Kayang, Gerak Tari Tradisional Desa Penaga Bintan

Kayang, Gerak Tari Tradisional Desa Penaga Bintan
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Menurut Adi,Sapto (2018), kayang merupakan salah satu teknik dasar dalam senam lantai. Senam yang seluruh gerakannya dilakukan di lantai. Kayang dalam senam lantai diperagakan dengan sikap terlentang membentuk busur yang seluruh berat badan ditumpukan pada ke dua tangan dan ke dua kaki.

Gerak kayang menggabungkan unsur flaksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan pada anggota tubuh dengan tujuan untuk melatih kelenturan dan menunjukkan seberapa besar tingkat fleksibilitas pada tubuh.

Akan tetapi, faktanya gerak kayang tidak hanya sebagai bagian dari teknik dasar senam lantai saja, melainkan gerak kayang dapat diaplikasikan ke dalam sebuah tarian. Adapun tarian tradisional yang menjadikan gerak kayang sebagai bagian dari gerak tarinya adalah Tari Melemang.

Tari Melemang merupakan tari tradisional yang telah ada sejak abad ke-12 pada masa pemerintahan Kerajaan Bentan tepatnya di Bukit Batu.

Perkembangan Tari Melemang melewati dua fase, pada awalnya hanya di pentaskan di sekitar Istana Kerajaan sebagai pertunjukan hiburan Raja. Setelah Kerajaan Bentan telah mengalami keruntuhan, Tari Melemang mulai di pentaskan di lingkungan masyarakat biasa.

Di karenakan dayang-dayang Kerajaan Bentan selaku penari Melemang berasal dan tinggal di Desa Penaga Bintan, maka Tari Melemang mulai di pentaskan di kalanngan masyarakat sekitar. Sehingga, meskipun Kerajaan Bentan tidak lagi berdiri akan tetapi kesenian yang menjadi peninggalannya tetap dijaga sebagai warisan budaya di Bintan.

Keunikan pada tarian ini yaitu pada gerak kayang yang disebut dengan gerak melemang. Melemang (kayang) diartikan sebagai gerak melenting menyerupai kalajengking. Gerak kayang menjadi ciri khas dalam Tari Melemang yang membedakan Tari Melemang dengan tari tradisional melayu lainnya yang berkembang di tanah melayu khususnya Bintan.

Di mana gadis melayu dikenal dengan keanggunan dan lemah lembutnya dalam bergerak, sedangkan pada Tari Melemang menunjukkan kelincahan dan kelenturan tubuh penari wanita melalui kemampuannya melakukan kayang yang tidak mudah dapat dilakukan oleh semua orang.

Selain menunjukkan kelenturan tubuh dalam menari, gerak kayang yang dilakukan oleh penari pada Tari Melemang ditujukan untuk mengambil sapu tangan dan juga saweran berupa uang yang diberikan oleh penonton di atas tanah.

Saweran ini dahulunya diberikan kepada penari sebagai hadiah dari Raja maupun para Dermawan Kerajaan yang menyaksikan karena penari telah memberikan hiburan. Hingga saat ini penari tetap diberikan saweran oleh penonton sebagai bentuk apresiasi penonton yang merasa terhibur dan memiliki minat terhadap pertunjukkan tari tersebut.

Semakin banyak saweran yang diberikan menentukan lamanya pertunjukkan Tari Melemang di pentaskan. Kelihaian penari dalam mengambil saweran yang diberikan penonton menjadi pertunjukkan atraksi yang menarik dan unik sehingga kesenian tari ini dapat dijuluki sebagai tari akrobatik..

Penari dalam tarian ini adalah penari perempuan yang menggunakan pakaian kebaya kurung melayu rapi dan tertutup dengan tujuan agar ketika melakukan gerak kayang melentingkan badan tidak membuat aurat penari terlihat. Penari juga menggunakan sanggul dan hiasan kepala serta riasan wajah yang bertujuan untuk menambah aura keindahan penari saat menari.

Iringan musik yang digunakan adalah musik yang berrasal dari alat musik tradisional yaitu tambur, akordion, marwas, dan gong dengan nada melemang khas yang dikolaborasikan dengan tari melayu Mak inang pulau kampai dan tandak serampang laut.

Tarian ini hanya di pestaskan dalam acara peringatan hari besar desa dan juga festival kebudayaan setempat sehingga tidak jarang jika masih banyak masyarakat yang belum mengenal tarian tradisional ini.

Sebagai warisan kebudayaan, Melemang diharapkan dapat terus terjaga kelestariannya. Revitalisasi melemang telah dilakukan untuk meningkatkan kembali citra melemang yang hampir tenggelam karena jarang ditampilkan kepada masyarakat luas dengan tujuan mengkreasikan tari melemang dengan ragam gerak yang seirama serta menentukan teknik yang dapat dilakukan agar melemang mudah dipellajari sehingga dapat menarik minat generasi muda baik laki-laki maupun perempuan dalam mempelajari kesenian tradisi ini.

Hingga kini tari melemang tetap diajarkan dan dilestarikan kepada anak-anak muda Desa Penaga sebagai wujud menjaga warisan kebudayaan setempat.

Menjadi bagian dari masyarakat Melayu Bintan merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Adapun konstribusi yang dapat saya lakukan sebagai upaya melestarikan kebudayaan daerah dan turut serta mewujudkan Indonesia Melumbung untuk Melambung ialah terus menggali pengetahuan tentang kebudayaan tradisi daerah dimulai dari daerah sendiri, ikut bergabung dalam komunitas kesenian daerah tempatan untuk mengeksplorasi dan turun langsung mempraktekkan kesenian tradisi, serta melalui tulisan ini saya perkenalkan kesenian daerah saya kepada seluruh Kawan GNFI di manapun berada untuk sama-sama mengenal ragam kebudayaan di Indonesia, salah satunya Kayang (Melemang).

Kayang yang selama ini kawan GNFI kenal sebagai senam lantai ternyata bukan hanya senam lantai, melainkan Kayang juga termasuk gerak tari tradisional Desa Penaga Bintan Kepulauan Riau yaitu pada Tari Melemang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini