Panen Ilmu di Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional

Panen Ilmu di Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Assalamualaikum, izinkan saya bertamu. Datang membawa keranjang kosong yang siap diisi aneka ilmu. Ilmu tentang budaya yang tentunya membuat siapa saja jadi lebih banyak tahu. Ini Pekan Kebudayaan Nasional, saya akan singgah di salah satu ruang tamu.

Ruang tamu itu berada di Galeri Nasional. Ketika tamu datang, tangan yang bergerak-gerak memberikan sambutan sensasional. Seolah ingin mempersilakan siapa saja untuk mampir dan menjelajah. Menelusuri tiap sudut ruang tanpa celah.

Begitu masuk pintu utama, pengunjung disuguhi board game. Uniknya, ada makna dalam permainan ini. Pengunjung diajak serta untuk lebih memahami isu pangan di beberapa wilayah Indonesia.

Masih ingin bermain? Geser langkah menuju area collective chess. Jika biasanya catur hanya dimainkan dua orang, maka collective chess memungkinkan empat orang untuk turut terlibat.

Catur kolektif
info gambar

Kenapa ada permainan-permainan kolektif seperti ini di ruang tamu Galeri Nasional? Karena sembari bermain, keseriusan juga turut dibangun. Bahkan melalui bermain kolektif bisa mendorong interaksi sosial. Aturan permainan akan menggiring dimulainya percakapan, berlanjut ke tahap identifikasi masalah, hingga taktik solutif. Menarik bukan?

Ruang tamu ini menghadirkan banyak sekali kudapan ilmu. Berbagai instalasi menarik membuat pengunjung ingin mendekat dan mencari tahu. Salah satunya adalah ruangan yang memungkinkan petandang untuk mendengarkan aneka dialek dari berbagai wilayah di Nusantara. Luar biasa, satu kata bisa terdengar berbeda karena diucapkan oleh orang-orang dari berbagai daerah.

Semakin dalam masuk ke ruang tamu, semakin banyak pula aneka hal yang menarik atensi. Budaya masyarakat Indonesia yang beraneka ragam melahirkan kebanggaan terlahir sebagai orang Indonesia.

Melihat Lebih Dekat Life Hacks Masyarakat Indonesia Timur

Akal Akal Timur
info gambar

Keterbatasan kerap kali mengasah sisi kreativitas manusia. Coba lihat di sekitar rumah kita, adakah pemanfaatan barang bekas untuk memudahkan aktivitas? Seperti dilakukan masyarakat dari Indonesia Timur. Gayung yang didalamnya dialasi plastik difungsikan sebagai mangkuk untuk makan mi.

Kipas angin yang rusak bukan berarti tidak bisa digunakan lagi. Buktinya, tutup kipas angin digunakan warga untuk menjadi wadah gorengan.=

Saat banyak lalat, manfaatkan saja plastik bekas yang potong memanjang, lalu diikat salah satu ujungnya ke tongkat kayu. Malah ada yang lebih advance, plastik tersebut diikatkan ke tongkat besi bekas tongsis. Abrakadabra! Terciptalah pengusir lalat yang tongkatnya bisa diatur panjang dan pendeknya.

Satu alat yang menampakkan kreativitas warga tingkat tinggi adalah keberadaan mesin pemotong rumput hasil buatan sendiri. Warga memanfaatkan bor, paralon, dan bekas magic com sehingga menghasilkan pemotong rumput. Sangat kreatif!

Jika ada bekas jeriken, bisa pula dijadikan semacam sendok besar. Selanjutnya, sendok besar tersebut bisa digunakan untuk menyendok tumbukan kacang tanah. Sangat memudahkan, ketimbang harus menggunakan centong nasi atau sendok makan.

Apa jadinya jika gir dan per sepeda motor disatukan? Bagi warga Indonesia Timur, bisa jadi kursi nan unik. Kursi kecil yang bisa berputar. Estetik dan menarik.

Aneka instalasi tersebut adalah wujud pembuatan kembali desain produk, teknologi, dan benda-benda hasil "akal-akalan warga" dari Indonesia Timur. Adalah RURU ArtLab yang telah menyajikan kreasi imajinasi dalam tajuk Akal-Akalan Timur.

Ada puluhan hingga ratusan karya hasil akal-akalan warga yang ditemukan selama program riset dan residensi di tiga kota pesisir Indonesia Timur yakni Sorong, Ambon, dan Ternate. Melihat barang-barang tersebut memberikan inspirasi bahwa barang bekas tidak selamanya harus segera berakhir di tempat sampah.

Kala Sampah Disulap Jadi Barang Kaya Manfaat

Wayang waran dari limbah plastik/ Foto: Nurvita Indarini
info gambar

Bagian lain ruang tamu PKN di Galeri Nasional memperlihatkan sejumlah barang yang dibuat dari sampah. Misalnya saja sampah plastik yang disulap menjadi wayang waran.

Wayang waran dari pemanfaatan limbah plastik ini setidaknya mengusung dua nilai edukasi. Pertama, pelestarian budaya Lombok Utara. Kedua, pemanfaatan sampah plastik menjadi barang baru yang bermanfaat.

Tah hanya wayang waran, ada juga barang-barang lain hasil pemanfaatan sampah plastik. Sebut saja celemek dan tas. Kedua karya ini dibuat menggunakan metode penyambungan limbah plastik yang tak lagi terpakai. Pesan dari kegiatan ini adalah limbah plastik di sekitar bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai fungsi bagi kebutuhan hidup.

Lalu bagaimana dengan botol-botol plastik? Jangan khawatir, tetap bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi barang yang berguna. Misalnya saja dibuat menjadi tatakan gelas yang cantik. Lihat saja, seperti terbuat dari bebatuan, padahal sebenarnya asal muasalnya adalah botol plastik.

Tatakan gelas dari tutup botol plastik
info gambar

Sebetulnya, di tengah masyarakat muncul gerakan-gerakan penyelamatan lingkungan. "Rasa sayang" pada lingkungan melahirkan gagasan-gagasan untuk mengolah sampah menjadi aneka barang yang punya nilai fungsi dan nilai jual. Budaya yang patut ditiru dan dilestarikan.

Penutup

Itulah sekelumit cerita dari pengalaman singgah ke ruang tamu PKN. O, ya,

Galeri Nasional adalah satu dari empat puluh titik ruang tamu PKN 2023.

Di tahun ini, tema yang diusung PKN adalah 'Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan'. Kegiatan merawat yang saling melengkapi. Harapannya, semangat merawat Bumi dan Kebudayaan bisa terus menguar, menular, dan mengular.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini