Tiga Narasi Makhluk Halus yang Dipercaya Oleh Masyarakat Minangkabau Sampai Sekarang

Tiga Narasi Makhluk Halus yang Dipercaya Oleh Masyarakat Minangkabau Sampai Sekarang
info gambar utama

Dari sudut pandang antropologi, narasi-narasi tentang lahir karena adanya kebutuhan masyarakat menjelaskan suatu fenomena alam atau kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskan secara rasional. Narasi-narasi itu kemudian terus berkembang dan bertahan dalam ruang bawah sadar manusia sampai saat ini.

Faktor-faktor seperti modernisasi, urbanisasi sampai globalisasi tidak secara signifikan memusnahkan narasi-narasi ini dari keyakinan manusia. Bahkan, beberapa masyarakat di kota besar masih mengamalkan tradisi-tradisi kuno yang melibatkan interaksi dengan makhluk halus.

Fenomena ini sekaligus mementahkan stereotip yang menyebutkan bahwa masyarakat perkotaan lebih teredukasi cenderung mengabaikan kepercayaan tradisional atau mistis. Pengalaman pribadi, warisan budaya, dan tradisi turun temurun membentuk kepercayaan ini, menciptakan landasan yang kuat yang melekat dalam pikiran dan hati masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Untuk konteks masyarakat etnik di Indonesia, meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, tetapi kepercayaan masyarakat terhadap makhluk halus tetap dipelihara bahkan keyakinan itu seakan-akan “dirasionalisasikan” dalam ajaran agama Islam.

Setelah PLTS Cirata, Raksasa Energi Arab Saudi Kini Garap Hidrogen Hijau di RI

Dirasionalisasikan maksudnya di sini adalah keyakinan tersebut diberikan tempat dalam beberapa praktik keagamaan juga melibatkan interaksi dengan dunia supranatural, seperti ruqyah (penyembuhan dengan bacaan Al-Quran) untuk melawan pengaruh jin atau setan.

Salah satu masyarakat etnik di Indonesia yang masih bertahan dalam keyakinan itu adalah masyarakat Minangkabau. Sebagai kelompok etnik yang memegang kuat ajaran agama Islam, tercermin dalam falsafah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” awalnya masyarakat Minangkabau dianggap lebih rasional melihat fenomena di sekitar mereka.

Namun, fakta membuktikan hal yang sebaliknya yang sangat bertentangan dengan asumsi tersebut. Berbagai bentuk dan jenis cerita dan kepercayaan tentang makhluk gaib di Minangkabau berkembang secara organik dalam tubuh tradisi lisan dan cerita rakyatnya.

Hal ini membuktikan bahwa meskipun ada ekspektasi bahwa prinsip-prinsip agama Islam akan memoderasi atau mengurangi kepercayaan terhadap hal-hal mistis, nyatanya, mitos-mitos ini tetap memiliki daya tarik kuat di kalangan masyarakat Minangkabau.

Lalu apa saja narasi-narasi makhluk halus yang sampai saat ini masih dipercayai oleh masyarakat etnik Minangkabau, bahkan diantaranya berkembang untuk konsumsi hiburan?

1. Palasik atau Kuyang

Kepercayaan orang Minangkabau tentang palasik bervariasi. Ada yang mempercayai palasik sebagai sosok makhluk halus, sebagaimana masyarakat etnis lainnya mempercayai leak (Bali), pok-pok (Sulawesi), lelembut, sundel bolong (Jawa).

Ada pula sebagian masyarakat mempercayai palasik sebagai ilmu sihir. Namun demikian, kedua variasi kepercayaan itu bermuara pada satu model yakni palasik adalah seorang perempuan yang hidup abadi. Keabadian sosok palasik ini membutuhkan imbalan, yaitu meminta korban anak manusia, lebih tepatnya otak seorang anak.

Gambar adalah hasil tangkapan layar dari konten berjudul
info gambar

Gejala-gejala yang muncul pada anak-anak yang terkena palasik yakni suhu tubuh naik sangat tinggi, muntah-muntah, kulit anak yang keriput, serta tingkah laku yang rewel. Tanda cekungan bekas gigitan pada bagian ubun-ubun kepala menjadi indikator yang dianggap sebagai bukti keberadaan palasik. Sayangnya, kebanyakan anak korban palasik berakhir dengan kematian.

Gunting kecil, dasun tungga, adalah dua benda yang diyakini oleh masyarakat Minangkabau sebagai penangkal Palasik. Dan, biasanya kepada setiap wanita yang baru melahirkan diberikan pengetahuan tentang cara-cara menangkal makhluk ataupun ilmu sihir ini.

Kepercayaan dan praktik pencegahan terhadap palasik mencerminkan kompleksitas kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Minangkabau. Meskipun pada tingkat intelektual dan rasional, palasik adalah bagian integral dari warisan budaya dan kepercayaan masyarakat Minangkabau.

Menuju Era Pemilu 2024: Tips Memilih Pemimpin Bangsa Bagi Pemula

Hal ini sekaligus mencerminkan bagaimana kebudayaan dan keyakinan lokal dapat membentuk tindakan dan pemahaman masyarakat terhadap fenomena supranatural dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2. Inyiak Balang

Kepercayaan tentang Inyiak Balang, sosok makhluk supranatural memberikan wawasan menarik tentang hubungan antara manusia dan alam. Awalnya, Inyiak Balang merupakan seekor harimau biasa, yang dianggap sebagai binatang buas yang menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Harimau ini sering memangsa orang-orang yang melewati hutan tempat tinggalnya, menimbulkan kecemasan di kalangan penduduk setempat.

Gambar hanya ilustrasi. Inyiak Balang adalah sosok harimau jadi-jadian yang dipercaya sebagai sosok penjaga dan pelindung hutan-hutan di Minangkabau. Ilustrasi Yerri Satria Putra
info gambar

Ketegangan antara masyarakat dan Inyiak Balang mencapai puncaknya ketika pandeka dari Nagari Sitapus dipanggil untuk memburu makhluk tersebut. Pandeka berhasil mengalahkan Inyiak Balang, mengikatnya, dan menahan harimau tersebut di rumahnya. Selama dalam masa tahanan, Inyiak Balang hidup dalam kurungan dan siksaan, Inyiak Balang akhirnya memohon ampun kepada pandeka. Sekaligus dia berjanji untuk selalu berbuat kebaikan bagi masyarakat Minangkabau.

Mendengar janji itu, pandeka akhirnya melepaskan Inyiak Balang dan memberinya kesempatan untuk membuktikan niat baiknya. Sejak saat itu, Inyiak Balang menepati janjinya dan tidak lagi memangsa warga. Mitos ini menciptakan suatu narasi tentang transformasi makhluk buas menjadi pelindung masyarakat setelah mengalami peristiwa kritis.

Siapa Itu Rohingya, dan Mengapa Mereka Bisa Terlantar?

Dalam kepercayaan masyarakat Minangkabau, Inyiak Balang sering membantu warga yang tersesat di dalam hutan. Inyiak Balang mematahkan ranting-ranting yang akhirnya menuntun warga keluar dari hutan. Namun, bantuan ini hanya diberikan kepada mereka yang meminta pertolongan kepada Inyiak Balang, menunjukkan bahwa interaksi antara manusia dan makhluk supranatural ini dilandaskan pada saling pengertian dan kerjasama.

3. Si Bigau

Si Bigau dianggap sebagai manusia jadi-jadian yang memiliki kemampuan untuk bermetamorfosis menjadi babi hutan, yang dianggap sebagai hama oleh masyarakat Minangkabua. Awalnya Si Bigau adalah seorang pemuda yang sangat malas, keras kepala, dan memiliki akhlak buruk.

Gambar hanyalah ilustrasi. Si Bigau adalah sosok babi jadi-jadian yang dipercaya oleh orang Minangkabau sebagai bentuk kutukan bagi seorang anak yang malas dan selalu melawan kepada ibu. Ilustrasi Yerri Satria Putra.
info gambar

Pada suatu hari, Bigau terlibat dalam pertengkaran hebat dengan ibunya karena membantah dan menolak permintaan ibunya. Sikap keras kepalanya membuat ibunya merasa sangat sedih, sehingga akhirnya si ibu mengusirnya dari rumah.

Singkat cerita, Si Bigau akhirnya hidup sendiri di tengah hutan. Seiring waktu, Si Bigau menjadi penunggu hutan. Kadang-kadang ia keluar mencari makan, berubah wujud menjadi seekor babi hutan. Masyarakat setempat meyakini bahwa babi-babi hutan di Nagari mereka adalah keturunan dari Si Bingau.

Kepercayaan ini mencerminkan pandangan masyarakat terhadap hubungan antara perilaku manusia dan alam sekitarnya. Bigau, dengan sifat malas dan keras kepala, dihukum dengan diusir dari rumah dan kemudian tersesat di dalam hutan. Transformasinya menjadi babi hutan diyakini sebagai hukuman atau kutukan atas perilakunya yang buruk.

Mengingat Nusantara Lewat Minyak Atsiri Scent of Wonderful Indonesia

Demikianlah tiga bentuk kepercayaan rakyat asal Minangkabau terhadap keberadaan makhluk-makhluk halus atau makhluk supranatural. Walaupun narasi-narasi itu kurang terterima oleh sebagian masyarakat modern saat ini, tetapi tidak bisa dipungkiri, narasi-narasi tersebut sudah bertahan sangat lama, dan menjadi warisan dari kekayaan pemikiran masyarakat masa lalu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini