Makna Pakaian Adat : Lokegh-Lokegh Nagari Sungayang

Makna Pakaian Adat  : Lokegh-Lokegh Nagari Sungayang
info gambar utama

Lokegh-Lokegh merupakan sebentuk perhiasan mahkota yang terbuat dari emas yang unik dan indah dari nagari sungayang.

Adapun fungsi dari lokagh-lokagh adalah sebagai perhiasan atau mahkota untuk pengantin perempuan di Sungayang, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.

Lokegh-Lokegh dahulunya hanya dipakai oleh putri bangsawan dari nagari Sungayang, tetapi pada era modernisasi, pemakaiannya telah di perbolehkan dan didipakai oleh siapa saja yang telah di izinkan oleh tetua adat.

Lokegh-Lokegh melambangkan ke makmuran dan ke jayaan. Lokegh-Lokeghterbuat dari emas yang menunjukan status sosial atau kelas suatu kaum. Pakaian Lokegh-Lokegh ini dipakai saat pesta ,'' manompuah rumah ka rumah mintuo ''saat pertama kali pengantin wanita menginjakan kaki kerumah mertua dari keluarga pihak mempelai laki-laki atau sama halnya dengan istilah Ngunduh Mantu.

Lokegh-Lokegh terdiri dari beberapa bagian dan makna yang terkandung di dalamnya,yang pertama bagian depan melambangkan sebuah Al-Quran atau mangkuto yang bermakna Adat basandi syarak,Syarak basandi kitabullah yang artinya adat yang bersendikan atau berdasarkan agama islam dan agama islam itu sendiri dasarnya adalah Al-Qur'an (kitabullah),dimana Warga nagari sungayang telah mempunyai pedoman hidup yang baku dalam menjalani syariat islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Yang kedua adalah empat buah pilar yang melengkung di bagian atas yang bermaknakan kepada empat suku yang ada di nagari Sungayang ( suku Chaniago,suku Melayu Mandahiling,suku Kutianyir dan suku Piliang).Bagian ketiga adalah pernak-pernik yang berbentuk hewan dan tumbuhan yang melambangkan sebagai kekayaan kemakmuran dari sumber daya alam nagari sungayang.Bagian keempat adalah suntiang bungo kunik,teretak di telinga sebelah kanan yang bermakna sebagai suntiang atau perempuan yang telah dipersunting oleh pria yang menjadi suaminya.Bagian kelima kain merah penutup kepala dan sanggul melambangkan sebagai penutup kepala atau aurat bagi perempuan artinya pengantin perempuan sungayang tetap menjalankan ajaran syariat Islam dengan memakai penutup kepala.
Adapun pakaian pengantin perempuan tetap memakai baju kurung yg biasanya identik berwarna merah di tambah perhiasan kalung emas dan batuan manikam sebagai hiasan penutup dada.Biasanya baju kurung pengantin yang berwarna merah bersulamkan benang emas merupakan baju kebanggaan gadis sungayang dimana dahulunya gadis gadis sungayang terkenal dengan sulaman benang emas nya mereka bekerja di atas rumah gadang bersama sama menyulam baju dan aneka perhiasan dari benang mas lainya yang sampai saat ini tetap bertahan di nagari sungayang bebagai produk dari sulaman benang emas seperti sapu tangan dalamak atau kelambu adat dari benang emas. Lokegh-Lokegh di percantik dengan aksesoris batu manikam atau aksesoris kalung yang terbuat dari emas dan batu permata manikam (Kaban),serta gelang emas yang bersusunkan batu permata (gelang beram).Bawahan atau kainnya disebut dengan kain ayia yang terbuat dari benang emas yang bermotif khusus motif Balapak.

Pasangan Pakaian pengantin Lokegh-Lokegh ini adalah memakai baju berwarna hitam yang merupakan pakaian bangsawan nagari sungayang,jika bukan bangsawan (Datuak atau Panghulu) pengantin laki-laki hanya menggunakan jas hitam sebagai pakaiannya.
Instrumen yang meliputi pakaian Datuak ini adalah Saluak Ameh yang merupakan lambang kejaayan dan kemakmuran serta melambangkan kekuasaan bagi Laki-Laki. Selain itu ada Tungkek atau tongkat yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan serta keris yang merupakan lambang kekuatan serta kain balapak yang terletak di bahu sebelah kanan dengan makna memikul tanggung jawab sebagai suami.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini