dari Nol Hingga Meraih Rekor MURI

Kisah Letjen. Jamin Ginting: Pahlawan yang Berjuang dari Nol Hingga Meraih Rekor MURI
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Bagi warga Sumut yang berdomisili di 3 Kabupaten/Kota meliputi Medan, Deli Serdang dan Karo, nama Letnan Jenderal (Purn.) TNI Drs. Jamin Ginting Suka merupakan sosok yang esensial dan memorial. Apalagi bagi warga Tanah Karo, beliau merupakan salah satu putra daerah terbaik yang berstatus Pahlawan Nasional. Presiden Jokowi resmi menetapkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Letjen. Jamin Ginting pada tanggal 7 November 2014 lalu.

Dilansir dari laman resmi Ikpni (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia) beliau lahir di Desa Suka, Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo 12 Januari 1921. Pria yang akrab disapa Jamin Gintings ini memulai karir ketentaraannya di Siborong-borong, Tapanuli Utara. Ia menempuh pendidikan calon perwira Gyugun (tentara sukarela yang mirip dengan pasukan pembela tanah air/ PETA di daerah Jawa) yang diorganisir oleh tentara-tentara Jepang. Namun setelah Amerika menyerang Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang akhirnya secara ‘de facto’ mengibarkan bendera putih sebagai tanda kekalahan. Setelah itu Jamin Ginting bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah RI yang ada di Kabanjahe. Pemerintah kemudian kembali merubah BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sesuai dengan maklumat pembentukan tentara kebangsaan pada 5 Oktober 1945.

Suami dari mendiang Likas Tarigan ini berjasa dalam memimpin perlawanan pasukan Belanda di Front Tanah Karo seperti di Sibolangit, Pancurbatu, Tuntungan, Merek, dan Seribudolok pada Agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947. Ia juga sukses dalam misi penting mengawal Wakil Presiden Mohammad Hatta dari Berastagi ke Bukit Tinggi yang notabene rute saat itu dikuasai oleh penjajah Belanda. Momen paling krusial sekaligus prestasi yang paling luar biasa dari seorang Jamin Ginting adalah perannya dalam menumpas G30S/PKI di Sumut. Atas jasanya tersebut Pangkostrad Mayjen. Soeharto saat itu mengangkatnya menjadi Inspektur Jenderal Angkatan Darat hingga menjadi Sekretaris Presiden/Kepala Kabinet Presiden merangkap Wakil Sekretaris Negara. Tugas terakhir yang diemban beliau adalah Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Kanada. Pada 23 Oktober 1974 beliau akhirnya wafat di Ottawa, Kanada dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata.

Letnan Jenderal (Purn.) TNI Drs. Jamin Ginting memperoleh 12 bintang jasa mulai dari Bintang Gerilya hingga Bintang Mahaputra Utama. Beliau dianugerahi 5 orang anak yaitu Riemenda Jamin Ginting, Riahna Jamin Ginting, Sertamin Jamin Ginting, Serianna Jamin Ginting dan Enderia Pengarapen Jamin Ginting.

Monumen Nasional Bagi warga Sumut yang berdomisili di 3 Kabupaten/Kota meliputi Medan, Deli Serdang dan Karo, nama Letnan Jenderal (Purn.) TNI Drs. Jamin Ginting Suka merupakan sosok yang esensial dan memorial. Apalagi bagi warga Tanah Karo, beliau merupakan salah satu putra daerah terbaik yang berstatus Pahlawan Nasional. Presiden Jokowi resmi menetapkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Letjen. Jamin Ginting pada tanggal 7 November 2014 lalu. Dilansir dari laman resmi Ikpni (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia) beliau lahir di Desa Suka, Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo 12 Januari 1921. Pria yang akrab disapa Jamin Gintings ini memulai karir ketentaraannya di Siborong-borong, Tapanuli Utara. Ia menempuh pendidikan calon perwira Gyugun (tentara sukarela yang mirip dengan pasukan pembela tanah air/ PETA di daerah Jawa) yang diorganisir oleh tentara-tentara Jepang. Namun setelah Amerika menyerang Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang akhirnya secara ‘de facto’ mengibarkan bendera putih sebagai tanda kekalahan. Setelah itu Jamin Ginting bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah RI yang ada di Kabanjahe. Pemerintah kemudian kembali merubah BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sesuai dengan maklumat pembentukan tentara kebangsaan pada 5 Oktober 1945. Suami dari mendiang Likas Tarigan ini berjasa dalam memimpin perlawanan pasukan Belanda di Front Tanah Karo seperti di Sibolangit, Pancurbatu, Tuntungan, Merek, dan Seribudolok pada Agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947. Ia juga sukses dalam misi penting mengawal Wakil Presiden Mohammad Hatta dari Berastagi ke Bukit Tinggi yang notabene rute saat itu dikuasai oleh penjajah Belanda. Momen paling krusial sekaligus prestasi yang paling luar biasa dari seorang Jamin Ginting adalah perannya dalam menumpas G30S/PKI di Sumut. Atas jasanya tersebut Pangkostrad Mayjen. Soeharto saat itu mengangkatnya menjadi Inspektur Jenderal Angkatan Darat hingga menjadi Sekretaris Presiden/Kepala Kabinet Presiden merangkap Wakil Sekretaris Negara. Tugas terakhir yang diemban beliau adalah Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Kanada. Pada 23 Oktober 1974 beliau akhirnya wafat di Ottawa, Kanada dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Letnan Jenderal (Purn.) TNI Drs. Jamin Ginting memperoleh 12 bintang jasa mulai dari Bintang Gerilya hingga Bintang Mahaputra Utama. Beliau dianugerahi 5 orang anak yaitu Riemenda Jamin Ginting, Riahna Jamin Ginting, Sertamin Jamin Ginting, Serianna Jamin Ginting dan Enderia Pengarapen Jamin Ginting. Fantastis, Sejarah Jalan Nasional Letjen. Jamin Ginting Hingga Raih Rekor MURI Demi mengenang jasa-jasa Letjen. Jamin Ginting yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, Wali Kota Medan Haji Agus Salim Rangkuti pada masa jabatannya (April 1980 – Maret 1990) mengabadikan nama beliau menjadi nama salah satu ruas jalan yang membentang mulai dari Simpang Jl. Iskandar Muda dan Brimob Polda Sumut, simpang Universitas Sumatera Utara (USU) hingga Kabupaten Karo. Jalan inilah yang menjadi saksi bisu wilayah perjuangan Jamin Ginting pada masa revolusi 1945, bahkan hingga wilayah perbatasan Aceh. Pada masa kepemimpinan Wali Kota Bobby Nasution, tepatnya tanggal 28 Juni 2022 lalu Monumen Pahlawan Nasional Letjen. (Purn.) Jamin Ginting pun akhirnya diresmikan. Monumen yang berada di pusat Kota Medan ini menandai titik kilometer nol atau awal Jalan Jamin Ginting bermula. Putri beliau Riahna Jamin Ginting dalam keterangannya kepada Detik menyebut proses pembuatan patung ini sudah dirancang sejak tahun 2015 dan menelan biaya hingga Rp2 miliar. Selain di titik kilometer nol, monumen Jamin Ginting juga berdiri kokoh di depan Markas Kodam I Bukit Barisan dan lapangan Mejuah-juah Berastagi, Kabupaten Karo. Ada juga museum unik berbentuk seperti kacang tanah yang berada di tengah-tengah ladang pertanian Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Bukan hanya itu, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 14 Juni 2023 lalu menetapkan Jalan Nasional Letjen. Jamin Ginting sebagai jalan terpanjang di Indonesia dengan panjang 71,3 km. Dilansir dari Sumutprov Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri mengakui belum ada jalan terpanjang di dunia sekalipun yang berada dalam satu ruas jalan utuh seperti Jalan Jamin Ginting. Sebagai salah satu warga Sumut penulis sangat bangga akan patriotisme Jamin Ginting, ia tetap teguh pendirian dalam membela tanah air walaupun sering berbeda pendapat dengan sesama rekan sejawatnya. Beliau adalah salah satu aset sejarah yang paling sangar yang dimiliki oleh warga Sumut. Para pemuda Indonesia sudah seharusnya mengambil pelajaran dari beliau tentang pentingnya perjuangan, sikap pantang menyerah, kecerdikan dalam mengatur strategi dan nasionalisme terhadap NKRI. | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Fantastis, Sejarah Jalan Nasional Letjen. Jamin Ginting Hingga Raih Rekor MURI

Demi mengenang jasa-jasa Letjen. Jamin Ginting yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, Wali Kota Medan Haji Agus Salim Rangkuti pada masa jabatannya (April 1980 – Maret 1990) mengabadikan nama beliau menjadi nama salah satu ruas jalan yang membentang mulai dari Simpang Jl. Iskandar Muda dan Brimob Polda Sumut, simpang Universitas Sumatera Utara (USU) hingga Kabupaten Karo. Jalan inilah yang menjadi saksi bisu wilayah perjuangan Jamin Ginting pada masa revolusi 1945, bahkan hingga wilayah perbatasan Aceh.

Pada masa kepemimpinan Wali Kota Bobby Nasution, tepatnya tanggal 28 Juni 2022 lalu Monumen Pahlawan Nasional Letjen. (Purn.) Jamin Ginting pun akhirnya diresmikan. Monumen yang berada di pusat Kota Medan ini menandai titik kilometer nol atau awal Jalan Jamin Ginting bermula. Putri beliau Riahna Jamin Ginting dalam keterangannya kepada Detik menyebut proses pembuatan patung ini sudah dirancang sejak tahun 2015 dan menelan biaya hingga Rp2 miliar.

Selain di titik kilometer nol, monumen Jamin Ginting juga berdiri kokoh di depan Markas Kodam I Bukit Barisan dan lapangan Mejuah-juah Berastagi, Kabupaten Karo. Ada juga museum unik berbentuk seperti kacang tanah yang berada di tengah-tengah ladang pertanian Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.

Bukan hanya itu, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 14 Juni 2023 lalu menetapkan Jalan Nasional Letjen. Jamin Ginting sebagai jalan terpanjang di Indonesia dengan panjang 71,3 km. Dilansir dari Sumutprov Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri mengakui belum ada jalan terpanjang di dunia sekalipun yang berada dalam satu ruas jalan utuh seperti Jalan Jamin Ginting.

Sebagai salah satu warga Sumut penulis sangat bangga akan patriotisme Jamin Ginting, ia tetap teguh pendirian dalam membela tanah air walaupun sering berbeda pendapat dengan sesama rekan sejawatnya. Beliau adalah salah satu aset sejarah yang paling sangar yang dimiliki oleh warga Sumut. Para pemuda Indonesia sudah seharusnya mengambil pelajaran dari beliau tentang pentingnya perjuangan, sikap pantang menyerah, kecerdikan dalam mengatur strategi dan nasionalisme terhadap NKRI.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini