Campursari 120 Jam Nonstop di DIY Pecahkan Rekor Dunia

Campursari 120 Jam Nonstop di DIY Pecahkan Rekor Dunia
info gambar utama

Gebyar Musik Indonesia Campursari yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama 120 jam nonstop berhasil memecahkan rekor pementasan terlama di dunia. Sebanyak 465 seniman dari 31 grup campursari DIY dan berbagai daerah Jawa, terlibat dalam acara tersebut. Pertunjukkan ini digelar selama lima hari enam malam berturut-turut di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Minggu—Jumat (29/10 s.d. 3/11/2023).

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan secara resmi tiga piagam penghargaan bernomor 11373/R.MURI/XI/2023 atas rekor pagelaran campursari secara nonstop terlama di dunia. Penghargaan itu dengan bangga dianugerahkan kepada Pemda DIY, Praja Jogja, dan Maestro Campursari Alm. Manthous.

"MURI memutuskan acara ini bukan pemecahan rekor Indonesia, tetapi rekor dunia. Diharapkan ajang pencatatan ini menjadi momentum bangkitnya kembali kebudayaan Indonesia. Semoga campursari menjadi mahakarya dari Jogja untuk dunia," ujar perwakilan MURI dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/11/2023).

Perjalanan Campursari dari R.M. Samsi Sampai "Lord" Didi

Ketua Panitia Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop, Sastro Harjanto, mengatakan bahwa acara ini diadakan dalam rangka mencatatkan kembali rekor MURI pentas terlama. Dia mengungkapkan, kegiatan serupa pernah dilaksanakan sebelumnya selama 100 jam di Wonogiri dan 90 jam nonstop di Gunungkidul pada 2018 lalu.

"Kita bersyukur bisa mewujudkan sebuah impian dan semangat para seniman yang selama ini terus berkarya melestarikan seni campursari, "ucapnya.

Sastro turut menyampaikan bahwa pementasan campur sari nonstop 120 jam didedikasikan untuk pembuat genre musik populer Jawa, yaitu Alm.Manthous yang wafat pada 9 Maret 2012. Sang maestro campursari asal Gunungkidul itu telah memberikan warisan berharga karya seni yang menjadi bagian dari kehidupan masa kini.

Sastro yang juga menjabat Ketua Umum Praja Jogja menekankan, dunia harus mengetahui bahwa campursari telah menjadi salah satu identitas keistimewaan DIY. Episentrum kebudayaan Indonesia ada di DIY, kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinaas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY Agus Priono menuturkan bahwa pementasan kali ini sangat spektakuler dan terjadi berkat dukungan berbagai pihak. Menurutnya, campursari harus digelorakan hingga mancanegara alias mendunia.

"Saya yakin pemecahan Rekor MURI ini akan membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi DIY, tetapi bagi Indonesia secara keseluruhan," tandasnya.

UNESCO Tetapkan Simbol Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini