Jamasan : Tradisi Leluhur Menyambut Bulan Ramadhan di Desa Jajar Gumregah

Jamasan : Tradisi Leluhur Menyambut Bulan Ramadhan di Desa Jajar Gumregah
info gambar utama

Di tengah pesona alam Kabupaten Trenggalek, terdapat sebuah desa yang memegang erat tradisi yang masih dijalani hingga saat ini. Desa Jajar, yang terletak di Kecamatan Gandusari, menjadi rumah bagi sejumlah tradisi budaya yang unik, salah satunya adalah Megengan. Megengan adalah tradisi yang dimulai dengan kegiatan jamasan, yang berarti membersihkan badan di sumber air, dan Desa Jajar adalah tempat di mana ritual ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya.

Pagelaran Megengan dilaksanakan setiap menjelang bulan suci Ramadhan. Acara ini bermula dari semangat masyarakat Jajar melestarikan seni dan budaya. Selain itu, Megengan merupakan bentuk kegembiraan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sehingga bisa dikatakan bahwa event ini merupakan akulturasi antara nilai-nilai Islam dan Jawa.

Tradisi ini dimulai dengan jamasan, yaitu ritual pembersihan diri di sumber air suci. Air yang digunakan dalam jamasan biasanya berasal dari mata air atau sungai yang dianggap suci oleh masyarakat Desa Jajar. Jamasan merupakan ritual mandi sebelum memasuki bulan suci ramadhan yang ada di Desa Jajar. Tujuannya adalah untuk membersihkan jasmani dan rohani untuk memasuki bulan yang suci. Karena pada dasarnya, manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Maka dari itu, diperlukan sebuah laku menjamas diri. Sebagaimana pusaka, jika manusia tidak dijamas, akan hilang sisi keramatnya.

Jamasan Jajar Gumregah | Fotografer : Achmad Anshori

Masyarakat desa akan berkumpul di sumber air suci yang telah ditentukan untuk melakukan jamasan. Para peserta mengenakan pakaian adat, seringkali dengan aksesoris tradisional seperti selendang atau mahkota bunga. Setelah membersihkan diri, mereka berkumpul untuk melakukan doa bersama dan berbagai upacara adat.

Setelah jamasan selesai, Megengan dilanjutkan dengan serangkaian upacara adat, seperti doa bersama, persembahan kepada leluhur, dan penyajian karya seni dari masyarakat. Tradisi ini merupakan momen berharga bagi masyarakat Desa Jajar untuk bersatu, merayakan kesejahteraan, dan menghormati warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Upacara Adat Jajar Gumregah | Fotografer : Achmad Anshori

Selama perayaan Megengan, juga sering terdapat penjualan makanan tradisional. Hal ini menciptakan kesempatan bagi masyarakat Desa Jajar untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya dan produk lokal mereka kepada pengunjung.

Megengan Jajar Gumregah | Fotografer : Achmad Anshori

Megengan memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Desa Jajar. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersihan, syukur, dan rasa persatuan. Dengan membersihkan diri di sumber air suci, masyarakat meyakini bahwa mereka membersihkan tidak hanya tubuh fisik, tetapi juga jiwa dan pikiran mereka. Megengan juga menjadi sarana untuk melestarikan warisan budaya dan mewujudkan rasa kebersamaan.

Megengan di Desa Jajar, Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, adalah contoh nyata bagaimana tradisi budaya yang memiliki akar sejarah yang dalam dapat bertahan dan tetap relevan dalam kehidupan masyarakat. Lebih dari sekadar ritual pembersihan, Megengan adalah perayaan kesejahteraan, persatuan, dan rasa syukur kepada alam dan leluhur. Upaya pelestarian tradisi ini adalah langkah yang penting untuk menjaga warisan budaya yang berharga ini tetap hidup dan bermanfaat bagi generasi masa depan.

Bagaimana kawan GNFI, menarik kan? Setelah mengetahui makna jamasan, kita semua harus tetap semangat dalam melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Melestarikan tradisi leluhur adalah tindakan yang penting untuk menjaga keberagaman budaya di dunia ini. Hal ini memungkinkan kita untuk merawat akar budaya, memahami sejarah, dan menghargai nilai-nilai dan etika yang ditinggalkan oleh leluhur kita. Melestarikan tradisi ini juga mempromosikan kreativitas, rasa kebersamaan, dan kesadaran terhadap lingkungan. Ini adalah upaya bersama kita untuk mempertahankan kekayaan budaya yang telah kita warisi, dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/jajar_gumregah#

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini