Karya Residensi Seniman Memantik Para Pengunjung Glokal

Karya Residensi Seniman Memantik Para Pengunjung Glokal
info gambar utama

“Salah satu kegiatan dalam ruang lingkup inisiatif kerja-kerja kebudayaan yang menjadi perhatian kuratorial adalah pendidikan. Berpijak dari konsep dan pendekatan yang sudah ditetapkan Dewan Kurator, maka ditetapkanlah prinsip ‘Pendidikan yang Berkebudayaan’ sebagai dasar strategi pendekatan kuratorial kegiatan pendidikan,” ujar Ibe karyanto selaku Kurator Pekan Kebudayaan Nasional 2023.

“Prinsip kuratorial ‘Pendidikan Yang berkebudayaan’ diambil dari gagasan Ki Hajar Dewantara yang menegaskan bahwa pendidikan merupakan wahana pembudayaan, yaitu wahana yang menghidupkan dan menghidupi proses tuntunan pengembangan segala kemampuan kodrat anak sebagai individu dan sebagai bagian dari lingkungan, baik alam maupun sosial,” lanjutnya.

Sementara itu, Moch. Hasrul (Asisten Kurator PKN 2023) juga memberi keterangan berikut, bahwa kegiatan kuratorial “Pendidikan yang Berkebudayaan” ini dimaksudkan untuk menyemai, memanen, juga mendistribusikan praktik-praktik pendidikan berkebudayaan yang sudah dilakukan baik oleh satuan pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal yang diinisiasi secara mandiri oleh kelompok-kelompok kolektif masyarakat.

Senada dengan pernyataan tersebut, Opik sebagai Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat menambahkan, yakni Forum TBM bertindak sebagai salah satu mitra kolaborator kuratorial “Pendidikan yang Berkebudayaan” dalam rangka aktivasi inisiatif kolektif Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang menyelenggarakan gerakan literasi untuk anak melalui media dongeng, dolanan, pustaka dan seni budaya lokal.

“Praktiknya, Forum TBM memfasilitasi empat Taman Bacaan Masyarakat untuk menjadi tuan rumah residensi seniman, antara lain: TBM Fitrah Berkah Insani (Pontianak, Kalimantan Barat), Rumah Pustaka (Aceh Besar, Aceh), TBM Tata Vuri (Palu, Sulawesi Tengah), dan Rumah Baca Taman Sekar (Bandung, Jawa Barat). Sebagai ruang pendidikan nonformal, TBM menjadi katalisator pendidikan yang membantu anak-anak, remaja, dan orang tua untuk beraktivitas dalam atmosfer belajar di tengah masyarakat,” tambahnya.

Dengan kata lain, TBM berfungsi sebagai ruang literasi yang merdeka dan sejalan dengan prinsip “Pendidikan yang Berkebudayaan”. Kondisi tersebut kemudian menjadi modal bagi seniman residensi untuk tinggal dan berbaur; merawat, dan memanen segala jenis potensi dalam rangka berkolaborasi bersama anak-anak dan pengelola TBM, terutama untuk menguatkan media literasi melalui kegiatan perekaman dan pengembangan karya. Oleh karena itu, karya kolaborasi tersebut dibagikan pada puncak Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023.

Kedatangan Pengunjung Global dan Lokal

Untuk pertama kalinya, Forum TBM terlibat dalam kuratorial “Pendidikan yang Berkebudayaan” dalam gelaran Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Di luar dugaan, stan Forum TBM banyak kedatangan tamu, baik peserta PKN 2023, pelajar, masyarakat, bahkan pengunjung dari mancanegara. Keterlibatan FTBM ini cukup memantik dalam menunjukkan ragam karya residensi seniman di empat lokus TBM terpilih.

Para seniman mengembangkan beragam gagasannya selama residensi di empat TBM. Mereka menyiapkan karya residensi dengan merespons seni, budaya, dan pengetahuan lokal di lingkungan TBM. Sebelum para pengunjung mulai berdatangan, karya residensi seniman itu telah tersaji dengan tatanan yang menarik di Ruang Asrama Stovia, Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta.

Terlihat tidak sedikit pengunjung mengitari stan Forum TBM yang menyajikan karya-karya seniman, Jumat pagi (20/10/2023). Mereka menikmati suguhan menarik dari produk pameran, mulai seni sulam tentang Bandung Purba dalam bentuk instalasi Gua Pawon karya Meita Meilita, lagu-lagu anak dengan bahasa Kaili-Ledo karya Ribut Cahyono & Karina Adistiana, mainan elektronika berbahan sampah samudra karya Indra Prahyogi, dan sajian audiovisual pertunjukan multimedia art Tidayu dan musik Tundang Melayu karya Arham Aryadi.

Pengunjung pameran tidak hanya dari kalangan pelajar dan masyarakat saja. Mereka yang tertarik untuk mengetahui karya-karya para seniman itu datang dari wisatawan mancanegara. Misalnya, Clara dan Giali—pasutri dari Venice, Italia—mengaku sangat menikmati kunjungan hari itu. Bagi keduanya, mereka bisa mempelajari banyak karya seni, budaya, dan pengetahuan lokal Indonesia. Hal tersebut merupakan informasi baru yang sangat berharga bagi mereka. Begitu pula seorang pelajar dari San Marino yang antusias mendengarkan karya Ribut Cahyono & Karina Adistiana x TBM Tata Vuri Palu. Beberapa pengunjung dari mancanegara lainnya, yaitu Max Meijer berasal dari Time Amsterdam dan Johannes Dankers dari Belanda.

Clara dan Giali, pasutri dari Venice, Italia berkunjung ke Stan Forum TBM di Hari Pertama
info gambar

Dalam rentang dua jam, pengunjung cukup ramai dan melintasi stan Forum TBM mulai pukul 09.00—11.30 WIB. Termasuk kedatangan Ninong Pandake—Kabid Dinas Kebudayaan Palu, Sulawesi Tengah—yang turut hadir melihat karya-karya binaannya. Ia mengapresiasi langkah Forum TBM dalam memfasilitasi TBM-TBM dari daerah untuk berkolaborasi dengan para seniman.

Kedatangan Kasubdit Puslapdik Kemendikbud Ristek, Moh. Alipi, juga terlihat sangat antusias menikmati suguhan karya residensi seniman ini. “Saya mengapresiasi langkah Forum TBM yang berkolaborasi dengan Dirjen Kebudayaan kemendikbud dalam residensi seniman dengan menghasilkan karya-karya dalam pemeran PKN 2023 ini,” tuturnya.

Dalam kunjungannya itu, ia mendapatkan penjelasan secara rinci berdasarkan Booklet Penguatan Media Literasi yang disusun oleh Forum TBM. Selain itu juga ia mendengarkan karya lagu anak-anak berbahasa Kaili-Ledo yang digubah oleh Ribut Cahyono & Karina Adistiana x TBM Tata Vuri Palu. Dalam kesempatan itu, ia juga menyaksikan demonstrasi mainan elektronika berbahan sampah samudra karya Indra Prahyogi x TBM Pustaka Kampung Impian Aceh.

Sementara sosok lainnya, Maman Suherman (tokoh literasi nasional) berkesempatan hadir sore hari. Ia juga sangat bangga karena selain penasihat Forum TBM, baginya, kolaborasi seniman dengan TBM-TBM ini dapat mendenyutkan gerakan literasi kian bervariatif.

Selanjutnya, para pengunjung dari beragam latar belakang semakin memadati stan Forum TBM. Umumnya, mereka sangat antusias mengamati dan mencoba hasil produk karya residensi seniman di sana.

Secara keseluruhan, pada hari pertama itu, tercatat tidak kurang dari seratus orang pengunjung yang hadir dan menggali informasi di stan Forum TBM. Dengan demikian, antusiasme para pengunjung tersebut mengindikasikan bahwa Forum TBM cukup berhasil mengejawantahkan kuratorial “Pendidikan yang Berkebudayaan” dalam PKN 2023.

“Bagi saya sebagai seniman, kegiatan residensi ini sangat unik karena melakukan kegiatan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat lingkungan sekitar, sehingga ada kedekatan yang lebih intim ketika berkolaborasi dalam menciptakan karya seni,” pungkas Meita Meilita, seniman yang melaksanakan residensi di Rumah Baca Taman Sekar, Bandung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini