Habis PKN, Terbitlah Racauan Pikiran

Habis PKN, Terbitlah Racauan Pikiran
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2023 menyisakan efek performatif. Sampai saat ini, bayang-bayang penyelenggaraannya masih melekat dalam memori dan acap menimbulkan kerinduan bagi setiap individu yang terlibat maupun yang melibatkan diri dalam ruang peristiwanya, baik seniman, tamu, hingga para sukarelawan.

Pekan Kebudayaan Nasional dapat dikategorikan sebagai festival, salah satu kontinum pergelaran (performance). Hal tersebut mengacu pada inklusivitas definisi istilah pergelaran. Meski Pekan Kebudayaan Nasional terdiri dari berbagai rangkaian pergelaran sehingga menyebabkan definisi dan kategorinya dalam konteks performance studies berkelindan (pergelaran dalam pergelaran), namun secara sederhana Pekan Kebudayaan Nasional dapat disebut sebagai pergelaran (performance).

Untuk menghindari bias fokus pembahasan dan menambah kerumitan jalan pikiran, saya tidak akan membahas materi tersebut. Terlebih saya memiliki kekhawatiran bahwa feature ini akan terlihat seperti materi mata kuliah 4 SKS di Institusi Seni.

RacauanPikiran Babak I

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 berfungsi sebagai platform performativitas yang mendukung apresiasi dan ekspresi budaya yang bervariasi yang terintegrasi dalam sebuah peristiwa budaya. Selain sebagai wahana apresiasi dan ekspresi budaya, Pekan Kebudayaan Nasional 2023 memegang peran sentral dalam merangsang interaksi budaya yang inklusif dengan melibatkan beragam segmen masyarakat, termasuk kelompok-kelompok kebudayaan di daerah-daerah. Performativitas dapat berperan sebagai pengikat sosial, menggabungkan peserta dan penonton dalam hubungan sosial yang lebih inklusif dan erat. Berinteraksi melalui “Ruang Tamu”, bercengkerama dan menikmati ruang kebudayaan. Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dapat berperan secara efektif dalam menciptakan inklusivitas budaya yang dapat mempromosikan kesatuan dalam konteks dkeragaman kebudayaan di Indonesia.

Racauan Pikiran Babak II

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 merupakan sebuah peristiwa yang melibatkan interaksi publik, memunculkan kesadaran terhadap tindakan dan praktik yang mereka lakukan, yang bisa disaksikan sebagai bagian dari performa atau berpartisipasi di dalamnya. Dalam kerangka gagasan performativitas, praktik- praktik yang terjadi selama Pekan Kebudayaan Nasional menjadi wujud dari performativitas, apakah individu- individu yang terlibat menyadari hal ini atau tidak, dan apakah mereka secara eksplisit mengidentifikasinya sebagai performa atau tidak. Namun, saat mereka melakukan tindakan dan aksi dalam konteks peristiwa ini, mereka secara efektif sedang melakukan sebuah performa. Hal ini menciptakan kesadaran yang mengakui bahwa mereka diamati oleh orang lain dan oleh karena itu, diharapkan untuk memerankan peran atau identitas tertentu sebagai kontributor dalam sebuah peristiwa, meskipun mereka bukan aktor panggung yang melakukan tindakan “pura- pura”, sebab peristiwa ini menawarkan konteks yang berbeda.

Ketika individu-individu terlibat dalam Pekan Kebudayaan Nasional, mereka secara otomatis berpartisipasi dalam sebuah kerangka performativitas yang menyoroti aspek-aspek penting dari identitas budaya mereka. Mereka sadar bahwa tindakan dan ekspresi mereka, bahkan yang sederhana, turut menyumbang dalam membangun narasi budaya yang lebih luas. Melalui performativitas ini, peristiwa ini memberikan pengalaman yang merangsang refleksi dan apresiasi yang lebih dalam terhadap budaya mereka, sambil menciptakan kesempatan dalam mendukung dan memperkuat ikatan sosial di tengah keragaman budaya. Dengan demikian, Pekan Kebudayaan Nasional 2023 lebih dari sekadar perayaan budaya; Ruang Tamu menjadi medan bagi individu-individu untuk merasakan dan merayakan peran mereka dalam keberagaman budaya yang menjadi jati diri Bangsa Indonesia.

Racauan Pikiran Babak III

Pada tanggal 1 November 2023, hari ketiga setelah penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional selesai, racauan pikiran semakin mengganggu dan mendekati klimaksnya. Dalam ruang transportasi umum, gejolak kerinduan muncul secara tiba-tiba di tengah rasa kantuk akibat semalam suntuk begadang membalas pesan-pesan kerinduan dari beberapa teman sesama sukarelawan Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Melalui dialog-dialog dengan pikiran yang sedang meracau, maka terciptalah sebuah naskah kerinduan untuk seluruh individu yang terlibat dalam pergelaran Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Harapannya naskah tersebut dapat menjadi pelipur, setidaknya untuk sementara sebelum kita bertemu lagi di ruang tamu berikutnya.

DIALOG PIKIRAN
Puan, izin laporan, seluruh tamu telah pulang, ruang pergelaran tak lagi menerima kunjungan, galeri sepi, dan aula perjamuan lapang dan ditangkup memori keriuhan.

Tuan, mulai kemarin dapur-dapur kita tak lagi mendapat kunjungan. Posko kita tak dihuni pun seorang. Kamar mandi yang acap dibanjiri keringat dan duli-duli kita juga mulai mengering, bahkan anggrek-angrek di pagar mulai berguguran, lampu dan tembok yang diembus angin malam berseakan mendialogkan sebuah cerita beraliran realisme (dibaca: WELL MADE PLAY) dari lakon-lakon yang bertemakan penantian.

Puan, tamu-tamu kita rindu katanya, rindu kelakar di selasar, menanti bus di trotoar, gelak tawa di lobi setelah menjelajah setiap sudut ruang tamu seharian, berjoget dan saling merekam momen kebersamaan, bahkan rindu kisah-kisah mengantar tidur yang kita tuturkan di atas kasur yang empuk dan bantal yang lumayan tebal.

Tuan, kita diuji kenikmatan, dilanda kebahagiaan, dibuai cinta dan kasih kekeluargaan. Rasa-rasanya sumpah aku butuh naskah penghiburan, sebagai pelipur dan obat kesepian, atas jeruji waktu dan belenggu kisah tak bertuan.

Puan dan Tuan, Aku rindu…
Para tamu, dan penjaga ruangnya.


Kr, 1 November 2023
Dialog ini bermula di ruang TJ Lebak Bulus-Kebayoran, berkecamuk dan mencapai klimaks pada ruang KRL Rangkasbitung line, dan selesai publikasi di ruang KRL Cikarang Line.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini