Bantuan Pendidikan untuk Palestina

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Bantuan Pendidikan untuk Palestina
info gambar utama

Penulis Senior GNFI.

Kebrutalan tentara Israel sudah diluar nalar manusia, membunuh rakyat Palestina di Gaza tanpa membedakan mana combatant mana penduduk sipil atau civilians. Para pejabat Israel yang menyebut orang Palestina itu “human animal” menutup telinga mereka atas kenyataan bahwa jutaan orang di berbagai negara di dunia ini memprotes genosida yang dilakukan.

Bahkan sudah ada berbagai bukti bahwa sebenarnya Israel tidak melakukan tindakan balasan atau dendam mereka terhadap pejuang Hamas setelah serbuan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 pagi, namun mereka melakukan sapu bersih atau melenyapkan warga Gaza dari tanah airnya yang nantinya akan di klaim Israel sebagai tanah mereka.

Semua orang apapun latar belakang agama dan warga negara, tidak tega melihat wanita, orang tua dan anak-anak kecil bahkan bayi dibunuh secara kejam oleh tentara Israel dengan senjata-senjata modern mereka yang berasal dari bantuan Amerika Serikat.

Berbagai laporan dunia menyatakan bahwa setiap 10 menit ada anak-anak kecil mati di Gaza. Bagaimana tidak, Israel secara membabi buta mengebom Rumah Sakit, tempat pengungsian, iring-iringan ambulan, Masjid dan Gereja, rumah tempat tinggal, wartawan, dsb.

Tidak ada tempat yang aman di Gaza bagi warga Palestina. Seorang wartawan Palestina dalam laporan live nya mengatakan bahwa beberapa kolega nya terbunuh menjadi syuhada dan sebentar lagi diapun akan terbunuh.

Banyak demonstran yang memprotes kebiadaban Israel di berbagai kota dunia seperti Washington, San Francisco, London, Madrid, Sydney, Tokyo, Jakarta, Teheran, Istambul–Ankara Turkiye dsb.–mengatakan bahwa kita tidak harus menjadi Muslim atau orang Arab untuk peduli pada penderitaan warga Palestina di Gaza, karena ini adalah soal kemanusiaan.

Indonesia baik pemerintah maupun masyarakatnya sudah dan terus menunjukkan sikap pembelaannya terhadap Palestina agar mendapatkan kemerdekaan. Sikap ini sudah tertuang di Mukadimah UUD 1945 dan juga didasarkan pada sejarah bahwa Palestinalah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bahkan ada pengusaha kaya Palestina waktu itu yang mendonasikan kekayaannya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sikap kemanusiaan membela rakyat Palestina itu juga di tunjukkan oleh Universitas Airlangga Surabaya dengan memberikan bantuan Pendidikan. Pada saat sidang Dies natalis ke 69 Perguruan Tinggi yang berada di Timur Jawa Dwipa ini (15/11/2023) memberikan beasiswa kepada lima mahasiswa Palestina yang sedang studi di UNAIR.

Rektor Unair Mohammad Nasih menjelaskan, beberapa mahasiswa asal Palestina yang menimba ilmu di Unair tidak dapat menghubungi sanak saudaranya. Akibatnya, kiriman biaya hidup yang seharusnya mahasiswa terima harus terhenti begitu saja.

"Ada kawan-kawan yang untuk menghubungi keluarganya saja kesulitan bahkan tidak bisa. Apalagi untuk mendapatkan kiriman biaya dan lain-lain. Sehingga, pasti kondisi seperti sekarang akan sangat mengganggu proses belajar mengajar dari kawan-kawan mahasiswa," kata Nasih.

Menganut nilai morality (dari motto Unair “Excellence with Morality), kata Nasih, UNAIR terpanggil untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Nasih berharap, dukungan moral maupun materi dapat membantu mahasiswa Palestina untuk dapat melanjutkan studi mereka di Indonesia.

"Support dari kita sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan, paling tidak studi kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Palestina. Rencananya kita memberikan beasiswa sampai dengan selesainya studi yang bersangkutan," ujar Nasih.

Sebelumnya di beberapa berita media menyebutkan bahwa Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan beasiswa kepada 22 kadet calon mahasiswa asal Palestina untuk kuliah di Universitas Pertahanan (Unhan).

Program beasiswa dari Kemhan RI ini merupakan inisiatif dari Menhan Prabowo yang menindaklanjuti pembicaraan dengan Dubes Palestina pada tahun 2022. Menhan Prabowo menerima 22 kadet tersebut, bersama Duta Besar Palestina Dr. Zuhair S.M Al-Shun dan Rektor Unhan RI Letjen TNI Jonni Mahroza, pada Rabu (8/11/2023).

Bantuan negara dan masyarakat Indonesia kepada bangsa Palestina diberikan dalam berbagai bentuk misalnya materi, bahan kebutuhan sehari-hari, obat-obatan dsb. Dan bantuan yang diberikan oleh UNAIR dan Kemenhan adalah bantuan yang tidak kalah pentingnya, karena bantuan ini dalam bentuk Pendidikan yang sangat diperlukan oleh anak-anak muda Palestina, agar mereka menjadi generasi yang kuat, berilmu demi membangun negara Palestina.

RI Pimpin Negara-negara OKI untuk Segera Bantu Palestina

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini