Pilih Kerja di BUMN atau Start-Up? Lihat Budaya Organisasinya!

Pilih Kerja di BUMN atau Start-Up? Lihat Budaya Organisasinya!
info gambar utama

Bagi mahasiswa akhir yang sedang menyusun skripsi atau mahasiswa yang ingin mengikuti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, artikel ini sangat membantumu dalam memulai karier di dunia indutri!

Tentu kita tidak asing dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana menurut Undang-Undang No 19 Tahun 2003 perusahaan ini dimodali sepenuhnya oleh kekayaan negara. Perusahaan BUMN yang menjadi incaran para mahasiswa biasanya di lingkaran PT Telkom, PT Pertamina, PT PLN, dan PT KAI.

Selain itu, start-up juga menjadi primadona dan saat ini menjadi idaman gen-Z, di antaranya seperti Paragon, Lazada, Shopee, dan GoTo. Dua opsi tersebut sangat popular di Perguruan Tinggi dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, terutama dalam hal budaya organisasinya.

Budaya Organisasi

Lingkungan kerja menentukan seseorang untuk berkembang dan mencapai karir yang telah direncanakan. Bagaimana budaya organisasi memainkan peran di dalamnya? Menurut George et al. (2020) budaya organisasi adalah kumpulan keyakinan, harapan, nilai, norma, dan rutinitas yang membentuk cara organisasi bekerja yang mempengaruhi orang di dalamnya bekerja bersama mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, seluruh aspek individu dan perusahaan saling terikat satu sama lain. Dengan demikian, penting untuk memilih budaya organisasi yang sesuai dengan karakter diri kita sendiri.

Budaya organisasi yang bagus dapat menciptakan lingkungan kerja yang supportif dan memberikan kenyamanan bagi karyawan, sebab waktu kita banyak dihabiskan untuk bekerja dan berinteraksi di dalamnya. Budaya organisasi yang bagus mempu menghargai karyawannya dengan baik.

Karyawan yang merasa dihargai dengan usahanya di perusaahan secara naluri akan mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan totalitas karena berkaitan dengan motivasi di dalam diri seseorang. Namun, lingkungan kerja yang buruk membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi sehingga menjadi masalah untuk rencana karir kedepannya.

Budaya dibentuk oleh perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis. Meskipun perusahaan berhak menentukan budyanya sendiri, tetapi budaya yang baik adalah budaya yang berorientasi pada karyawan dan mampu membuat mereka engage dengan pekerjaan.

Dengan demikian, sebagai seorang yang ingin masuk ke dunia industri kita harus pintar menganalisis nilai-nilai yang kita miliki apakah sesuai dengan nilai atau budaya yang ada dalam perusahaan atau tidak karena sangat penting untuk membuat kita berkembang dan meniti karir di masa depan.

Bagaimana Budaya Organisasi di BUMN?

Budaya organisasi di BUMN biasanya lebih formal dan hierarkis yang terfokus pada konsistensi dan stabilitas bisnis. Bekerja di BUMN memiliki beberapa keuntungan seperti pekerjaan yang lebih stabil yang berarti bahwa kawan GNFI memiliki harapan besar untuk bertahan di perusahaan terlepas dari kondisi ekonomi maupun internal perusahaan.

Kompensasi lebih kompetitif sehingga menarik bagi karyawan seperti pemberian upah dan tunjangan. Kemungkinan mengembangkan karir di perusahaan besar dan mapan yang nantinya dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif bagi Kawan GNFI.

Namun, bekerja di BUMN juga memiliki kekurangannya. Budaya kerja bersifat lebih formal dan kaku yang menekankan pada aturan dan prosedur yang harus dipatuhi serta perintah atasan biasanya bersifat mutlak sehingga berpotensi membuat karyawan tertekan apabila tidak cocok dengan sistem ini.

Peluang untuk berkembang dan berinovasi secara cepat lebih terbatas sehingga kreativitas mahasiswa tidak tertampung dengan sepenuhnya padahal usia muda seharusnya membutuhkan ruang untuk menuangkan ide dan gagasannya dengan bebas.

Bagaimana Budaya Organisasi di Start-Up?

Perusahaan start-up merupakan jenis baru yang biasanya di dukung oleh perkembangan teknologi dan memiliki budaya organisasi yang lebih informal dan fleksibel. Fokusnya adalah pertumbuhan dan inovasi yang menekankan pada hasil kerja sehingga karyawan sangat dibebaskan dalam bekerja.

Oleh karena itu, mereka sering dikaitkan dengan istilah “bakar uang”. Karir karyawan biasanya lebih mudah diakses dan tidak selalu jelas karena pekerjaan dapat berubah sewaktu-waktu.

Bekerja di perusahaan start-up menawarkan beberapa keuntungan yang menarik. Kesempatan untuk belajar dan berkembang secara cepat cocok bagi mahasiswa yang menginginkan kepuasan dan meraih masa depan yang lebih menantang. Budaya kerja yang santai dan fleksibel ini membebaskan Kawan GNFI dari aturan dan prosedur yang rinci mulai dari seragam pakaian ataupun senioritas.

Terakhir, adanya peluang untuk berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru sehingga dapat berkontribusi secara aktif bagi perusahaan tempat bekerja.

Namun, dari berbagai keunggulan yang ada, tentu start-up memiliki kekurangannya sendiri. Pekerjaan yang tidak terjamin karena situasi perusahaan yang masih dalam tahap berkembang apapun dapat terjadi demi kelangsungan jangka panjang perusahaan.

Gaji dan tunjangan yang tidak kompetitif, hal ini disebabkan karena anggaran yang dimiliki terbatas untuk mendanai keperluan bisnisnya dan pendapatannya yang masih belum stabil. Tingkat kemungkinan kegagalan yang lebih tinggi, sebab saat ini banyak mahasiswa yang berlomba-lomba masuk di start-up dengan beralasan ingin memperoleh tantangan dengan belajar mengenai budaya organisasinya.

Untuk Kawan GNFI yang ingin memilih perusahaan bekerja, saya memberikan langkah-langkah yang dapat membantu mahasiswa memilih tempat kerja yang sesuai. Pertama, lakukan penelitian mendalam tentang perusahaan yang ingin Kawan GNFI masuki mulai dari visi misi dan nilai-nilai organisasinya.

Kedua, bicaralah dengan karyawan kedua perusahaan tersebut menganai bagaimana implementasi budaya organisasi di dalamnya. Ketiga, sesuaikan dengan sifat dan tujuan karier Kawan GNFI di masa depan. Dengan melakukan hal itu, kawan GNFI dapat membuat keputusan yang tepat tentang tempat kerja yang paling cocok dengan Kawan GNFI.

Referensi

  • George, JM and Jones, Gareth R (2020) ‘Contemporary Management: Creating Value in Organizations, 11 th edition, Global edition, New York: McGraw-Hill Irwin
  • Peraturan.bpk.go.id. https://peraturan.bpk.go.id/Details/43919

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini