Memupuk Tiang Tradisi, Melawan Arus Modernisasi.

Memupuk Tiang Tradisi, Melawan Arus Modernisasi.
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Kebudayaan merupakan sebuah aset penting dalam suatu negara, karena melalui kebudayaan maka negara tersebut dapat mengimplementasikan identitas, nilai-nilai, serta norma yang berlaku di masyarakat. Andreas Eppink juga mengatakan bahwa kebudayaan adalah nilai sosial, etika, ilmu, dan pengetahuan yang disusun secara sistematis sebagai ciri khas setiap orang atau golongan. Pada dasarnya kebudayaan diperlukan dalam membentuk cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi antar sesama dalam lingkup sosial.

Indonesia termasuk negara yang kaya akan beragam macam kebudayaan unik dan indah di setiap penjuru daerahnya. Banyak dari wisatawan asing yang berbondong-bondong serta antusias dalam menyaksikan keragaman budaya Negara Indonesia, hal ini tentunya dibuktikan langsung dengan adanya informasi yang diperoleh dari sosial media dalam bentuk foto dan video datangnya turis asing di Bali yang turut menyaksikan pertunjukan Tari Kecak. Tidak hanya di Bali saja, para wisatawan asing juga ikut menyaksikan kebudayaan lokal dan Komodo yang ada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga turut menarik minat wisatawan asing untuk berkunjung dan meramaikan pagelaran budaya yang ada di daerah tersebut. Begitu pula di beberapa daerah lainnya yang ada di Indonesia.

Daya tarik wisatawan asing ke Indonesia cukup besar, ini artinya keindahan alam, kuliner, seni tradisional, maupun keramahan penduduk yang ada di Negara Indonesia patut untuk diacungi jempol. Indonesia juga turut menyebarluaskan kebudayaannya di kancah Internasional, hal tersebut diperlukan agar dapat memperkuat hubungan antar negara, mendukung pariwisata Indonesia, serta menarik minat negara asing untuk dapat berkunjung ataupun berinvestasi di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka dengan ini modernisasi juga terjadi. Secara sederhana, modernisasi dapat berarti perubahan dari bentuk tradisional ke bentuk yang lebih modern. Salah satu contoh modernisasi yang paling dekat dengan manusia adalah teknologi. Dengan adanya perkembangan arus modernisasi yang cukup pesat, banyak aspek dalam masyarakat yang mengalami perubahan signifikan termasuk pada aspek kebudayaannya.

Perubahan kebudayaan tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian masyarakat yang mulai mengikuti trend dan mengabaikan norma-norma berpakaian yang ada dalam adat istiadat mereka, yang berikut juga terlihat dari perilaku masyarakat termasuk anak-anak, di mana mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan gawai dan mengabaikan aktivitas sosial seperti bermain permainan tradisional. Perubahan paling drastis juga terlihat dari aspek kepercayaan masyarakat, yakni banyak dari masyarakat yang mulai mengabaikan kepercayaan lama dan lebih mengedepankan logika mereka.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan modernisasi, apalagi terhadap aspek kebudayaannya. Modernisasi justru dapat membawa kemajuan dalam masyarakat terutama dalam inovasi seni dan teknologi. Dengan adanya modernisasi, masyarakat dapat lebih mudah dalam mengakses informasi dan ekspresi budaya yang beragam di beberapa daerah bahkan sampai budaya dari beberapa negara. Namun, pemaknaan modernisasi dalam kebudayaan sering kali mengalami kekeliruan. Modernisasi yang tidak dapat terkendali akan lebih mudah memicu hilangnya nilai-nilai tradisional dan adat istiadat yang ada di masyarakat. Selain itu, konsumerisme yang berlebihan terhadap teknologi dapat mengganggu nilai-nilai budaya yang sudah ada sebelumnya.

Sebagai warga masyarakat yang tinggal dan menetap dalam suatu negara maupun daerah, tentunya jangan hanya tinggal diam dan tutup mata terhadap hilangnya nilai-nilai kebudayaan yang ada akibat arus modernisasi yang cukup besar. Arus modernisasi akan terus mengalir dan berkembang seiring dengan kehidupan manusia, bahkan lebih hebat dari sebelumnya. Maka dari itu, diperlukan tiang yang kokoh dalam menyokong suatu bangunan kebudayaan oleh aliran arus modernisasi.

Adapun beberapa langkah yang harus dijalankan agar kebudayaan yang sudah dipupuk sebelumnya masih terus ada dan berkembang, diantaranya:

  1. Perlunya kesadaran akan warisan budaya yang harus terus dijaga sepanjang masa, karena suatu kebudayaan merupakan identitas masyarakat dalam suatu daerah. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan suatu pelatihan dan pengembangan seni tradisional, ataupun dengan membuka ruang diskusi dalam meningkatkan pemahaman seputar kebudayaan.
  2. Membangun komunitas kerja sama dari lingkup terkecil sampai pada lingkup terbesar. Suatu komunitas kebudayaan dapat lebih muda bersama-sama dalam menciptakan suatu pelestarian budaya yang lebih sistematis, terorganisir, dan terlaksana.
  3. Memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan suatu warisan budaya, sehingga masyarakat dapat memiliki akses lebih mudah mengenai kebudayaan setempat. Selain itu, hal ini diperlukan dalam menjaga informasi ataupun arsip terkait kebudayaan.
  4. Yang paling penting dan tidak boleh terlewatkan adalah inovasi, partisipasi, maupun kolaborasi ide-ide hebat dari para anak muda. Karena melalui ide dari anak muda, akan tumbuh kreativitas kebudayaan sebagai kunci pengembangan.
  5. Menyelenggarakan festival kebudayaan ataupun pagelaran seni dan budaya yang dapat menarik minat masyarakat untuk mempelajari lebih jauh seputar kebudayaan setempat, serta sebagai peluang kesempatan menarik wisatawan asing untuk berkunjung dan menyaksikan langsung akan indahnya keunikan tersebut.

Suatu bangunan akan tetap bertahan jika tiang yang mengokongnya utuh dan terus kokoh, walaupun dikelilingi oleh berbagai gelombang tragedi. Sama halnya dengan kebudayaan yang ada di suatu negara maupun daerah, nilai-nilai budaya dan tradisi akan tetap ada jika langkah-langkah penanganannya sudah cukup baik, walaupun laju arus modernisasi yang kian cepat tidak dapat diprediksi akan datang menghantam. Pemeliharaan, penjagaan, perawatan suatu kebudayaan adalah tanggung jawab bersama, karena warisan budaya sebagai penanda identitas diri masyarakat.

Referensi:

Nahak, H. M. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, Vol. 5, No.1.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ND
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini